Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tidak Selesai Membaca Buku Adalah Sebuah Kejahatan

Riyannanda Marwanto oleh Riyannanda Marwanto
23 Juni 2020
A A
tidak selesai membaca buku mojok.co

tidak selesai membaca buku mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa bulan yang lalu saya pernah membaca sebuah tulisan berupa satu kalimat yang lumayan panjang di media sosial. Tulisan tersebut membuat saya berfikir keras. Kesimpulan dari tulisan tersebut adalah, kalau kita tidak selesai membaca buku atau hanya sebagian saja, itu merupakan suatu kejahatan.

Saya pun bingung dan bertanya-tanya. Kenapa perbuatan tidak selesai membaca buku atau hanya sebagian merupakan suatu kejahatan? Apakah perbuatan tersebut merupakan tindakan kriminal? Saya rasa jelas tidak mungkin kalau perbuatan tersebut merupakan tindakan kriminal. Tetapi meskipun bukan merupakan tindakan kriminal, kenapa perbuatan tersebut dianggap sebagai suatu kejahatan?

Awalnya saya menganggap kalau tulisan yang pernah saya baca tersebut hanya ngawur dan salah, ternyata tidak. Pada akhirnya saya bisa paham kenapa perbuatan membaca buku tidak sampai selesai atau khatam dianggap suatu kejahatan. Saya bisa paham setelah saya ingat kejadian yang saya alami beberapa minggu yang lalu.

Jadi beberapa minggu yang lalu sebelum virus corona menyerang, saya pernah membantu mengajar pelajaran PAI di sebuah sekolah. Sekolah tersebut memberikan saya waktu mengajar pada hari kamis selama satu jam, tepatnya pukul: 10:45-11:45 siang. Setelah selesai mengajar, saya langsung menuju masjid dekat sekolah tersebut untuk melaksanakan shalat dzuhur secara berjamaah.

Ketika saya sampai di serambi masjid tersebut, secara tidak sengaja saya mendengar pembicaraan beberapa murid. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa, ada beberapa waktu yang tidak diperbolehkan untuk melakukan shalat sunah. Dia mengatakan salah satu waktu yang tidak diperbolehkan untuk melakukan shalat sunah tersebut adalah, ketika posisi matahari tepat berada di atas kepala atau di tengah-tengah langit.

Setelah itu, murid tersebut juga menganjurkan teman-temannya untuk tidak melakukan shalat sunah tahiyatul masjid sebelum jam 12 lewat 5 menit, tujuannya untuk menghindari waktu ketika posisi matahari berada tepat diatas kepala. Saya pun kaget mendengar pernyataan dari murid itu. Saya kaget karena dia telah gagal paham dalam memahami waktu yang dilarang untuk melakukan shalat sunah.

Penjelasan murid tersebut memang benar mengenai beberapa waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat sunah. Tetapi tidak semua shalat sunah dilarang dilakukan pada waktu tersebut. Seperti shalat sunah tahiyatul masjid, shalat tersebut tidak dilarang dilakukan pada waktu matahari tepat di atas kepala.

Setelah saya ingat kejadian itu, saya menduga kalau murid tersebut belajarnya belum tuntas. Saya menduga dia gagal paham mengenai materi tersebut karena dia tidak selesai membaca referensinya, atau malah gurunya yang mengajari dia juga gagal paham mengenai materi tersebut.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Kejadian tersebut memang merupakan hal yang remeh. Tetapi bagimana kalau si murid itu, menyebarkan pemahamannya tersebut kepada banyak orang dan langsung dianggap benar? atau malah langsung dipraktekan banyak orang? Hal tersebut akan menjadi masalah yang besar, karena membuat banyak orang salah memahami tentang waktu yang tidak diperbolehkan untuk melakukan shalat sunah. Bisa dibilang tindakan tersebut malah menyesatkan banyak orang.

