Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tidak Semua Orang Gendut Itu Lucu dan Harus Bisa Melucu

Ningsih oleh Ningsih
29 November 2020
A A
Tidak Semua Orang Gendut Itu Lucu dan Harus Melucu terminal mojok.co

Tidak Semua Orang Gendut Itu Lucu dan Harus Melucu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya kena karma. Dulu saya sering jengkel sama Mas Penjaga Warnet yang gembul dan cemberut terus, eh beberapa waktu yang lalu badan saya berubah gembul juga dan tak kalah cemberutnya. Saya bertransformasi jadi orang gendut.

Mas penjaga warnet yang saya kenal itu, sebut saja namanya Mas Agus, tak pernah bersikap sesuai ekspektasi saya. Dia senyum sekadarnya, tidak pernah membuat lelucon, dan secara umum kalau lagi giliran jaga ya diem aja. Lebih sering, dia menghabiskan waktu baca artikel di internet atau pakai headset muterin lagu-lagu yang disukainya.

Waktu itu, saya masih SMP. Saya sering sekali ke warnet untuk download lagu-lagu kesukaan. Saking seringnya ke warnet, saya hafal semua penjaga warnet yang ada. Saya juga selalu duduk di sebelah meja penjaga, jadi saya sering ngobrol sama mereka.

Mas Agus yang bertubuh gembul itu menjadi “kawan” saya yang paling dingin di antara penjaga-penjaga yang lain. Padahal, bagi saya saat itu, orang gendut haruslah lucu. Apalagi bila gendutnya sudah di atas 60 kg.

Saya tak tahu asal muasal ekspektasi ini. Tapi, kalau bisa mengira-ngira, mungkin asalnya dari tayangan yang saya lihat di TV.

Di zaman saya, ada karakter Boim yang merupakan orang gendut dan lucu. Di serial-serial yang saya tonton pun, ketika ada karakter orang gendut, karakternya selalu suka melucu. Sinetron di zaman sekarang pun saya lihat masih sama. Yang bertubuh gembul seperti si Bunga di Tukang Ojek Pengkolan saja suka membanyol.

Otak saya yang belum dewasa itu pun mengharapkan Mas Agus melontarkan kata-kata humoris. Saya bahkan sudah ancang-ancang kalau dia tiba-tiba mengeluarkan celetukan yang lucu.

Tapi, sekali lagi, Mas Agus sangat jauh dari ekspektasi saya. Dia orang yang sangat seriyes. Beberapa kali saya mencuri pandang apa yang dia lihat di layar desktopnya, eh ternyata dia lagi baca artikel-artikel sejarah.

Baca Juga:

Langkah Cerdas Arie Kriting Lindungi Anak dari Komentar Negatif Warganet

Body Shaming Dibalut Bercandaan Itu Emang Ada Faedahnya?

Karma is real

Bertahun-tahun berselang setelah masa-masa saya suka ke warnet. Warung internet langganan saya itu sekarang sudah tutup karena akses internet sudah mudah dijangkau via smartphone. Salah satu penjaganya yang notabene tetangga saya pun sudah menikah.

Dan meski saya tak tahu kabar soal Mas Agus, namun saya mendapatkan karma dari ekspektasi saya ke dirinya. Ya, selepas SMA, bobot saya naik dari 45 kg ke 55 kg. Ketika masuk masa KKN, tiba-tiba bobot saya naik lagi jadi 70 kg.

Selama saya bertubuh besar, saya merasakan betul kalau orang gendut selalu diharapkan untuk jadi humoris, mentang-mentang tubuh kita gembul. Yang kayak gini nyebelin banget. Orang-orang melihat saya seperti pemeran bertubuh tambun di sinetron-sinetron yang tugasnya membuat suasana jadi ceria.

Padahal, saya ini orangnya sama sekali tidak lucu. Dari zaman dulu sampai sekarang, satu-satunya hal yang tidak pernah bisa saya kuasai adalah kemampuan menjadi humoris. Ketika saya mencoba melucu, sering kali hasilnya jayus dan cuma saya yang ketawa.

Tapi, kenalan saya (terutama yang tidak dekat), anak tetangga, sampai orang-orang random di jalanan punya ekspektasi itu. Mereka sepertinya tidak bisa membayangkan sosok orang gendut yang punya jiwa melankolis kayak saya.

Yang nyebelin lagi, kadang saya harus ketawa-ketawa ketika diajak bercanda dengan garing. Candaan yang paling sering saya terima tentu saja seputar body shaming.

Sebenarnya, saya bukan orang yang sensitif. Jadi dapat perlakuan body shaming kayak apa pun, saya bakal cuek bebek. Cuma, dengerin candaan yang berulang-ulang begitu sangat amat melelahkan lho.

Ketemu tukang bakso, dibercandain kenapa makannya nggak tiga mangkok. Ketemu abang ojek, dibercandain nanti kalau bannya kempes harus ganti. Ketemu dosen, dibercandain kok bisa naik ke lantai tiga padahal badannya kayak gini. Semua orang, dari pedagang kaki lima sampai dosen gemar sekali mengajak saya bercanda soal tubuh besar saya. Bosen, Sis, Bro.

Tapi, kalau saya menolak diajak bercanda, pasti saya dianggap sebagai orang gendut yang sensitif. Pasti nanti dikait-kaitin sama badan saya yang gede. “Sudah gendut, jutek pula!” Mungkin begitu yang bakal ada di pikiran orang-orang.

Menjadi orang gendut pada akhirnya bukan cuma membawa lemak dan daging yang berat. Kami juga harus membawa seabrek stigma, seabrek ekspektasi untuk humoris, dan seabrek topeng wajah yang harus meringis ketika dengerin candaan-candaan berulang yang sama sekali tidak lucu itu.

Photo by Artem Podrez via Pexels.com

BACA JUGA Stop Bikin Konten yang Ngatain Orang India Jorok, dan Ini Serius dan tulisan Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2020 oleh

Tags: body shaminghumoris
Ningsih

Ningsih

Cuma manusia biasa, halah!

ArtikelTerkait

Langkah Cerdas Arie Kriting Lindungi Anak dari Komentar Negatif Warganet Terminal Mojok

Langkah Cerdas Arie Kriting Lindungi Anak dari Komentar Negatif Warganet

14 Januari 2023
Jangan Salah, Jadi Orang Humoris Nggak Seenak yang Terlihat di Internet Terminal Mojok

Jangan Salah, Jadi Orang Humoris Nggak Seenak yang Terlihat di Internet

6 Januari 2021
Body Shaming Dibalut Bercandaan Itu Emang Ada Faedahnya Terminal Mojok

Body Shaming Dibalut Bercandaan Itu Emang Ada Faedahnya?

23 Januari 2021
body positivity

Alih-Alih Body Positivity, Sebenarnya Alasan Untuk Melanggengkan Rasa Malas

16 Oktober 2019
melankolis

Sebagaimana Orang-Orang Humoris, Keberadaan Orang-Orang Melankolis Diperlukan Untuk Menjaga Stabilitas Dunia

10 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.