Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tidak Semuanya Pembaca Buku di Kereta itu Keren!

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
10 Mei 2019
A A
Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini terminal mojok.co

Sebelum Bersedia untuk Tukar Kursi Kereta, Pastikan Dulu 3 Hal Ini terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kita mungkin kerap kali mendapati postingan di media sosial yang menampakan foto seorang pria tampan yang tengah membaca buku di dalam kereta. Yang nge-like jutaan dan yang komen ribuan. Saya kadang mikir, ini yang mereka like dan komen itu, karena kebiasaan membaca si pria atau memang karena si prianya ini kebetulan berwajah tampan. Karena beberapa kali saya dapati postingan yang sama, tapi dengan cowok yang berbeda, kok sepi-sepi aja. Yah, macam postingan saya mungkin.

Baiklah, terlepas tampan atau cantik, sebenarnya saya sangat suka melihat orang membaca buku di dalam kereta. Tiap liat film Jepang, selalu saja ada tokoh yang membaca buku di dalam angkutan umum. Seolah membaca buku di dalam kereta itu hal lumrah.

Sedangkan di dalam kereta kita, alih-alih membaca buku, kita justru sibuk memainkan gadget. Membaca buku kadang malah terlihat aneh dan norak. Bagi orang awam pasti bakalan mikir, “Apaan sih ini orang, baca buku di dalam kereta, kayak gak ada tempat lain aja buat baca buku!”

Oh, iya sampai lupa. Budaya kita kan membaca postingan orang di medsos lalu beramai-ramai mengomentarinya dan kadang membully. Membaca buku di dalam kereta mungkin belum masuk kategori budaya kita, jadi wahai pembaca yang budiman, harap maklum ya. Hormatilah orang yang tidak suka membaca buku.

Saya sendiri sangat suka membaca buku di dalam kereta kalau pas berpergian sendiri. Kalau pas sebelahnya orangnya ramah dan mau diajak ngobrol, maka ya saya tutup itu buku dan mulai berghibah bersama. Tapi kalau kebetulan hari sial saya, dan sebelah kanan dan kiri saya poker face, maka lebih baik saya membaca buku saja.

Semenjak kejadian mengenaskan di suatu hari yang menyebalkan, saya memutuskan untuk tidak lagi tidur di kereta kalau pas tidak ada temannya. Karena pernah suatu hari saya naik kereta dari Stasiun Klender ke Stasiun Bekasi, saya ketiduran, lah bangun-bangun kok malah sampai Stasiun Jatinegara. Jadi pas sampai Bekasi, si kereta ini balik lagi ke Jakarta bahkan melewati stasiun awal saya naik itu. Emanglah, susah punya mata ngantukan.

Jadi untuk mengusir rasa jenuh di dalam kereta, saya selalu membawa buku di tas. Kenapa gak main handphone aja kayak orang-orang? Nggak tahu kenapa, saya paling gak bisa konsen main hape di dalam kendaraan. Dalam ilmu fisika dulu pernah diajarkan sih ya, apa hubunganya kendaraan yang bergerak dengan otak kita gunakan saat membaca. Tapi saya lupa atau lebih tepatnya gak tahu, gimana kesimpulannya membaca dalam kendaraan yang berjalan itu bisa bikin buyar kepala, mungkin waktu pelajaran itu saya kebetulan ketiduran di dalam kelas.

Jujur saya juga suka sekali melihat orang lain membaca dalam kereta. Pernah suatu hari saya melihat ibu-ibu berusia 52 tahun tengah asyik membaca di dalam gerbong kereta. Pernah juga melihat anak sekolah yang tengah ketawa cekikan membaca novel Dilan 1990. Pernah juga melihat anak muda pake jas almamater tengah melipat-lipat keningnya sambil membaca buku Tan Malaka. Semua itu pemandangan yang indah di dalam perjalanan naik kereta.

Baca Juga:

Bepergian Solo-Jogja Lebih Nyaman Naik Motor daripada KRL yang Penuh Sesak

Kasta Kereta Api Kediri-Semarang, KA Majapahit Masih Jadi Juaranya

Tapi oh tapi, kadang ada saatnya saya bertemu dengan pembaca buku di dalam kereta yang amat sangat menyebalkan. Bukannya terlihat keren, saya melihatnya membaca justru rasanya ingin mengeluarkan jurus kame ha me ha .

Sebagai pembaca, saya tahu benar di saat kita terhanyut dalam cerita dan isi buku kita akan fokus pada buku. Masa bodo mau meteran token listrik bunyi, berisik rhingga membuat para tetangga merasa terganggu, kalau buku belum kelar dibaca pantang beranjak dari kasur. Saya sendiri pernah mendadak pura-pura budek saat dipanggil, karena tak mau diganggu saat membaca.

