Suzuki Carry 1000, Mobil Serbaguna yang Sering Dipandang Sebelah Mata

Suzuki Carry 1000, Mobil Serbaguna yang Sering Dipandang Sebelah Mata

Suzuki Carry 1000, Mobil Serbaguna yang Sering Dipandang Sebelah Mata (Wikimedia Commons)

Suzuki Carry 1000 milik keluarga kami dulu kerap dipandang sebelah mata lantaran dianggap tak bertenaga.

Saya dan bapak terkadang menyempatkan untuk sekadar ngobrol bersama di malam hari. Banyak hal yang biasanya kami obrolkan. Salah satunya adalah pengalaman bapak saat masih muda dan perjuangannya untuk bisa membeli sebuah mobil. Kadang, di sela-sela obrolan kami juga membandingkan antara satu merek mobil dengan mobil lainnya. Semua kami bahas, mulai dari suspensi mobil, bahan bakar, hingga perkara ban.

Terhitung sejak awal menikah hingga sekarang, bapak sudah ganti mobil sebanyak dua kali. Mobil pertamanya adalah Suzuki Carry 1000. Sedangkan mobil kedua adalah Suzuki Futura yang pernah saya ceritakan di sini. Kali ini, saya akan membahas mobil pertama bapak yang memiliki jasa besar dalam hidup saya. Mobil itu adalah Suzuki Carry 1000 keluaran tahun 1985 yang kerap dipandang sebelah mata lantaran dianggap tak bertenaga.

Alasan memilih Suzuki Carry 1000

Berdasarkan penuturan bapak saya, blio memutuskan untuk membeli mobil ini karena saya. Kok bisa anak kecil seperti saya menjadi alasan bapak untuk membeli mobil?

Jadi ceritanya begini. Dulu, bapak meminjam mobil Suzuki Carry 1000 dari kakak perempuannya alias bude saya. Saat mobil mau dikembalikan, saya yang masih kecil merengek dan menangis nggak memperbolehkan mobil itu dikembalikan. Selain itu, dulu keluarga kami tengah merintis usaha toko kelontong. Akhirnya setelah mempertimbangkan aspek ekonomi dan manfaat, bapak memutuskan untuk membeli mobil keluaran tahun 1985 tersebut.

Saking luasnya bisa buat menaruh barang kulakan

Meskipun sudah berumur, salah satu faktor yang membuat bapak akhirnya membeli Suzuki Carry 1000 adalah kapasitas mobil ini. Mobil ini mampu menampung sekitar 7 orang dewasa. Dua orang di kursi depan, dua orang di kursi tengah, dan tiga orang di kursi belakang. Kursi tengah memang hanya mampu menampung dua orang lantaran di sebelah pintu tengah ada space kosong yang memudahkan penumpang masuk ke kursi belakang.

Orang tua saya yang memulai usaha toko kelontong memanfaatkan mobil tersebut untuk berbelanja ke daerah Purbalingga kota setiap seminggu sekali. Lantaran barang dagangan yang cukup banyak, sebelum berangkat biasanya bapak melepas jok tengah dan jok belakang. Hal ini dilakukan bapak agar barang dagangan bisa masuk semua ke dalam mobil. Fyi, model jok mobil ini nggak bisa dilipat, makanya tiap mau belanja harus dibongkar dulu.

Baca halaman selanjutnya

Siapa bilang Suzuki Carry 1000 nggak bertenaga?

Siapa bilang Suzuki Carry 1000 nggak bertenaga?

Perlu kalian ketahui, barang belanjaan yang dimasukkan ke dalam mobil bapak biasanya beragam. Setiap kali berbelanja, paling nggak ada 2 karung gula pasir, 2 karung terigu, dan 4-5 jeriken minyak curah. Satu karung gula pasir isinya sekitar 50 kg, jika ada dua karung berarti totalnya 100 kg. Dua karung tepung terigu berat totalnya 50 kg. Sementara satu jeriken besar mampu menampung 25 liter minyak yang berarti kalau ada 4 jeriken dalam mobil, totalnya menjadi 100 liter minyak curah. Seandainya dijumlah, barang belanjaan yang dibawa bapak mencapai 250 kg.

Selain itu, ada juga barang dagangan lain seperti beberapa dus air mineral, detergen, dan minyak kemasan. Pokoknya kalau pulang kulakan, mobil penuh dengan barang dagangan tanpa sedikit pun tersisa ruang. Hanya menyisakan jok depan untuk duduk saya, ibu, dan bapak.

Setelah semua barang tertata rapi, bapak biasanya tancap gas pulang ke rumah menunggangi mobil bermesin 1000 cc tersebut. Dengan mengangkut barang kulakan dan kami bertiga, mobil masih bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam. Beberapa kali kami juga melewati tanjakan yang lumayan curam, namun dengan kelihaian bapak dalam menyupir mobil, kami bisa sampai rumah dengan selamat.

Naik turun bukit hal yang sepele asal skill mumpuni

Lain lagi ceritanya saat saya masih kecil. Dulu, saya pernah dihadiahi sebuah ayunan besi yang lumayan besar oleh pakde saya. Bapak membawa pulang ayunan tersebut dengan cara mengikatnya di atas mobil Suzuki Carry 1000.

Perjalanan dari rumah pakde di Kebumen menuju ke rumah saya di Purbalingga melewati daerah Sempor. Daerah ini terdiri dari perbukitan dan dikelilingi jurang curam serta tebing tinggi. Medan yang cukup sulit itu nyatanya tak menghalangi bapak dan mobil kesayangannya itu. Mobil tetap melaju mulus dengan skill mengemudi bapak yang mumpuni.

Kisah keluarga saya dengan mobil pertama kami mungkin terlihat sederhana. Namun, kisah ini menunjukkan bahwa tenaga Suzuki Carry 1000 nggak bisa dipandang sebelah mata. Mobil ini serbaguna dan nyatanya kuat-kuat saja dibawa ke mana pun, kok.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Suzuki Carry Futura, Teman Perjalanan Masa Kecil yang Ngangenin dan Nggak Perlu Diragukan Ketangguhannya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version