Tahun 2018, Terminal Terboyo Semarang resmi ditutup izin operasionalnya. Hal itu dikarenakan makin sepinya penumpang dan armada bus akibat sering diterjang banjir rob. Ya memang, terminal di Kota Semarang ini rawan banjir rob. Nggak nyaman juga rasanya kalau pusat pertemuan orang dari berbagai daerah yang hilir-mudik harus becek-becekan.
Kabarnya, Terminal Terboyo akan dialihfungsikan menjadi tempat parkir angkutan barang seperti peti kemas. Sedangkan untuk urusan naik dan turun penumpang, bus AKAP akan dipindahkan ke Terminal Mangkang, sementara bus AKDP akan dipindah ke Terminal Penggaron.
Namun, dalam perjalanannya, Terminal Terboyo Semarang tak bisa lepas dari aktivitas naik turun penumpang. Lokasi yang strategis jadi alasan para operator bus untuk tetap beropeasi di sana. Memang sih proses naik turun penumpang sudah nggak di dalam terminal, melainkan di luar terminal atau di sekitar pintu masuk terminal. Karena sudah nggak resmi, Terminal Terboyo jadi terminal bayangan.
Terakhir kali saya ke sana sekitar tahun 2022, dan kondisinya masih sama, yaitu masih “bronx”. Saya rasa, penutupan Terminal Terboyo itu bukan karena banjir rob saja, melainkan karena banyaknya tindak kriminal di sana. Saya memang belum pernah jadi korban aksi premanisme di Terminal Terboyo Semarang. Amit-amit, deh. Tapi beberapa teman saya sudah mengalaminya. Dan rasanya, Terminal Terboyo adalah terminal paling “bronx” di Jawa Tengah.
Banyak calo di Terminal Terboyo Semarang
Calo memang nggak bisa dipisahkan dari terminal. Sebagian besar terminal di Indonesia pasti ada calonya. Padahal nggak semua calo jahat, ada juga calo yang “baik”. Dalam artian, mereka akan mematok harga mahal tapi dengan bus yang benar sesuai tujuan penumpang. Nah, masalahnya, di Terminal Terboyo Semarang banyak calo yang seenak jidat.
Teman saya pernah mewanti-wanti jangan sampai di Terminal Terboyo tengah malam. Katanya mending istirahat dulu di RSI Sultan Agung sampai hari terang. Sebab, teman saya pernah kena tipu calo tengah malam. Bukan masalah harga tiket bus yang kemahalan. Itu sih sudah pasti mahal. Teman saya disuruh asal naik bus yang bukan tujuannya. Nggak ngotak kan tuh calo.
Di tahun 2022 pun, saat saya ke Terminal Terboyo Semarang, saya sempat dihampiri beberapa orang yang saya rasa merupakan calo. “Dari mana, Mas? Mau ke mana, Mas? Naik bus ini aja, Mas.” Begitulah mereka sok akrab.
Banyak aksi premanisme
Premanisme juga nggak bisa lepas dari sebuah terminal. Ada saja kelakuan orang sok jago, merasa terminal adalah wilayah kekuasaan dia. Padahal yang berkuasa kan Mulyono. Hehehe.
Menurut info dari teman saya, tak kurang dari dua kali dalam seminggu, polisi selalu melakukan razia preman. Dan hasilnya selalu saja ada yang tertangkap. Tapi nih ya, sampai sekarang masih ada saja penerusnya.
Teman saya yang asli Semarang pun pernah kena palak di Terminal Terboyo. Padahal dia cuma nongkrong di warung, lho.
Jadi ceritanya, teman saya habis mengantarkan saudaranya naik bus dari Terboyo. Lah dalah, dia dihampiri seseorang berpakaian preman yang meminta rokok dan uang. Teman saya yang akamsi ini pun nggak tinggal diam. Dia menjawab, “Aku cah etan kono. Ameh ngopo?”. Selamat lah dia nggak keluar uang sepeser pun.
Jadi, buat kalian yang ingin bepergian menuju atau dari Semarang, lebih baik jangan coba-coba naik atau turun bus di Terminal Terboyo. Rawan, Gaes. Apalagi kalau kalian baru pertama kali menginjakkan kaki di sana. Terminal ini terlalu berbahaya.
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Terminal Mangkang Masih Sepi, Tenggelam dalam Bayang-bayang Terminal Terboyo.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.