Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Tidak Memaksa Pasangan Untuk Berhenti Merokok, Apakah Tanda Bahwa Kita Tak Mencintainya?

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
28 Juni 2019
A A
berhenti merokok

berhenti merokok

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak teman-teman saya yang sering bercerita bahwa mereka telah sukses membuat pacar atau suami mereka berhenti merokok. Mereka nampak begitu bangga dengan keberhasilannya yang seolah telah membuat seseorang tobat dari sebuah maksiat atau bisa dibilang mereka adalah manusia yang telah berhasil menyelamatkan manusia lain diambang sebuah kematian.

Cara yang digunakan mereka untuk membuat pasangannya berhenti merokok pun beragam. Ada yang mengomelinya + ceramah kultum setiap hari, ada yang mengancam putus kalau tak mau berhenti merokok, dan ada juga istri yang tega tak memberi uang jajan untuk beli rokok. Alasan mereka sih sungguh mulia, “Ini semua untuk kebaikan dia sendiri kok”.

Saya setuju dengan niat baik mereka yang ingin membuat orang yang dicintainya bisa hidup dengan sehat. Bagaimana pun juga, rokok memang tidak baik untuk kesehatan badan ataupun keuangan. Secara, makin hari harga rokok makin mahal, Bray!

Lalu tiba pada bagian di mana orang-orang balik bertanya pada saya. Yah, pasangan saya seorang perokok dan saya entah kenapa nggak minat untuk ikut-ikutan teknik mengomel tiap hari ataupun memaksa dan mengancam dia untuk berhenti merokok. Hingga sebuah kalimat tak mengenakan sering singgah di telinga saya.

“Kalau kamu nggak nyuruh dia berhenti merokok berarti kamu itu nggak cinta sama dia, kamu pengen ya dia sakit atau cepet mati!”

Kata-kata semacam ini tidak hanya sekali dua kali saya dengar, tapi sudah berkali-kali saya terima. Saya ini kok seolah-olah di mata mereka, menjadi wanita kejam yang tak peduli sedikit pun dengan kesehatan pasangannya. Saya mendadak menjadi orang tak berperasaan dan menjelma menjadi orang yang acuh tak acuh.

Kadang saya ingin bertanya pada mereka, apakah kadar cinta seseorang itu hanya ditentukan dari sebuah keberhasilan untuk membuat pasangan kita berhenti merokok? Lalu bagaimana dengan mereka yang mendapatkan pasangan yang tidak merokok sejak awal? Ah, pasti jenis wanita ini adalah penganut qoute, “Mencintai diri sendiri aja nggak becus, apalagi mencintai orang lain!”. Baiklah terserah mereka.

Sejak awal saya tahu, lelaki yang saya pilih itu merupakan seorang perokok. Dia bahkan mengenal rokok jauh lebih dulu dari saya. Rokoklah yang menemani malam-malam sunyi, hari-hari melelahkan, dan mungkin saat-saat menyedihkannya. Bisa dibilang, saya ini orang baru dalam hubungan dia dan rokoknya itu. Lalu bagaimana mungkin, saya bisa seegois itu memisahkan sebuah pertemanan di antara keduanya hanya demi ego saya sendiri? Rasanya kok nggak adil saja, seolah saya ini manusia yang punya misi untuk memperbaiki semua hal-hal buruk dalam diri pasangan saya.

Baca Juga:

Membayangkan Film “Ada Apa dengan Cinta” Tidak Pernah Ada

4 Pertanyaan Basa-Basi yang Dibenci Pengantin Baru

Saya ini sebenarnya juga nggak suka dengan rokok. Bahkan bisa dibilang saya alergi dengan asap rokok. Bila menghirup asap rokok, ada sebuah kelenjar di hidung, semacam polip, yang membengkak sehingga menutup hampir 3/4 lubang hidung saya. Sehingga hal itu membuat saya sesak dan kesulitan untuk bernafas. Dan pasangan saya tahu benar kalau saya tak bisa menghirup asap rokok, sehingga sebisa mungkin dia akan menjauh dari saya jika sedang merokok.

Saya bukannya tak tahu dan tak peduli dengan kesehatannya. Saya juga paham kok bahaya merokok untuk kesehatan. Dan saya pun juga berpikir bahwa dia sebenarnya juga tahu persis dampak dan bahaya merokok untuk tubuhnya sendiri. Toh, dia juga sudah bisa membaca peringatan di bungkus rokok kan ya? Jadi saya nggak perlu capek-capek ceramah tentang bahaya merokok ke dia.

