Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Surat Terbuka untuk Pengelola Minimarket agar Tidak Meletakkan Yakult Sembarangan

Nar Dewi oleh Nar Dewi
15 April 2020
A A
yakult jangan ditaruh sembarangan nanti bakterinya mati panas harus di kulkas suhu 10 derajat mojok

yakult jangan ditaruh sembarangan nanti bakterinya mati panas harus di kulkas suhu 10 derajat mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu hari di tengah pandemi COVID-19, saya berbelanja ke minimarket dekat rumah. Maksud hati ingin panic buying, jiwa saya justru tidak karu-karuan. Rencana barang yang mau saya beli seolah raib dari kepala saya. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah tumpukan botol Yakult yang dibiarkan tergeletak di lantai dalam ruangan tanpa AC begitu saja.

Hati saya langsung menderu-deru. Bayangan saya penuh dengan bakteri-bakteri baik di dalam Yakult yang pasti kepanasan dan menjerit-jerit memohon pertolongan. Sebuah nada riang “Minum Yakult tiap hari!” terasa memelas di kuping ini. Oh em ji!

Ingin sekali rasanya memasukkan tumpukan botol itu ke lemari pendingin di sebelahnya dan menghilangkan derita yang dialami para bakteri baik. Tapi ketika saya sudah menyentuh pinggiran kotak botol-botol itu (yang tak lagi dingin), seorang mas-mas karyawan minimarket datang.

Ia memberikan senyum penuh barokah kepada saya. Tangannya yang perkasa kemudian mengangkat tumpukan botol itu. Jari-jarinya yang lembut akhirnya mampu mengembalikan si Yakult ke habitat aslinya. Saya berhasil dibuat terpesona. Tapi tunggu, apakah mas-mas itu berhasil menyelamatkan kehidupan bakteri baik? Hiks.

Selama ini, untuk menjaga kelancaran BAB ibu saya, Yakult menjadi minuman yang rutin saya beli. Tentu saja saya membeli karena klaim bahwa minuman tersebut mengandung organisme baik hati.

Yang jadi masalah, seperti halnya orang baik yang selalu tersakiti di sinetron, bakteri di minuman asal Jepang itu pun rentan tersakiti ketika diletakkan dalam lingkungan bersuhu tinggi.

Untuk mengakali ini, saya selalu membeli Yakult di akhir belanja saya. Atau, saya khusus keluar rumah cuma untuk membeli minuman ini saja dan tidak yang lainnya. Jadi para bakteri baik hati itu tak perlu kepanasan di dalam tas belanja dalam waktu yang lama. Setelah Yakult ada di tangan, saya tancap gas ke rumah dengan ngebut ala pembalap F1. Kulkas langsung saya buka dan saya letakkan minuman itu di tempat semestinya.

Tapi perjuangan saya tersebut rasanya sia-sia melihat pemandangan hari itu. Apa artinya pengorbanan yang selama ini saya lakukan kalau ternyata pihak minimarket justru merusak segalanya? Hiks hiks hiks.

Baca Juga:

Kursi Besi FamilyMart: Obat Pengurang Stres Pekerja Jakarta selain Kursi Indomaret

Alfamidi Solo Baru Pantas Dinobatkan sebagai Alfamidi Terbaik di Kabupaten Sukoharjo, Inilah Alasannya!

Dan karena itulah, di kesempatan ini, saya ingin melayangkan sebuah surat terbuka kepada semua pihak yang membikin hati saya miris. Dear pemilik, pengelola, dan karyawan minimarket… mbok ya tolong pahami, bakteri di minuman tersebut sensitif sama suhu tropis Indonesia.

Dengan membiarkannya di ruangan tanpa AC terlalu lama, sama saja kalian-kalian membunuh bakteri-bakteri itu. Alhasil, yang saya beli dengan segepok uang saya yang tak seberapa itu hanya sebuah minuman kecut dengan bonus bangkai bakteri. Masyaallah. Luar biasa sekali. Luar biasa bikin jengkel.

Kedua, saya lumayan sering mendapati tempat penyimpanan yakult yang tidak dingin. Blas tidak dingin. Bukannya dengan melakukan itu, Anda sama saja melakukan penyiksaan terhadap bakteri, lalu abuse terhadap konsumen yang harus memakan bangkai bakteri? Bahkan kadang saya melihat di tempat penyimpanan minuman itu ada kotak makanan yang mbuh punyanya pemilik toko atau karyawannya.

Dan teruntuk pihak Yakult, tolong dong dicek dengan benar almari-almari pendinginnya. Pastikan tiap toko yang menjual produk sampeyan bisa memperlakukan produk itu dengan tepat, benar, dan akurat. Cuma dengan itu, kami konsumen bisa menikmati manfaat minuman Anda dengan optimal.

Lalu, buat kawan-kawan sesama pembeli, sudah seharusnya kita serius dengan masalah pendinginan dan peryakultan ini. Apalagi sikap abai minimarket bisa saja mencerminkan sikapnya secara umum. Bisa saja mereka melakukan hal yang sama ke berbagai produk lainnya yang butuh suhu dingin. Kan tidak lucu kalau kita endingnya jadi minum jasad renik yang sudah dipanggil ke YME terus-menerus?

Terakhir, buat MUI, tolong abaikan saja tulisan ini. Kalau kebetulan kalian baca surat pembaca mahapenting ini, pura-puralah tidak membaca. Bukannya saya mau kurang ajar. Saya sendiri aslinya sudah kurang ajar kok. Cuma saya enggak mau tiba-tiba ada kabar pengharaman menjual Yakult secara tidak benar. Urus saja hal-hal yang lebih penting misalnya mengenai fatwa haram soal TikTok yang bikin saya pusing karena adik perempuan saya jadi suka dansa-dansa ajaib.

BACA JUGA Minum Yakult Banyak-banyak Aman Nggak Sih?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 April 2020 oleh

Tags: minimarketyakult
Nar Dewi

Nar Dewi

IRT suka nulis

ArtikelTerkait

Protes Soal Biaya Parkir Liar, Masyarakat Harus Mengadu Siapa?

Protes Soal Biaya Parkir Liar, Masyarakat Harus Mengadu Siapa?

5 November 2019
Pengalaman Mencoba Kopi Circle K: Awalnya Meremehkan karena Kopi Minimarket, Malah Terkesan karena Rasanya Enak

Pengalaman Mencoba Kopi Circle K: Awalnya Meremehkan karena Kopi Minimarket, Malah Terkesan karena Rasanya Enak

14 September 2025
5 Hal Enaknya Kerja di Gudang Alfamart Ketimbang di Toko Terminal Mojok

5 Hal Enaknya Kerja di Gudang Alfamart Ketimbang di Toko

14 Oktober 2022
5 Alasan Alfamart dan Indomaret Tidak Ada di Sumatera Barat (Nur Cholis via Wikimedia Commons)

5 Alasan Alfamart dan Indomaret Tidak Ada di Sumatera Barat

10 Maret 2023
Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

Akui Saja Belanja di Minimarket Memang Menjengkelkan karena Harus Bertemu Karyawan yang Cuek dan Lelet

24 November 2023
Melarang Indomaret dan Alfamart Tidak Lantas Bikin UMKM Sumatera Barat Sejahtera

Melarang Indomaret dan Alfamart Tidak Lantas Bikin UMKM Sumatera Barat Sejahtera

28 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.