Belum lama ini, Kementerian BUMN membuka rekrutmen BUMN bersama bagi lulusan SMA hingga sarjana. Singkat cerita, setelah lolos seleksi administrasi, peserta akan mengikuti tes tahap pertama. Tes ini diadakan secara online.
Lulusan SMA dan sederajat akan mengikuti tes TKD. Sementara itu, bagi lulusan diploma dan sarjana, mengikuti tes TKD dan tes AKHLAK. Saya adalah salah satu dari peserta itu.
Sebenarnya, tes baru dimulai pada tanggal 12 hingga 21 Juni 2023. Namun, peserta rekrutmen BUMN boleh mengikuti trial terlebih dahulu. Masalahnya, peserta sudah merasakan banyak masalah, bahkan ketika tes sesungguhnya belum dimulai.
Daftar Isi
#1 Jadwal tes rekrutmen BUMN yang berbarengan dengan waktu salat
Beberapa peserta rekrutmen BUMN mengaku mendapatkan jadwal tes yang berbarengan dengan waktu salat. Salahs satunya ada yang mendapatkan jadwal hari Jumat pukul 12 siang. Padahal, jam segitu waktunya salat Jumat.
Selain itu, ada yang mendapatkan waktu tes di jam salat Magrib. Ya kita tahu kan, kalau salat Magrib itu waktunya pendek. Sementara itu, untuk mengerjakan soal-soal rekrutmen BUMN membutuhkan waktu sedikitnya 60 menit alias.
Masa sih sekelas Kementerian BUMN tidak tahu jika mayoritas pendaftar beragama Islam? Mengapa hal seperti ini tidak diperhatikan? Jujur, peserta pasti bingung. Mau nggak salat takut dosa, tapi salat dulu takut bisa terlambat sehingga tidak bisa mengikuti tes. Serba dilema jadinya!
Baca halaman selanjutnya
Harus menggunakan laptop atau PC dengan spesifikasi tertentu…
#2 Tes rekrutmen BUMN harus menggunakan laptop atau PC dengan spesifikasi tertentu
Selain jadwal, masalah kedua di acara rekrutmen BUMN adalah device yang menjadi syarat. Jadi, panitia menjelaskan bahwa pelaksanaan tes online hanya bisa menggunakan laptop atau PC dengan spesifikasi setidak-tidaknya processor i3 core atau setara dengan RAM minimal 4GB. Tidak hanya itu, panitia juga menegaskan kalau peserta tidak bisa mengerjakan tes menggunakan tablet atau ponsel.
Waduh, yang punya laptop saja belum tentu bisa mengerjakan karena spesifikasi yang tidak sesuai. Apalagi yang tidak punya sama sekali. Masa sih sekelas Kementerian BUMN nggak punya orang-orang IT yang bisa membuat aplikasi/web test yang support di semua perangkat? Kenapa hanya support di laptop saja?
Ya kami tahu, laptop bisa menyewa atau pinjam. Tapi, tidak semua peserta rekrutmen BUMN mudah mendapatkan pinjaman. Apalagi, panitia baru mengumumkan ketentuan ini menjelang pelaksanaan tes.
Saya berharap, jika ada tes lagi, aplikasi yang digunakan terus dikembangkan. Harus support semua perangkat.
#3 Soal Trial rekrutmen BUMN yang terlalu mudah
Jujur saya berharap jika soal-soal trial ini tingkat kesulitannya sama seperti soal tes aslinya. Namun, ternyata tidak. Untuk bagian ini, saya tidak bisa protes terlalu keras. Pasalnya, panitia sendiri telah menyatakan jika tujuan utama dilakukannya trial adalah memastikan perangkat yang digunakan.
Tapi, seharusnya, bobot tes ketika trial itu sama seperti tes aslinya. Dengan begitu, peserta bisa mendapatkan gambaran aslinya. Kalau bobotnya berbeda malah bisa membuat peserta terlena.
Itulah dia catatan pelaksanaan tes online rekrutmen BUMN. Ayo Pak, Bu, Mas, dan Mbak anitia, segera lakukan perbaikan. Saya sih yakin kalau kalian sadar rekrutmen BUMN itu mempunyai banyak peminat. Melaksanakan tes dengan baik juga bentuk pengabdian kepada negara, lho.
Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA PT KAI Adalah Contoh untuk Negara dan BUMN: Tidak Ada Kufur Nikmat dari Keluhan Rakyat