Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tak Ada Lagi Carok di Madura, Kalau Ada yang Bilang Masih Ada, Itu Jelas Bohong!

Faris Al Farisi oleh Faris Al Farisi
16 September 2023
A A
Meluruskan Pandangan tentang Carok: Sisi Humanis di Balik Tindakan yang Dianggap Sadis madura

Meluruskan Pandangan tentang Carok: Sisi Humanis di Balik Tindakan yang Dianggap Sadis (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Adakah di antara kalian yang beranggapan kalo carok itu masih eksis di Madura? Kalo ada, sebaiknya dari sekarang buang jauh-jauh anggapan itu. Ini saran langsung dari saya, orang Madura tulen.

Lah, bukannya carok itu emang tradisi orang Madura ya, kenapa kok disuruh ngilangin anggapan itu?

Iya, saya tahu kalo carok emang tradisi orang Madura waktu dulu. Saya ulangi, waktu dulu. Saking dulunya, saya sampai menganggap bahwa tradisi carok hanya ada dalam cerita saja, tapi nggak pernah ada di kehidupan nyata.

Sebentar, kalo emang udah nggak ada, terus kenapa kata itu masih sering disebut-sebut sama orang Madura sendiri? Nggak dapat dimungkiri juga kan, ketika ada foto atau video pembunuhan di Madura pasti selalu ada narasi carok di sana. Gimana coba?

Untuk pertanyaan ini, saya nggak menafikan kebenarannya. Namun bukan berarti saya menyepakati kalo tradisi carok masih ada. Itu salah kaprah sebagian orang Madura saja. Masak iya saya sepakat dengan salah kaprah. Salah kaprah itu dilurusin, bukan disepakatin.

Salah kaprah yang dipelihara

Dalam tulisan ini, saya nggak mau ngewanti-wanti orang luar Madura untuk menghilangkan salah kaprah tentang carok. Saya hanya memberi saran. Diterima atau nggak itu urusan nanti. Yang penting untuk saya tuliskan kali ini yaitu bagaimana orang Madura sendiri bisa menghilangkan salah kaprahnya tentang carok. Itu dulu.

Sebab, saya sering dibuat bingung oleh tingkah orang Madura ketika dikit-dikit kata carok keluar dari mereka. Emosi dikit, carok. Ada pembunuhan secara tiba-tiba, carok. Perkelahian pakek sajam, carok. Seakan carok dijadiin produk mulut paling laris dan konsumsi kuping yang nggak habis-habis.

Nah, ini yang saya maksud salah kaprah. Pada dasarnya carok bukan hanya sekadar kelahi atau ngebunuh orang pakek sajam, melainkan sebuah peristiwa sakral yang tentu punya aturan!

Baca Juga:

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Sederet Keanehan di Balik Bus Trans Bangkalan yang Telah Berhenti Beroperasi

Kesakralan yang orang nggak tahu

Saya yakin, penyebab dari terjadinya carok udah nggak asing lagi didengar. Yap betul, demi mempertahankan harga diri dengan berduel secara kesatria satu lawan satu menggunakan celurit. Namun perlu diingat, jalan ini dapat ditempuh ketika udah nggak menemukan solusi dengan cara kekeluargaan lagi. Dalam tanda kutip, duel ini adalah jalan paling akhir untuk menyelesaikan masalah yang menyenggol harga diri.

Nggak cuma sekadar berduel secara kesatria menggunakan celurit. Ada syarat nggak tertulis yang harus dilakukan sebelum terjadinya duel itu sendiri. Seperti, meminta restu dan harus direstui sama keluarga. Sebab orang yang akan menempuh jalan ini, udah tentu sadar kalo di antara mereka nantinya akan ada yang meregang nyawa.

Selanjutnya, mereka akan menentukan tempat dan waktu, kapan mereka bertemu untuk menentukan siapa di antara mereka yang masih layak dipelihara Tuhan. Pernah saya dengar dari salah seorang mantan Blater di rumah, bahwa orang yang berangkat menempuh jalan carok ini biasanya akan berpesan terlebih dulu. Pesannya cukup membuat bulu kuduk merinding.

“Jika jam 2 saya tak pulang, berarti saya sudah mati, jemput mayat saya di tempat ini.”

Inilah proses yang perlu dijalani terlebih dahulu untuk bisa menamai sebuah peristiwa dengan carok.

Nggak ada lagi carok di Madura

Nah, serangkaian proses di atas itulah yang menjadi pembeda antara carok dan pembunuhan biasa. Lalu yang menjadi pertanyaan, masihkah proses itu dijalankan?

Dengan tegas saya akan berkata, nggak! Dan saya yakin orang Madura kebanyakan akan memiliki jawaban yang sama, karena emang gitu kenyataannya. Terkait masih adanya penyematan kata tersebut, itu beda lagi. Udah saya jelaskan kan, kalo itu merupakan bentuk salah kaprah.

Begini orang Madura itu biasa menyematkan suatu hal karena menurut gampang mereka untuk menyebutkannya. Kata carok dirasa gampang disebutkan untuk semua perkelahian atau pembunuhan yang menggunakan sajam. Sama halnya kata Soklin, nama merek sabun cuci yang berlaku untuk semua merek sabun cuci yang lain. Alasannya? Ya karena lebih gampang aja nyebutinnya.

Nah, sampai sini mungkin udah dapat dipahami, kalo pada kenyataannya carok itu udah nggak ada lagi di Madura. Adanya cuma salah kaprah yang dibiasakan. Dan saya sadar untuk mengubah kebiasaan yang udah lama mengakar ini sesusah nahan buang air besar saat mencret.

Penulis: Faris Al Farisi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Meluruskan Pandangan tentang Carok: Sisi Humanis di Balik Tindakan yang Dianggap Sadis

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 September 2023 oleh

Tags: berita bohongcarokmadurasalah kaprah
Faris Al Farisi

Faris Al Farisi

Asli orang Madura. Penikmat senyum orang tua.

ArtikelTerkait

7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

9 Juni 2025
6 Syarat yang Harus Dipenuhi Madura sebelum Bermimpi Menjadi Provinsi Sendiri

6 Syarat yang Harus Dipenuhi Madura sebelum Bermimpi Menjadi Provinsi Sendiri

10 September 2025
Kisah Saya Gagal SNMPTN, tapi Sukses via Jalur SBMPTN (Unsplash)

Gagal SNMPTN Bukan Akhir Dunia. Saya “Membalas” Kegagalan Itu Lewat Jalur SBMPTN dan Sukses Lulus Sebagai Mahasiswa Berprestasi

14 Juni 2024
Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Kecil yang Jarang Tampil, padahal Jadi Kabupaten Paling Maju di Madura

Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Kecil yang Jarang Tampil, padahal Jadi Kabupaten Paling Maju di Madura

25 Mei 2025
Pengalaman Berkunjung ke Sumenep Madura: Suasananya Mirip Mojokerto di Masa Lalu bangkalan, madura

Masyarakat Hanya Fokus pada Stereotip Madura karena Kasus di Bangkalan, tapi Mereka Lupa Madura Juga Punya Sumenep yang Elegan nan Menawan

22 Januari 2025
Sudah Benar Harlah Satu Abad NU Digelar di Sidoarjo, Bukan di Madura

Sudah Benar Harlah Satu Abad NU Digelar di Sidoarjo, Bukan di Madura

8 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.