Suzuki Thunder 250: Motor Gagah yang Lahir di Waktu Salah

Suzuki Thunder 250: Motor Gagah yang Lahir di Waktu Salah

Suzuki Thunder 250: Motor Gagah yang Lahir di Waktu Salah (unsplash.com)

Bagi sebagian orang, motor hanyalah kendaraan untuk melaju dari titik A ke titik B. Tetapi bagi generasi yang tumbuh di era 2000-an awal, motor bisa menjelma sebagai simbol kegagahan, ketegasan, bahkan gengsi. Salah satu merek motor yang memenuhi simbol-simbol tersebut adalah Suzuki Thunder 250.

Dengan bodinya yang bongsor, desain macho, dan tangkinya yang kekar, Suzuki Thunder 250 mampu menjadi pusat perhatian di jalan. Ditambah lagi, suara mesinnya yang ngebass, auto membuat motor-motor di sekelilingnya jadi minder. Apalagi kalau motor ini sudah berhenti di lampu merah. Wah, semua mata langsung tertuju padanya. Segagah itu memang motor keluaran PT. Indomobil Suzuki International ini.

Namun cerita kegagahan Suzuki Thunder 250 kini tinggal sejarah. Motor ini resmi dihentikan produksinya pada tahun 2005, baik yang impor utuh maupun yang dirakit lokal.

Suzuki Thunder 250 lahir di waktu yang salah

Dulu, saat Suzuki Thunder 250 pertama kali diproduksi pada 1999, saingan terberat motor ini adalah Honda Tiger dan Yamaha Scorpio. Sayangnya, motor ini kalah saing. Kala itu, penjualannya di Indonesia tidak bisa dikatakan baik.

Hal tersebut bukan karena motor ini jelek, ya. Bukan. Tetapi, motor ini memang lahir di waktu yang salah. Di tahun kelahiran Suzuki Thunder 250, Indonesia baru saja lolos dari krisis moneter. Jadi keuangan orang-orang masih belum stabil. Pastinya pikir-pikir untuk membeli motor yang harganya nggak murah ini.

Akan tetapi Suzuki Thunder 250 tidak semudah itu menyerah. Dan yah, benar saja, selalu ada harapan bagi mereka yang bersabar. Motor Suzuki yang kurang laku di awal peluncurannya ini ternyata lambat laun mulai menemukan pasarnya. Popularitas motor yang aslinya bernama GSX 250 itu pun meningkat. Salah satu alasannya yaitu karena motor ini sering dijadikan sebagai bahan oleh para modifikator untuk membuat motor custom.

Baca halaman selanjutnya: Diam berdebu, bergerak menguras SPBU…

Diam berdebu, bergerak menguras SPBU

Setelah mulai banyak dipinang, mulailah penyesalan itu datang. Okelah berkendara dengan Suzuki Thunder 250 bisa membuat penggunanya jadi kelihatan seperti ksatria. Tapi ternyata, di balik tampilan ksatria penggunanya, ada dompet yang meronta-ronta. Bensinnya itu, lho. Boros banget!

Jangan terkecoh dengan tangki bensinnya yang mampu menampung BBM sampai 15 liter, ya. Apalagi sampai mengira jika motor ini sangat ideal untuk perjalanan jauh. Pasalnya, alih-alih bisa awet pulang pergi untuk touring jauhan, Suzuki Thunder 250 malah gampang banget haus.

Kalian tahu berapa konsumsi BBM motor ini? 1 liter bensin hanya bisa membawa pergi motor ini sejauh 20 kilometeran saja, Gaes. Jadi ya nggak heran kalau pemilik motor jenis ini bisa akrab, bahkan bestian sama petugas SPBU dekat rumahnya.

Suzuki Thunder 250 jadi andalan pedagang bensin eceran, jadi musuh saat antre

Soal Suzuki Thunder 250 yang bestian sama petugas SPBU ini, sebenarnya ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, pemiliknya sedang beli bensin untuk konsumsi pribadi. Sedangkan kemungkinan kedua, pemiliknya adalah seorang pedagang bensin eceran yang sedang kulakan.

Di era kejayaan Suzuki Thunder 250, entah sebuah kebetulan atau bagaimana, tapi pedagang bensin eceran banyak yang punya motor jenis ini. Definisi sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui kali, ya? Motornya buat touring oke, buat kulakan bensin juga oke.

Tapi masalahnya, keberadaan motor ini di SPBU bisa jadi momok tersendiri bagi pengendara lain. Tangki jumbonya itu, lho. Bener-bener bikin antrian jadi horor.

Kalau cuma satu Thunder mungkin masih bisa ditoleransi, tapi kalau sudah ada dua atau tiga yang parkir berjajar di depan nozzle, wah, mending pindah ke antrian sebelah. Lebih baik antri di belakang lima motor matic daripada satu Thunder 250 yang lagi isi full tank. Bisa-bisa waktu kita habis cuma buat nonton angka di dispenser terus naik, naik, dan naik.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Motor Suzuki yang Baiknya Nggak Usah Dibeli, Cuma Bikin Sakit Hati!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version