Kalau bicara masalah review atau ulasan gadget, teknologi, dan printilan-printilannya, top of mind yang ada di kepala kita pasti langsung menyebut nama GadgetIn atau Pricebook. Ini adalah dua dari sekian banyak nama besar, yang menjadi tujuan utama ketika orang ingin tahu soal gadget tertentu. Mau itu smartphone, smartwatch, smart TV, dan smart-smart yang lainnya, yang tentunya masih berkaitan dengan gadget.
Model-model pengulas gadget dengan video ini sangat laku di pasaran. Apalagi dengan kemajuan teknologi, salah satunya YouTube yang menjadi ladang penghasilan mereka. Orang-orang lebih memilih ulasan dalam bentuk video, daripada ulasan dalam bentuk tulisan. Wajar, sih, kita kan butuh testimoni langsung, dan pengin lihat lebih jelas bagaimana bentuk gadget yang menjadi incaran kita. Kalau ulasan tulis, misal di tabloid, kan kita tidak bisa lihat langsung. Hanya foto gadgetnya dan ulasan tulis saja. Belum puas.
Nah, membahas ulasan gadget secara tertulis, ini pasti berkaitan dengan yang namanya tabloid atau tabloid gadget. Salah satu tabloid gadget yang cukup tenar pada masanya adalah Tabloid Pulsa. Tabloid Pulsa ini bisa dikatakan paket lengkap, lah. Semuanya ada. Mulai dari handphone, laptop, sampai hal kecil seperti kartu memori (SD Card) saja ada. Informasinya pun lengkap. Mulai dari spesifikasi, plus minusnya, hingga harga toko, harga beli bekas, dan harga jual kembali, serta naik-turunnya harga pun dicantumkan. Lengkap banget, lah pokoknya.
Bentuk Tabloid Pulsa pun sederhana, tidak neko-neko. Dari kertasnya pun hampir sama seperti kertas koran, hanya sedikit lebih tebal. Berbeda dengan tabloid lainnya, yang memakai kertas tabloid yang tentunya lebih mahal. Namun, Tabloid Pulsa tetap pada pendiriannya, tidak mau ikut-ikutan mengganti kertas atau apa lah. Sampai sekarang masih sama. Ya meskipun ukurannya agak aneh, karena terlalu besar untuk ukuran tabloid pada umumnya, dan terlalu kecil serta pendek untuk disebut sebagai koran. Tapi, apalah arti sebuah ukuran, yang penting kan informasinya.
Ada satu hal menarik yang disajikan Tabloid Pulsa, yaitu di kolom handphone. Kalau kalian pernah membeli atau membaca Tabloid Pulsa, pasti kalian tahu ada kolom di mana berjejer puluhan hingga ratusan handphone dari berbagai macam merek, lengkap dengan informasinya. Nah, menariknya, Tabloid Pulsa membagi handphone-handphone ini sesuai dengan harganya (tentu antar merek dipisah, ya), menggunakan tanda warna.
Warna merah muda biasanya untuk harga handphone di atas 4 juta. Warna hijau untuk harga handphone di antara 2-3 juta. Warna kuning (agak orange) untuk harga handphone di antara 1-2 juta. Nah, handphone di bawah 1 juta, diberi tanda dengan warna ungu. Ini jelas membantu calon pembeli, karena calon pembeli bisa menyesuaikan dengan budget mereka. Kalau budgetnya hanya mentok di harga 3 juta, ya cari handphone yang warna hijau, jangan cari yang warna merah muda. Tidak tahu diri itu namanya.
Pengalaman saya dengan Tabloid Pulsa ini cukup banyak dan panjang. Saat saya kelas 6 SD, saya minta kepada ayah untuk dibelikan handphone. Ayah saya menyanggupi, tetapi saya juga harus menabung untuk tambahan beli handphone. Saya akhirnya menabung. Selain menabung, saya juga cukup rutin membeli Tabloid Pulsa untuk cari tahu handphone apa yang cocok buat saya, dan tentunya yang harganya cocok.
Selama berbulan-bulan, saya selalu menyisihkan uang saya untuk membeli Tabloid Pulsa. Ya sesekali ambil uang tabungan, sih, tapi kan juga tidak banyak. Langganan saya beli tabloid ini adalah kios koran di depan SD saya, yang tidak hanya jual koran, tapi jual majalah dan tabloid lainnya. Saking seringnya saya beli Tabloid Pulsa, ibu saya sampai agak marah, kok saya sukanya beli-beli tabloid seperti ini. Ayah saya sih hanya geleng-geleng kepala sambil senyum. Mungkin tahu anaknya lagi pengin handphone. Setelah hampir lima bulan, akhirnya ayah saya membelikan handphone yang cocok buat saya, yang mana juga berkat ulasan di Tabloid Pulsa.
Di era sekarang, ketika majalah dan tabloid sudah sangat meredup, semuanya berganti ke digital. Tabloid Pulsa pun sama, mereka juga punya web yang isinya sama seperti apa yang ada di tabloid cetak. Namun, seperti yang saya bilang di atas bahwa masyarakat sekarang lebih memilih ulasan dan informasi dalam bentuk video, bukan bentuk tulisan lagi. Tidak menutup kemungkinan ini akan jadi akhir dari majalah atau tabloid gadget lainnya.
Saya memang sudah tidak pernah baca Tabloid Pulsa lagi. Namun, kalau sampai Tabloid Pulsa tutup, saya tetap akan sangat merasa kehilangan. Saya egois, nggak, ya?
Sumber Gambar: Twitter Redaksi Pulsa
BACA JUGA Terima Kasih Tukang Review dan Unboxing HP dan tulisan Iqbal AR lainnya.