Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sumenep: Kota Keris yang Miris

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
2 Maret 2023
A A
Sumenep: Kota Keris yang Miris

Sumenep: Kota Keris yang Miris (Sandhi Irawan via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Jika menyebut kata “Madura”, masyarakat luar akan mengingatnya sebagai Kota Karapan Sapi. Sebagai warga asli Madura, yang ingin saya luruskan di sini adalah setiap kabupaten di Madura memiliki julukan masing-masing. Jadi, tidak semua identik dengan karapan sapi. Misalnya saja Sumenep yang memiliki julukan sebagai Kota Keris. Julukan Sumenep sebagai Kota Keris, sebenarnya belum berlangsung lama, tepatnya baru dideklarasikan pada tahun 2013 lalu.

Sebagai warga Sumenep, saya mengetahui bahwa dahulu sebutan buat Sumenep bukan Kota Keris, melainkan Kuda Terbang. Penyebutan ini diambil dari hewan peliharaan Jokotole, salah satu raja di Sumenep. Singkat cerita, karena Sumenep memiliki banyak perajin keris, akhirnya pemerintah ingin menjadikan keris sebagai simbol dari Kabupaten Sumenep.

Perjalanan untuk menjadikan keris sebagai simbol dari Sumenep tidaklah berjalan mulus. Dari informasi yang saya dapatkan saat meneliti tentang keris, ternyata terjadi suatu polemik. Usulan pemerintah kabupaten untuk menjadikan keris sebagai simbol dari Sumenep sempat mendapat pertentangan dari beberapa anggota DPR. Alasannya karena keris tidak sesuai dengan identitas Islam sebagai agama mayoritas masyarakat Sumenep.

Kok bisa tidak sesuai? Ya karena keris identik dengan hal mistis. Sehingga jika keris menjadi simbol dari Sumenep, akan mencoreng muruah identitas Islam. Hingga akhirnya dengan diskusi yang panjang, ada titik temu untuk menjadikan keris sebagai simbol dari Sumenep.

Seharusnya jika pemerintah menjadikan keris sebagai simbol dari Sumenep, pemerintah kabupaten memiliki inisiasi untuk mendukung industri keris dan mengembangkan inovasi wisata. Namun yang terjadi di lapangan, pemerintah kabupaten kurang mampu mengembangkan keris sebagai wisata.

Saya tersentak tatkala pergi ke desa wisata keris di Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi. Ketika menuju ke Desa Aeng Tong-tong, sejauh motor berjalan, jalanan di sana berlubang dan tidak rata. Dan jika malam hari tiba, tentunya perjalanan bakal semakin berbahaya mengingat kondisi jalanan yang buruk serta minim dengan lampu penerangan.

Setelah sampai di desa perajin keris di Aeng Tong-tong, saya semakin tersentak mendengar informasi dari para perajin tentang persoalan desa wisata keris. Salah satu perajin bercerita jika warga pernah meminta ke pemerintah kabupaten untuk membuatkan papan penunjuk arah desa wisata keris. Tujuannya agar memudahkan orang luar saat ingin pergi ke Desa Aeng Tong-tong. Akan tetapi, pemerintah kabupaten tidak mengabulkan permintaan dari warga.

Dengan kondisi jalanan menuju Desa Aeng Tong-tong yang kurang baik, ditambah kurangnya penunjuk arah, maka menjadi mustahil keris bisa menjadi destinasi utama wisata Sumenep. Padahal keris memiliki potensi besar untuk menyedot wisatawan pergi ke Sumenep. Sebab, keris berpotensi menjadi wisata tradisional yang penuh dengan nilai estetika dan filosofi.

Baca Juga:

3 Fakta Menarik tentang Kota Batu yang Jarang Dibicarakan Orang, Salah Satunya Pernah Terkenal dengan Perkebunan Kina

Sebagai Orang Surabaya, Saya Lebih Memilih Study Tour ke Malang ketimbang Jogja

Di sisi lain, pemerintah kabupaten kurang memberikan dukungan untuk mempromosikan Desa Aeng Tong-tong sebagai desa wisata di kancah nasional. Mengingat setiap kali Desa Aeng Tong-tong mengikuti lomba desa wisata, dananya berasal dari sumbangan sesama perajin keris yang tergabung di paguyuban.

