Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan

Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan

Surabaya Nggak Melulu Berisi Hal-hal Buruk, Ini 5 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Kota Pahlawan (unsplash.com)

Meskipun saya sering mengeluh tentang Kota Surabaya yang panas, macet, transportasi umumnya tidak bisa diandalkan untuk rutinitas harian, sering banjir, dan harga huniannya mahalnya sundul langit, harus saya akui kalau Surabaya nggak melulu berisi hal-hal buruk. Ada banyak hal menyenangkan yang membuat saya merasa betah tinggal di Kota Pahlawan.

Nggak sekadar nyaman untuk ditinggali, Kota Surabaya juga memiliki beberapa hal yang cukup bisa dibanggakan dan bisa dipamerkan ke orang lain. Misalnya hal-hal di bawah ini.

#1 Surabaya bertabur prestasi dalam dan luar negeri

Ibarat anak sekolah, Surabaya adalah tipe siswa yang berprestasi dalam segala hal sekaligus berpenampilan menarik. Nyaris semua penghargaan yang ada di negeri ini pernah diraih oleh Kota Pahlawan. Di bidang lingkungan hidup misalnya, Surabaya menjadi satu-satunya kota metropolitan yang mendapatkan penghargaan Adipura Kencana delapan kali berturut-turut.

Di bidang pendidikan, baru-baru ini Surabaya meraih penghargaan Anugerah Merdeka Belajar 2024 kategori Pengelolaan Program Indonesia Pintar dari Kemendikbudristek. Sementara di bidang kesehatan, Kota Pahlawan meraih UHC Award 2024 atas komitmennya memberikan akses pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas tanpa hambatan finansial.

Nggak hanya penghargaan skala nasional, Kota Pahlawan juga sering mendapatkan penghargaan internasional. Setelah mendapatkan penghargaan sebagai kota layak anak skala nasional, bulan Agustus 2024 lalu, Surabaya mendapatkan sertifikat kota layak anak skala internasional. Kota kami ini juga pernah mendapatkan penghargaan green city atau kota hijau di tingkat dunia.

Begitulah. Urusan piala dan piagam penghargaan, Surabaya adalah juaranya.

#2 Banyak ruang terbuka umum dan taman

Selain berpestasi, Surabaya juga memiliki tampilan yang menarik. Ada lebih dari 900 taman dan ruang terbuka hijau di sini. Kami juga memiliki jalan yang ditanami pepohonan meski jumlahnya mulai berkurang. Selain taman, Surabaya juga memiliki banyak sekali ruang publik yang bisa diakses secara gratis. Ada perpustakaan, museum, co-working space, hingga alun-alun indoor.

Museum di Kota Pahlawan juga bukan tipe yang membosankan, ya. Ada museum di Siola yang modern dan instagrammable sehingga cocok dengan selera gen Z dan Alpha.

Beberapa waktu lalu ada yang menulis di Terminal Mojok kalau Surabaya kurang ruang publik, tolong pernyataan tersebut diabaikan saja. Kalau perkara ruang terbuka dan taman, belum ada kota metropolitan lain yang bisa bersaing dengan Kota Pahlawan. Silakan diadu, kota mana yang punya 900 taman selain Surabaya? Nggak ada lah.

Kalau kamu tinggal di sini, silakan cek akun resmi Pemkot Bangga Surabaya, di sana ada banyak informasi ruang terbuka publik dan hiburan gratis yang difasilitasi Pemkot. Di kota kami, alun-alun saja instagrammable, lho. Ada alun-alun indoor dan outdoor, semuanya bisa diakses dengan gratis. Kalau beruntung, ada pameran lukisan dan pagelaran seni yang ditampilkan di alun-alun.