Lalu saya sadar, fungsi dari membaca buku itu adalah menumbuhkan rasa empati dan simpati pada orang lain. Membaca cerita orang lain dan sejarah kehidupan, harusnya membuat kita mendewasa dan ikut serta dalam penderitaan orang lain. Kalau kata orang bijak, mata yang sibuk membaca itu bukan berarti matanya tertutup akan kesedihan orang di sekitarnya. Begitu juga dengan tangan yang penuh dengan buku, hingga membuat tangan kita enggan untuk membantu orang lain.

Nah, balik lagi ke pembaca di kereta ya. Jadi saya sudah lima kali mendapati pembaca yang menyebalkan. Pertama, seorang anak muda. Dia duduk dan tekun membaca buku di dalam kereta hingga dia sampai tak sadar ada seorang manula renta di depannya yang berdiri karena tak dapat tempat duduk.

Apa segitunya ya orang fokus membaca hingga tak memperdulikan sekitarnya. Setelah sekitar lima belas menit, saat si pemuda ini mau turun dia baru mempersilakan si nenek duduk. Lah, pas mau turun dia bisa lihat sudah sampai mana, pas liat manula di hadapannya dia malah fokus membaca. Padahal sudah jelas-jelas, ada kursi prioritas. Dia bisa membaca buku tebal yang njelimet kayak gitu, tapi baca peringatan yang sepele seperti itu kok ya gak bisa.

Pernah lagi saya juga jumpai remaja putri yang asyik membaca buku, kejadiannya hampir serupa seperti si pemuda budiman tadi. Tapi yang ini, yang berdiri seorang wanita hamil. Biar saya kasih tahu ya, kadang di gerbong wanita itu pada kejam-kejam. Kalau gak diminta tempat duduknya, orang jarang peduli walau itu wanita hamil atau manula.

Setelah sekitar sepuluh menit si pembaca ini akhirnya menyerahkan tempat duduknya dengan muka di tekuk karena diminta oleh security kereta. Mungkin pembaca ini merasa terganggu karena ritual membacanya harus terusik oleh kedatangan si wanita hamil yang mengambil hak kursinya.

Kalau bagi saya pribadi, membaca di kereta itu boleh-boleh saja, bagus malahan. Tapi yo mbok liat situasi dan kondisi. Jangan jadi manusia egois yang tak peduli dengan orang lain. Tunjukan bahwa membaca itu tak cuma bikin otak semakin agak pintar, tapi dengan membaca, kita bisa jadi manusia yang berjiwa sosial.

Jangan cuma pintar berteori, tapi menyerahkan tempat duduknya untuk orang yang membutuhkan saja masih enggan. Menyerahkan tempat duduk mesti harus diminta dulu, baru mau berdiri.

Seperti halnya Alquran, kita memang diwajibkan untuk membacanya, tapi yang sesungguhnya kita disuruh hidup dengan menjalankan apa yang ada di Alquran. Jadi kita harus tahu arti dan makna apa yang kita baca. Lalu diamalkan sebagai bentuk tindakan bukan cuma ngomong doang kan ya. Maaf bukan niat menggurui, cuma mengingatkan.

Bagi para pembaca di kereta yang budiman, mari lebih peka dan jangan egois. Itu baru pembaca keren.

Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2019 oleh

Tags: Anak KeretaKeretaMembaca Buku
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Joki Tas di Kereta Memang Menyebalkan Terminal Mojok

Betapa Nyebelinnya Joki Tas di Kereta

24 Juni 2022
Menghitung Gaji Thomas and Friends, si Kereta Lucu Berwarna Biru

Menghitung Gaji Thomas and Friends, si Kereta Lucu Berwarna Biru

17 Mei 2020
buruh

Buruh Membaca Buku, Apa Pentingnya?

5 September 2019
Buku 'Semesta Murakami' Adalah Kitab Penting untuk Penulis terminal mojok.co

Bukan Ajang Pamer, #Favoritebookchallenge Itu Usaha Menebar Gemar Membaca

28 Agustus 2020
Pengalaman 32 Jam Naik Kereta Api Pakistan seperti Kembali ke Era 90-an Mojok.co

Pengalaman 32 Jam Naik Kereta Api Pakistan seperti Kembali ke Era 90-an

5 Januari 2025
tiket kereta, Berbagai Hal Ini Bisa Kamu Lakukan Saat Sumpek di Kereta

Berbagai Hal Ini Bisa Kamu Lakukan Saat Sumpek di Kereta

17 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.