Suzuki RC 80: Namanya doang Jet Cooled, Tenaganya mah Lelet!

Suzuki RC 80: Namanya doang Jet Cooled, Tenaganya mah Lelet!

Suzuki RC 80: Namanya doang Jet Cooled, Tenaganya mah Lelet! (Pixabay.com)

Motor warisan selalu punya aura tersendiri. Kebetulan, saya dapat dua motor warisan, yaitu Yamaha Nouvo AT 115 dan Suzuki RC 80 alias Jet Cooled. Nah, bagi saya, di antara kedua motor tersebut, Jet Cooled lah yang paling berkesan. Meski namanya mentereng, Jet Cooled, tapi tenaganya kagak ada jet-jetnya sama sekali, alias lelet!

Fyi, Suzuki RC 80 merupakan bagian dari RC Series pertama yang diperkenalkan pada 1982. Suzuki, salah satu pabrikan motor ternama, ingin ikut meramaikan pasar motor bebek dua tak dengan meluncurkan RC 80. Akhirnya, motor ini meledaqq hingga menjadi buruan banyak pecinta sepeda motor saat itu.

Salah kaprah nama Jet Cooled

Meski Suzuki RC 80 dikenal Jet Cooled, toh nyatanya julukan yang muncul tersebut bukanlah merujuk pada tipe kendaraan tersebut. Mengutip laman resmi Suzuki, Jet Cooled ternyata mengacu pada teknologi pendingin udara yang diarahkan ke blok silinder mesin. Hal tersebut menjadi cara Suzuki memastikan mesin 2-tak RC 80 tetap berkinerja baik tanpa overheating.

Ingat ya, era tersebut nggak ada sistem pendingin mesin yang semumpuni sekarang. Boro-boro nemu radiator jadul kayak Satria F itu. Makanya, jet cooled jadi semacam nilai jual yang begitu seksi.

Katanya teknologi Jet Cooled terinspirasi dari mesin jet. Pada mesin jet, terdapat kipas pendingin yang sangat membantu ketika pembakaran berlangsung. Biasanya kipas ini terhubung dengan semacam ruangan di sekeliling blok silinder yang akan membuat mesin lebih dingin.

Keunggulan Jet Cooled

Diakui atau tidak, Suzuki RC80 merupakan motor bebek legendaris yang punya banyak keunggulan. Salah satu keunggulan utama Suzuki RC80 adalah tenaganya yang besar, dibandingkan dengan kendaraan sejenis yang dimiliki pabrikan lain.

Tenaga besar terlihat dari betapa cepat respons mesin terhadap putaran gas. Bahasa orang motor sih, jambakan gasnya begitu terasa. Motor jenis begini, jelas disukai para speed junkie.

Ya jelas nggak bisa dibandingkan sama motor sekarang sih. Jet Cooled jelas nggak bisa bersaing, kecuali mungkin sama Honda BeAT yang tuas gas ditarik sekarang, mesin baru merespons seminggu kemudian.

Sekarang, Suzuki RC 80 Jet Cooled saya hanya dipanasi di rumah. Paling ya dipakai muter-muter kampung doang. Nggak bisa diajak jarak jauh, karena ya kondisinya nggak memungkinkan. Kena tanjakan udah putus tenaganya.

Transmisi yang alus banget

Suzuki Jet Cooled juga dikenal memiliki mekanisme perpindahan gigi yang lebih halus dibandingkan dengan kompetitor sejenisnya. Motor ini jugalah yang menjadi kendaraan pertama saya untuk belajar menggunakan kendaraan nonmatic. Saya ingat betul saat mencoba beralih antara gigi-gigi dengan sentuhan yang ringan dan mudah.

Untuk orang yang sering melewati daerah pegunungan, tentu ini menyenangkan. Perpindahan gigi yang mulus jelas memudahkan mereka melawan kelokan jalan yang butuh respons transmisi yang bagus. Pengguna matic mana paham beginian, muntir gas aja pada fals.

Kelemahan utama Suzuki RC 80

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Suzuki RC 80 juga memiliki dua kelemahan utama. Yak betul, masalah konsumsi bahan bakar dan oli samping yang sangat boros jika dibandingkan dengan beberapa kompetitor sejenisnya.

Motor ini borosnya minta ampun. Saya lupa sih berapa perbandingan jarak yang bisa ditempuh per liter, tapi bagi saya boros. Jelas jauh ketimbang motor matic sekarang.

Suzuki RC 80 Jet Cooled memang dipandang sebelah mata di masa kini. Tapi ingat, dulu suara motor ini pernah bikin pemuda ngamuk nendang pintu minta motor. Yaaa, kebiasaan tak pernah berubah. Kalau dulu nendang pintu buat motor bebek dua tak, sekarang buat Aerox.

Penulis: Anik Sajawi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Obsesi Punya Yamaha FIZR Mengambang seperti Asap Knalpotnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version