Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Susahnya Rakyat Ngapak Taklukan Mulok Bahasa Jawa

Winda Krisnawati oleh Winda Krisnawati
24 Maret 2022
A A
Susahnya Rakyat Ngapak Taklukan Mulok Bahasa Jawa Terminal Mojok.co

Susahnya Rakyat Ngapak Taklukan Mulok Bahasa Jawa (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bukan rahasia umum lagi. Jawa Wetan dan Jawa Ngapak ibarat kakak-adik beda bapak. Keduanya terhubung, tapi nggak nyambung. Sama-sama Jawanya, tapi banyak bedanya. Bahasa Jawa Wetan banyak dipakai oleh orang Pekalongan, Batang, terus ke arah timur dan belok ke selatan Jawa Tengah. Jawa Ngapak dipake Pemalang, Tegal, Brebes, terus ke arah selatan.4

Perbedaan ini memiliki dampak besar di dunia pendidikan, khususnya di pelajaran Bahasa Jawa. Jawa Wetan tentu lebih dikuasai Wong Wetan. Bagi murid Ngapak tentu kesulitan. Sudahlah sehari-hari Jawa Ngapak, pelajaran Bahasa Indonesia pun masih harus diselingi bahasa ibu, lalu ketemu mata pelajaran Bahasa Jawa Wetan, mendadak atmosfer di ruang kelas berubah.

Siswa deg-degan, khawatir ditanyain sama gurunya (Shutterstock.com)

Padahal, secara materi isinya nggak jauh beda dengan Sastra Indonesia. Indonesia ada puisi, Jawa ada geguritan. Jawa ada tembang, Indonesia ada lagu. Indonesia ada cerita non fiksi, Jawa ada cerita rakyat. Pun dengan ejaaan. Jawa dikenal ada penulisan awalan dak-, ko-, di-, Indonesia ada penulisan di-. Tapi karena perbedaan bahasa, semua persamaan-persamaan itu jadi ketutup samar dilihat.

Bayangkan, ketika tulisan “kula” harus dibaca “kulo”. Padahal, sehari-hari pake “enyong”, “inyong”, atau “nyong”. Paling banter bilang “aku” dan itu hal sederhana. Sebab, Jawa Ngapak itu cenderung pake lebih banyak bahasa Indonesia, hanya tambahi akhiran -e atau -ne saja. Seperti  ada kata “titik-titik” ditambah akhiran -nya jadi “titik-titiknya”, dalam Ngapak, “titik-titike”, Jawa Wetan “ceceg-ceceg”. Jauh.

Belum lagi saat harus mengubah Jawa ngoko jadi krama lugu atau krama alus. Kami mesti buka-buka kamus dulu. Beruntung, jika di lingkungan tempat tinggal masih menerapkan tingkatan bahasa itu. Bagi yang biasa lagaran saja pakai Ngapak, jangan harap bisa lancar bin luwes pakai basa tingkat tinggi itu. Bagi guru pun bukan hal mudah, apalagi murid.

Dulu, zamannya daerah Ngapak “impor” Guru Wetan, hal ini sedikit solusi bagi sekolah. Paling tidak dalam satu sekolah ada guru pengampu Bahasa Jawa yang bisa jadi pitakonan kalau ada hal susah di pelajaran. Tapi kini Guru Wetan itu satu-persatu mulai pensiun. Yang tersisa adalah guru-guru lokal, yang bisa jadi kemampuannya pas-pasan seperti saya ini. Lantas, ke mana lagi kami harus mengadu?

Guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas (Masrob/Shutterstock.com)

Penyesuaian kurikulum bahasa daerah dengan bahasa ibu daerah masing-masing agaknya urgent dilakukan. Bukan maksud mengenyahkan Jawa Wetan, tapi apa faedah nyata bagi kami Ngapakers jika belajar Jawa Wetan padahal bahasa sehari-hari kami adalah Ngapak ? Lalu kelokalannya di mana? Pengantar pakai bahasa Ngapak tentunya lebih efektif. Kami nggak perlu menunggu “impor guru”, kami juga nggak perlu sering- sering buka kamus.

“Ah, Bahasa Jawa kan nggak ada tuh ujian nasionalnya. Jadi, nggak perlu khawatir.” Celotehan ini, bisa jadi mewakili guru lokal, yang agak santai menyikapi kesusahan ajar-mengajar Bahasa Jawa. Yang penting diajarkan. Anak-anak dikenalkan, tuntas sudah.

Baca Juga:

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

Logat Tegal Bukan Produk Hiburan, Jadi Tolong Jangan Olok-Olok Kami ketika Lagi Ngobrolin Hal-Hal Serius!

Jawa Ngapak bukan hanya identitas. Ada pemahaman di dalamnya: bahasa ibu. Bahasa yang bisa mengantarkan umat ke dalam materi pelajaran. Jika murid dan guru bisa lancar, tentunya nggak ada lagi mulok yang dikesampingkan. Pendidikan mulok, muatan lokal, perlu juga diminati oleh murid-murid. Apa iya dibiarkan saja karena bukan pelajaran utama?

Masyarakat Tegal sedang mengobrol dengan menggunakan bahasa Ngapak (Shutterstock.com)

Jika kendala dibiarkan, minat murid diabaikan, siapa lagi yang peduli terhadap pendidikan? Bisa jadi, mapel-mapel yang lain juga sama. Yang penting diajarkan. Lalu, nggak perlu menunggu waktu yang lama, dunia pendidikan terus mengalami kemunduran.

Penulis: Winda Krisnawati
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2022 oleh

Tags: Bahasa JawaMuatan Lokalngapak
Winda Krisnawati

Winda Krisnawati

ArtikelTerkait

Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

10 Januari 2023
Panduan Singkat Menggunakan "Ta" ala Jawa Suroboyoan

Ojo ngasal, Rek. Ini Panduan Singkat Menggunakan “Ta” ala Jawa Suroboyoan yang Benar

1 Juli 2023
Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas terminal mojok.co

Panduan Dasar Bahasa Jawa yang Solo Banget

11 Desember 2020
Susahnya Jadi Perantau Asal Banjarnegara

Susahnya Jadi Perantau Asal Banjarnegara

23 Juni 2023
6 Istilah yang Biasa Dipakai dalam Percakapan Orang Solo, Pahami biar Nggak Salah Kaprah

6 Istilah yang Biasa Digunakan dalam Percakapan Orang Solo, Pahami biar Nggak Salah Kaprah

20 November 2024
bahasa sunda kata jatuh macam-macam istilah mojok.co

Bukan Hanya Bahasa Jawa, Bahasa Sunda Juga Peduli dengan Jatuhnya Umat Manusia

9 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.