#3 Warganya bangga dengan logat Suroboyoan

Di saat banyak orang di Indonesia kurang percaya diri berbicara dengan bahasa dan logat daerahnya, apalagi kalau sedang di Jakarta lantaran takut diledek medok dan katrok, mayoritas orang Surabaya tetap menggunakan bahasa Suroboyoan di manapun mereka berada. Tak terkecuali di Jakarta.

Kami nggak malu menggunakan imbuhan “tah” di belakang kalimat saat bertanya. Kami juga tak berusaha menutupi aksen Suroboyoan yang terlanjur menempel di pangkal lidah sejak balita. Di mana pun berada, kami akan mengumpat dengan kalimat yang sama “jancok”.

Mungkin saking seringnya orang Surabaya mengumpat, kata “jancok” diserap oleh warga Jakarta dan daerah lainnya menjadi umpatan skala nasional. Yah, meskipun orang yang meniru umpatan tersebut umumnya nggak mengucapkannya dengan benar.

Kecintaan warga Surabaya terhadap aksen dan bahasa Suroboyoan tersebut perlu dilestarikan. Sebab, bahasa daerah di Indonesia terancam punah lantaran sudah mulai ditinggalkan penutur aslinya.

#4 Surabaya kaya akan kuliner lezat dan murah

Di saat daerah lain bingung mencari kuliner khas, Surabaya memiliki banyak masakan khas yang bisa dibanggakan. Rawon, pecel semanggi, lontong kupang, tahu tek, rujak cingur, dan sate kelopo adalah sederet kuliner lezat yang bisa ditemukan dengan mudah di Kota Pahlawan dan rasanya pun umami.

Selain bangga dengan kekayaan kulinernya, warga Surabaya juga perlu bersyukur dan pamer ke warga di kota lainnya lantaran meski berstatus kota metropolitan, kita masih bisa menemukan makanan murah dan rasanya enak. Di daerah Kebonsari, kita masih bisa menemukan penjual pecel satu bungkus Rp8 ribu. Begitu juga dengan mie pangsit Rp8 ribu yang biasa keliling di gang-gang.

#5 Orang Surabaya memang cuek, tapi mudah diajak kerja sama

Karakter warga Surabaya memang cenderung cuek, blak-blakan, dan tidak mudah tersinggung. Oleh karena itu, kota ini tidak pernah bermasalah dengan pemimpin yang suka marah-marah. Bagi warga, yang penting pemimpinnya bekerja, syukur-syukur solutif. Selebihnya mah warga nurut aja.

Serius ini, Rek. Program Pemkot Surabaya banyak yang mengandalkan partisipasi warganya. Misalnya program Kampung Madani dan Kampung Pancasila yang bertujuan meningkatkan kemandirian warga. Lalu ada Kampung Surabaya Hebat yang menjadi garda depan penanggulangan Covid-19. Dulu, ketika Tri Risma masih menjabat, ada Kampung Bersih juga. Setiap kampung diminta untuk mengelola sampah dengan tujuan agar mimpi Surabaya sebagai kota hijau dan ramah lingkungan terwujud.

Tanpa partisipasi warga Surabaya yang mudah diajak kerja sama, mana mungkin program-progam pemerintah terlaksana. Karakter warga yang ini cukup membanggakan. Sulit, lho, mencari penduduk yang nggak suka marah seperti warga Kota Pahlawan. Kami ini cuma sering misuh doang, tapi sebenarnya hatinya lembut.

Itulah beberapa hal yang membuat saya merasa bangga dengan Surabaya, selain tentu saja soal popularitasnya. Lantaran Surabaya terkenal, ketika sedang bepergian ke luar pulau, saya hanya perlu mengatakan berasal dari Surabaya. Semua orang pasti langsung tahu. Berbeda kalau saya menjawab Bojonegoro, pasti ada saja pertanyaan lanjutan seperti, “Bojonegoro itu Jawa sebelah mana, ya?” Bisa panjang kali lebar tuh penjelasannya.

Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Dosa Wali Kota Surabaya yang Tercatat dalam Ingatan Warga.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version