Saya sendiri jenis orang yang benci diatur-atur, dipaksa, dan apalagi diceramahi. Saya lebih suka mengubah kebiasaan buruk saya karena diri saya sendiri bukan karena orang lain. Oleh karena itu, saya juga menerapkan hal serupa tentang rokok untuknya. Saya ingin ketika pasangan saya berhenti merokok itu memang karena dia ingin berhenti merokok, bukan karena saya. Merokok itu memang tak baik untuk kesehatan, tapi mendengarkan omelan setiap hari, saya rasa hal itu juga dapat berdampak buruk untuk kesehatan jiwa dan batin.

Saya yakin mengomel itu bukanlah solusi. Yang ada kitanya capek sendiri, dianya juga pusing mendengar omelan kita. Kalau sudah begini, tiap hari akan bertengkar terus. Musuhan terus. Hingga nggak ada sebuah ketentraman dalam sebuah hubungan. Saya tak suka yang begini, saya lebih suka menyerang dengan cara lembut dan santun. Nggak perlu terang-terangan.

Memangnya siapa yang ingin melihat pasangannya sakit? Tentu tak ada, begitu juga dengan saya. Oleh karenanya, ketimbang memusingkan ketakutan dia sakit, saya fokus membuat tubuhnya sehat. Menjaga pola makan yang sehat, membuat dia tidur teratur, mengajaknya olahraga, dan memberi supleman kesehatan. Percayalah, setiap orang punya cara masing-masing untuk melindungi dan mencintai pasangannya.

Saya percaya, seorang perokok sekalipun tentu tak ingin orang yang dicintainya sakit karena rokok.
Jadi saya suka dekat-dekat dia dan mengajaknya mengobrol, sehingga selama bersama saya dia bisa menahan untuk tidak merokok. Intinya, semakin lama saya mengoceh, maka semakin sedikit rokok yang dia bakar. Selain itu, saya juga suka melucuti dua batang rokok setiap hari untuk saya sembunyikan. Ketika sudah terkumpul 16 biji, maka saya akan memberikan kembali padanya dengan imbalan 23.000 rupiah untuk satu bungkus rokok. Jadi, dari dia untuk dia, tapi duit untuk saya. ehehe

Sekali lagi, saya bukannya tak peduli tapi saya berharap dia akan berhenti merokok karena dia sendiri bukan karena saya. Kalau dia melakukan itu karena saya, saya juga nggak bakalan tahu apa yang dia lakukan di belakang saya. Daripada saya tahu dia berbohong di belakang saya karena takut, lebih baik saling terbuka. Toh, saya sendiri juga tahu untuk berhenti merokok secara langsung itu bukan perkara yang mudah.

Saya ingin menjadi temannya alih-alih menjadi pasangan yang otoriter. Saya mau mendampingi dia untuk belajar mengurangi merokok, tanpa dia merasa saya menekan dan mendiktenya. Pelan-pelan saja, semua butuh proses. Jangan Lagi pula selama harga rokok belum lebih mahal dari harga lipstik, hal itu masih bisa saya maklumi. wkwkwk

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: berhenti merokokCintahubunganmasalha rumah tanggaPasanganPerihal Cinta
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Panduan Mendampingi Pacar Joobseeker terminal mojok.co

Panduan Mendampingi Pacar Jobseeker

3 Maret 2021
Rekomendasi Foto Prewedding Antimainstream Selain yang 'Nggak Muka Banget' terminal mojok.co

Rekomendasi Foto Prewedding Antimainstream Selain yang ‘Nggak Muka Banget’

9 April 2021
istri memang orang lain bagi suaminya nasihat pernikahan mojok.co

Nasihat Pernikahan: Istri Memang Orang Lain bagi Suaminya

10 September 2020
Buanglah Khayalan Romantis Pernikahan kalau Masih Serumah dengan Mertua terminal mojok.co

Lebih Baik Menikah atau Melajang? Pertimbangan Memilih Hidup Sesuai Kondisi Pribadi

2 Mei 2019
pengagum rahasia secret admirer menyukai teman diam-diam mojok.co

Pengalaman 10 Tahun Diam-diam Menyukai Teman Sendiri

10 Agustus 2020
candi prambanan

Jangan Bawa Pacarmu ke Prambanan: Nanti Putus!

16 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pasar Petamburan Jadi Siksu Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Pisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.