Kurangnya bantuan pemerintah kabupaten terhadap pengembangan keris di Sumenep juga dirasakan para perajin keris yang kurang mendapatkan bantuan. Padahal perajin keris membutuhkan biaya untuk membeli bahan dan alat-alat dengan harga yang tidak sedikit. Besarnya jumlah pengeluaran perajin keris tidak sesuai dengan jumlah pendapatannya.

Jumlah pendapatan perajin keris di Sumenep bergantung pada jumlah pemesan. Dan jumlah pemesan keris tidak stabil, apalagi saat masa pandemi, perajin keris hampir mengalami krisis pendapatan. Di satu sisi, perajin keris di Sumenep kebingungan untuk mengirimkan barangnya ke pemesan yang ada di luar Madura dan luar negeri.

Hampir semua ekspedisi pengiriman tidak menerima keris. Alasannya, keris masuk ke kategori benda senjata tajam. Akhirnya perajin keris harus memilih jasa pengiriman lainnya dengan harga kirim lebih mahal. Sehingga ini berdampak pada berkurangnya jumlah pendapatan mereka.

Ironisnya, permasalahan tentang kesulitan perajin mengirimkan kerisnya ke luar Madura dan luar negeri kurang mendapat respons dari pemerintah kabupaten. Saat di lapangan, banyak perajin ingin pemerintah kabupaten untuk membuat peraturan daerah yang melindungi perajin keris agar tidak kesulitan saat menggunakan jasa ekspedisi pengiriman, sehingga tidak lagi mengeluarkan biaya lebih mahal.

Meski terkesan kurang memedulikan, sebenarnya pemerintah kabupaten pernah memberikan bantuan kepada perajin keris. Sayangnya, bantuan yang diberikan kurang merata dan ribet.

“Maksudnya kurang merata dan ribet itu gimana, ya, Pak?” saya bertanya pada salah satu perajin keris.

“Ya karena bantuan yang diberikan tidak bisa mencakup jumlah perajin yang ada. Karena jumlahnya tidak merata, paguyuban jadi menalangi agar tiap perajin bisa merasakan bantuan tersebut. Biar tidak menimbulkan rasa iri ke sesama perajin,” jawabnya.

“Kalau ribetnya gimana, Pak?” tanya saya sekali lagi.

“Kadang kalau mau minta bantuan harus bikin proposal dulu. Harusnya kan pemerintah berinisiatif memberikan bantuan sehingga perajin tidak perlu mengajukan proposal dulu.”

Maka sepertinya kita harus maklum kalau Sumenep Kota Keris nantinya hanya tinggal nama. Lha, gimana nggak tinggal nama, kalau pemerintah kabupaten kurang memberikan dukungan secara masif dan responsif, gimana keris bisa terus bertahan jadi kebanggaan warga Sumenep? Justru desa wisata keris bisa terbengkalai, perajin keris makin lunglai!

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Surat untuk Pemda Sumenep: Perbaiki Penerangan Jalan Secepatnya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2023 oleh

Tags: jawa timurmadurasumenep
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

5 Kuliner Khas Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan Terminal Mojok

5 Kuliner Khas Tuban yang Sayang untuk Dilewatkan

6 Februari 2022
Delta Plaza Surabaya, Mall Sejuta Umat di Surabaya Mengalahkan Royal Plaza dan BG Junction

Delta Plaza Surabaya, Mall Sejuta Umat di Surabaya Mengalahkan Royal Plaza dan BG Junction

30 November 2023
Bangkalan Madura Bikin Resah, Pilkades Mengancam Nyawa (Unsplash) sampang

Suasana Pilkades di Bangkalan Madura Bikin Saya Ingin Pindah Kota Saja karena Suasana Jadi Sangat Mencekam dan Nyawa Terancam

30 Juni 2024
Mengadu Nasib di Jakarta Itu Berat, Lebih Baik Jangan kalau Belum Siap Mojok.co

Mengadu Nasib di Jakarta Itu Berat, Lebih Baik Jangan kalau Belum Siap

12 November 2023
Paiton Probolinggo, Kecamatan Paling Menyedihkan di Jawa Timur (Unsplash)

Paiton Probolinggo yang Menyedihkan: Ketika Kehidupan Si Kaya dan Si Miskin Sangat Kontras dan Memprihatinkan

18 Februari 2025
Taman Paseban, Taman Andalan Warga Bangkalan yang Kalah Jauh Dibanding Taman-taman di Surabaya Mojok.co

Taman Paseban, Taman Andalan Warga Bangkalan yang Kalah Jauh Dibanding Taman-taman di Surabaya

27 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.