Konon, crazy rich Surabaya kebanyakan tinggal di Surabaya bagian barat. Bahkan ada yang menyebut daerah ini sebagai basecamp para crazy rich, benarkah begitu?
Saat pertama kali mendengar kalau crazy rich Surabaya tinggal di Surabaya bagian barat yang terlintas dalam bayangan saya adalah wilayahnya sangat modern dan begitu mewah. Nyatanya memang mewah, tapi nggak semewah itu juga. Pasalnya kalau kita nonton film atau berita, yang ditunjukkan pasti yang mewah aja, padahal kita nggak tau apakah semuanya memang begitu atau hanya sebagian.
Pengalaman tinggal di daerah Surabaya barat selama 6 bulan membuat saya menemukan bukti bahwa di sini masih banyak perkampungannya meski kerap dijuluki basecamp para crazy rich Surabaya. Hal ini mungkin kedengaran aneh bagi orang awam, apa iya crazy rich tinggal di kampung?
Daftar Isi
Ketimbang wilayah Surabaya lainnya, Surabaya barat lebih mirip pedesaan
Pembagian wilayah Surabaya memang bukan secara administratif seperti Jakarta yang mana terbagi menjadi Jakarta Utara, Timur, Pusat, Selatan, dan Barat. Pembagian wilayah di Surabaya ini lebih kepada pembagian secara geografisnya. Misalnya, Surabaya utara merupakan daerah yang berbatasan dengan laut. Surabaya pusat adalah daerah yang terletak di tengah hingga Surabaya barat yang memang letaknya di sebelah barat. Wilayah yang disebut-sebut Surabaya barat ini mencakup 7 kecamatan, yakni Kecamatan Tandes, Asemworo, Sukomanggal, Benowo, Pakel, Lakarsantri, dan Sambikerep.
Selama saya tinggal di Surabaya barat, tepatnya di Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, ternyata Surabaya barat nggak semewah yang dibayangkan. Apalagi jika dikaitkan dengan embel-embel kalau di sini pasti banyak Chindo-nya (sebutan untuk warga Surabaya keturunan Tionghoa) dan para crazy rich Surabaya yang pasti sudah kaya raya turun-temurun.
Misalnya di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep. Jika kita ke sana, masih banyak lahan kosong, persawahan, dan pepohonan rindang yang bisa kita jumpai. Bahkan di Kelurahan Made hanya ada tiga Rukun Warga (RW) sebab sisanya masih berupa lahan kosong. Begitu pula di Kelurahan Lontar yang pohon-pohon lontarnya masih bisa kita jumpai. Ada juga beberapa kelurahan di Kecamatan Lakarsantri, Benowo, dan Pakel yang masih asri. Saya pastikan lebih dari 50 persen wilayah ini tergolong perkampungan dengan nuansa pedesaan.
Sebenarnya sangat masuk akal kenapa para crazy rich Surabaya memilih tinggal di Surabaya bagian barat. Alasannya ya tentu saja karena masih banyak lahan kosong di sana. Oleh para developer, lahan kosong itu bisa dijadikan apartemen dan perumahan elite seperti yang terjadi dengan Apartemen Anderson & Benson, Perumahan Cluster Graha Natura, Graha Family, Citraland, dll..
Nggak semua crazy rich Surabaya tinggal di sana
Satu hal yang katanya sudah jelas adalah crazy rich Surabaya pasti tinggal di Surabaya barat. Padahal kalau saya perhatikan, para crazy rich Surabaya yang beneran crazy rich atau sugihe ora umum nggak melulu tinggal di sana. Kebanyakan yang “tinggal” di sana adalah properti mereka.
Sudah bukan rahasia lagi ya kalau orang-orang kaya biasanya memiliki banyak properti, entah untuk dijadikan bisnis, investasi, atau kelak untuk diwariskan pada anak cucunya. Nah, properti para orang kaya ini biasanya berupa rumah, apartemen, tanah yang letaknya di mana-mana, salah satunya ya di Surabaya bagian barat tadi.
Salah satu contoh crazy rich Surabaya yang nggak tinggal di Surabaya barat adalah Chef Arnold. Dia justru tinggal di Surabaya bagian timur. Bahkan ada juga lho yang nggak menetap di Surabaya tapi berinvestasi dan jadi developer di sini, termasuk di wilayah Surabaya barat.
Surabaya barat punya banyak mal besar, jadi basecamp-nya crazy rich, tapi sering banjir
Satu hal yang bikin miris dari Surabaya barat yang disebut-sebut sebagai basecamp-nya para crazy rich adalah wilayahnya sering kebanjiran. Padahal di wilayah sini banyak mal terkenal lho, sebut saja Lenmarc dan Pakuwon Trade Center, mal terbesar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Lontar ini sampai sekarang masih sering kebanjiran. Ketika saya tinggal di sana pun air hujan kerap meluap dari selokan ke kos saya.
Nggak jauh dari sana, di Jalan Mayjend. Sungkono dan HR. Muhammad, ada juga Ciputra World yang tahun ini kebanjiran. Banjir ini bahkan sempat viral di beberapa media nasional. Ada mobil yang sampai hanyut, Gaes. Tentu saja hal ini juga membuat para crazy rich Surabaya berpikir ulang sebelum memutuskan tinggal di sini.
Secara statistik, wilayah Surabaya bagian barat memang lebih banyak perkampungannya, misalnya Kampung Manukan, Candilontar, Lempung, dsb. Kalau tinggal di sana, bahkan boleh dibilang jauh banget dari kata “basecamp crazy rich Surabaya” yang identik mewah, megah, dan elegan. Jadi, kayaknya stop bilang crazy rich Surabaya pasti tinggal di Surabaya barat, deh.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Bukti Nyata kalau Surabaya Adalah Sarangnya Crazy Rich.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.