TikTok merilis aplikasi streaming musik yang diberi nama TikTok Music. Setelah saya coba, aplikasi ini ternyata lebih unggul daripada Spotify. Begini alasannya…
Tingginya minat masyarakat dalam mendengarkan musik secara online membuat perusahaan berlomba-lomba meramu streaming musik terbaik. Di Indonesia, Spotify and Joox adalah dua aplikasi yang pertama kali mempopulerkan tren music-on-demand. Kalau nggak salah, tren itu mulai booming sekitar tahun 2015-2016.
Saya dulu tetap memilih Spotify di tengah maraknya penggunaan Joox di antara teman-teman satu kelas. Maklum, saat itu Joox memang sangat murah hati sebab aplikasi ini menyediakan banyak lagu yang dapat diakses secara gratis. Cocok banget untuk anak SMP yang lagi doyan eksplor lagu-lagu baru. Seiring berjalannya waktu, aplikasi streaming musik online baru juga mulai bermunculan untuk menyaingi Spotify.
Salah satunya adalah TikTok Music, aplikasi streaming musik dari TikTok yang baru dirilis pada tahun 2023 lalu. Agak aneh memang ketika saya mendengar ada perusahaan media sosial yang membuat aplikasi musik on-demand. Nggak cocok aja rasanya. Meski begitu, ketika saya mencoba free trial-nya ternyata aplikasi ini nggak buruk-buruk amat. Bahkan, ada beberapa fitur yang menurut saya membuat TikTok Music jauh lebih unggul daripada Spotify.
Daftar Isi
Tampilan TikTok Music seperti media sosial
Hal pertama yang bikin saya agak kagok ketika membuka aplikasi ini adalah tampilan awalnya yang mirip medsos, wabilkhusus TikTok. Iya saya tahu, namanya juga TikTok Music pasti ya mirip TikTok. Tapi, hal yang saya maksud adalah pemutar musiknya itu lho benar-benar mirip seperti tampilan FYP TikTok.
Jadi ketika sedang memutar musik kita bisa melihat ada tombol like, comment, dan share di bagian kanan layar yang tersusun secara vertikal. Mirip, kan? Nggak cuma itu, kalau mau nge-pause lagu kita juga nggak perlu repot-repot mengarahkan jempol ke tombol pause. Cukup mengeklik gambar album, lagu akan otomatis berhenti. Yang paling ajaibnya lagi, kalau mau pindah lagu juga mudah sebab kita hanya perlu scroll layaknya nonton video TikTok. Keren, kan?
Dilengkapi fitur chat AI dan song catch
Hal lain yang membuat TikTok Music lebih unggul daripada Spotify adalah adanya fitur chat AI dan song catch. Fitur chatting ini bernama Tonik, jadi kita bisa ngobrol bareng Tonik seputar lagu. Misalnya, kita bisa tanya tentang lagu-lagu populernya artis tertentu dan jadwal konser hari ini. Meski masih beta, jawaban Tonik nggak aneh dan sangat membantu.
Sebetulnya fitur semacam ini juga ada di aplikasi musik lain bernama Trebel. Hanya saja, Trebel memang kurang diminati masyarakat sehingga fitur chat AI seperti ini juga kurang tenar. Selain itu, ada juga fitur song catch yang berfungsi untuk mencari lagu yang kita nggak tahu judulnya. Mirip-mirip Shazam gitu, deh. Sayangnya, free trial saya sudah habis duluan sebelum saya sempat mencobanya.
Harga langganan yang nggak bikin boncos
Dengan fitur yang unik dan lengkap, saya rasa TikTok Music dibanderol dengan harga yang ramah di kantong. Untuk pengguna individu, langganan per bulannya cuma Rp49.000. Terasa mahal? Fyi, untuk paket yang sama, Spotify dibanderol dengan harga Rp54.990, sementara YouTube Premium Rp59.000 per bulan. Gimana? Nggak jadi bilang mahal, kan?
Sementara untuk langganan paket keluarga TikTok Music Rp79.000 per bulan dan mencakup hingga 6 akun sekaligus. Selain it, aplikasi ini juga memiliki pilihan paket langganan lain. Misalnya, Duo untuk dua orang, Student untuk pelajar, dan Weekly Plan untuk langganan mingguan. Oh ya, ada juga promo Ramadan Offer. Di promo ini kita cuma perlu membayar Rp22.500 per bulan sampai 6 bulan ke depan, lalu setelahnya cukup bayar Rp44.900 saja.
Gimana? Dengan berbagai keunggulan di atas, nggak berlebihan kalau TikTok Music memang lebih unggul daripada aplikasi streaming musik lainnya? Kalau penasaran, coba aja download aplikasinya sekarang, Gaes.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kenapa Lagu TikTok Terasa Lebih Nyantol di Telinga Kita?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.