Tindakan tersebut sebenarnya bisa dianggap sebagai suatu kejahatan, karena membuat orang lain melakukan kesalahan dalam berpikir dan bertindak. Tindakan tersebut tidak hanya membuat orang lain menjadi korban dari perbuatan yang salah, tetapi juga membuat orang lain menjadi pelaku yang melakukan perbuatan salah.

Ada pun dampak dari gagal paham murid tersebut masih mending, karena tidak menyebabkan kerugian yang nyata. Akan lebih berbahaya lagi apabila gagal paham dalam mempelajari suatu materi, lalu menimbulkan kerugian yang nyata.

Dari kejadian tersebut, saya menjadi paham kenapa perbuatan membaca buku tidak sampai selesai merupakan suatu kejahatan. Alasannya adalah, apabila kita membaca buku tidak sampai selesai, maka akan menyebabkan gagal paham. Artinya kita tidak memahami materi yang ada di buku dengan benar dan tidak paham sepenuhnya.

Setelah itu, saya jadi berpendapat bahwa tidak paham lebih baik dari pada gagal paham. Maksud dari tidak paham di sini adalah ketika kita sudah berusaha untuk mempelajari sesuatu, tetapi kita belum bisa memahaminya, bukan tidak paham karena malas belajar. Jika kita gagal paham dalam memahami suatu materi atau pelajaran, kita tidak sadar kalau pemahaman kita salah. Selain itu kita juga malah menganggap kalau pemahaman kita sudah benar sepenuhnya.

Tetapi jika kita tidak paham, kita secara sadar tahu kalau kita belum mengerti materi yang kita pelajari. Jika kita gagal paham dalam memahami suatu materi, praktek atau kegiatan yang kita lakukan dengan berpedoman materi yang kita pelajari juga akan salah. Maka tindakan yang dilakukan juga akan menyalahi dan melanggar aturan yang telah ditentukan. Bahkan bisa mengakibatkan kerugian secara nyata, seperti yang ayah saya lakukan.

Seperti cerita murid tadi. Karena murid tersebut gagal paham, secara tidak sadar dia malah menyalahi aturan dan membuat hukum baru dalam beribadah. Murid tersebut malah melarang semua shalat sunah ketika matahari berada tepat di atas kepala atau di tengah-tengah langit, dan dia merasa benar ketika mengatakan hal tersebut kepada teman-temannya.

Memang benar dengan membaca buku sampai khatam tidak menjamin kita paham sepenuhnya materi yang ada di buku. Tetapi kalau kita tidak selesai membaca buku, kemungkinan gagal paham untuk memahami materi yang ada di buku tersebut akan lebih besar.

BACA JUGA iPusnas Adalah Aplikasi Andalan untuk Membaca E-Book Legal.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Juni 2020 oleh

Tags: Buku
Riyannanda Marwanto

Riyannanda Marwanto

Mahasiswa

ArtikelTerkait

21 Istilah yang Sering Muncul di Kalangan Pembaca Buku

21 Istilah yang Sering Muncul di Kalangan Pembaca Buku

30 Maret 2023
statistik indonesia

Statistik Indonesia, Buku Terbitan Pemerintah yang Wajib Dimiliki Peneliti dan Penulis

22 Desember 2021
Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, 'Reinventing Your Life' terminal mojok.co

Mahasiswa saat Membeli Buku: Tipe Mereka Berdasarkan Jenjang Semester

28 April 2020
Aturan Tidak Tertulis Perpustakaan Digital yang Kerap Disepelekan Pengunjungnya Mojok.co

Aturan Tidak Tertulis Perpustakaan Digital yang Kerap Disepelekan Pengunjungnya

29 Desember 2023
Mengenalkan Anak Pada Buku Sebagai Kesenangan Ala Eka Kurniawan

Mengenalkan Anak pada Buku Sebagai Kesenangan ala Eka Kurniawan

10 Desember 2019
Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku! Mojok.co

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

12 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.