Selain gunung yang menjadi tempat favorit untuk berwisata bernuansa alam, pantai juga menjadi salah satu alternatif pilihan untuk menghabiskan waktu libur. Beruntungnya di Karawang daerah tempat asal saya semuanya tersedia baik itu gunung maupun pantai.
Tapi sayangnya pantai di Karawang tidak ada yang bisa diharapkan. Mulai dari airnya yang kotor, pasirnya lebih cenderung seperti lumpur, belum lagi pantai yang terdapat banyak sampah semakin menambah keilfilan saya terhadap pantai yang ada di Karawang.
Sebut saja pantai yang pernah saya kunjungi di Karawang, mulai dari Pantai Tanjung Pakis, Pantai Samudra Baru, Pantai Tanjung Baru. Benar-benar tidak bisa diharapkan. Saya sempat berpikir apa karena banyak sampah yang mengakibatkan pantai menjadi kotor.
Tetapi ketika memperhatikan pantai di daerah lain, meskipun banyak tumpukan sampah, misalnya di Bali, airnya tetap biru dan bening. Makanya saya mencoba mencari tahu penyebab pantai di Karawang itu tidak ada yang bersih.
Penyebab pantai di Karawang bisa sekotor itu
Setelah saya baca dari beberapa sumber yang kredibel, ternyata ada alasan kenapa pantai di Karawang itu bisa kotor.
Yang pertama karena Karawang terletak di pantura. Di pantura, biasanya dasar perairannya itu lumpur. Lumpur adalah substrat yang ketika terbawa oleh ombak laut menyebabkan perairan berwarna coklat dan keruh. Pasti berbeda apabila dasar laut pantai yang berpasir putih pasti airnya pun akan jernih.
Yang kedua, ternyata sampah juga bisa menjadi faktor kenapa pantai di Karawang airnya keruh. Nah bagi kalian yang suka membuang sampah ke sungai, sepertinya harus berpikir panjang tentang hal ini karena sampah yang kalian buang ke sungai sudah pasti terbawa hingga ke laut tanpa kalian sadari. Apalagi sampah yang dihasilkan oleh industri itu lebih parah lagi dampaknya. Dan pemerintah pun sudah berjuang tentang masalah ini dengan membuat program Citarum Harum bersama TNI-AD. Untuk mengawasi perusahaan nakal yang membuang limbahnya ke aliran Sungai Citarum.
Sebenarnya sampah atau limbah yang terbawa arus sungai hingga ke laut, bukan hanya membuat air laut menjadi keruh. Tetapi juga dapat mengganggu ekosistem baik itu di sungai dan juga laut itu sendiri. Padahal sungai dan laut banyak dijadikan oleh para nelayan untuk mencari sumber penghidupan.
Saya dengar cerita zaman dulu dari orang tua dan nenek saya, kata blio dulu di Sungai Citarum itu masih ada buaya. Sekarang malah tidak ada sama sekali buaya di Sungai Citarum. Itu adalah akibat dari ekosistem air sungai yang sudah tercemar oleh limbah dan sampah rumah tangga.
Jelek, tapi tetap laku
Tetapi anehnya animo warga Karawang untuk mengunjungi wisata Pantai Karawang tidak pernah surut. Setiap ada hari libur besar seperti hari raya dan libur sekolah. Di kampung nenek saya pasti warga berbondong-bondong mengunjungi pantai. Bahkan ada yang menggunakan truk besar untuk berangkat ke pantai.
Harusnya pemda setempat juga harus lebih memperhatikan tentang kawasan pantai Karawang ini. Sebab, bisa menjadi sumber ekonomi bagi warga sekitar dan juga wajah Karawang terhadap warga luar. Ketika warga luar mengunjungi pantai di Karawang, kan sudah pasti langsung menyandingkannya dengan Karawang itu sendiri.
Rasanya lucu kalau nama baik daerah dicoreng sama penduduknya sendiri, tapi nggak terima kalau denger nama buruknya. Jadi, kalau memang pantai Karawang tak ingin dikenang perkara buruknya aja, baiknya mulai dari diri sendiri untuk tak buang sampah sembarangan.
Lagian, susahnya apa sih buang sampah pada tempatnya?
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Karawang Kota Industri, tapi Warganya Terpaksa Jadi TKI