Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Sulitnya Menjadi Orang yang Nggak Enakan

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
30 Juni 2019
A A
nggak enakan

nggak enakan

Share on FacebookShare on Twitter

Sesama manusia yang sangat butuh bersosialisasi dengan orang lain, sudah selayaknya menjalin komunikasi yang baik secara langsung—kehidupan bertetangga, ruang lingkup pertemanan, juga relasi dalam pekerjaan—mau pun tidak langsung—berbalas chat, misalnya.

Dalam proses bersosialisasi, selain harus menjaga komunikasi yang baik dengan sesama juga harus bersikap baik, bahkan saling tolong menolong dianggap perlu dan wajib dibudayakan. Hal tersebut memang sudah tertanam sedari dulu dan dibiasakan sejak masih kecil—baiknya—karena kebiasaan yang baik sewaktu kecil, tentu diharapkan dapat terus diulang dan dilakukan hingga dewasa.

Soal tolong menolong, seharusnya lebih indah dirasakan jika tidak ada paksaan dalam prosesnya—harapannya demikian. Namun, pada teori perilaku prososial (perilaku menolong) sendiri terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang ketika menolong orang lain, beberapa diantaranya; suasana hati, kondisi lingkungan, tekanan waktu, menolong orang yang disukai, dan menolong orang yang pantas ditolong.

Oleh sebab itu, maka tidak heran jika sebagian orang memiliki beberapa pertimbangan tertentu dalam memberikan pertolongan ke orang lain. Kecuali bagi mereka yang merasa tidak enakan, walau berat hati—bahkan terkadang sambil sambat dan misuh—pasti akan tetap menolong dan sulit sekali menolak juga berkata tidak jika ada seseorang yang meminta bantuan dalam hal apa pun, meski tidak sempat dan sedang tidak bisa sekalipun.

Bukannya mau hitung-hitungan dalam memberi pertolongan, namun beberapa kali sampai dengan saat ini saya masih menjadi seseorang yang tidak enakan dan jika ada yang meminta pertolongan—meski saya sedang sungkan, tidak bisa, atau tidak sempat—mau tidak mau akan mengerjakan apa yang orang lain minta.

Entah dalam dunia kerja, ruang lingkup pertemanan, atau keluarga juga saudara. Dari mulai meminjam uang, meminta pertolongan dan bantuan, sampai dengan ajakan untuk berkumpul atau berkunjung pada suatu acara. Sekali lagi saya tegaskan, bukan bermaksud mau hitung-hitungan soal memberi bantuan—toh saya juga sebetulnya sadar kelak akan butuh bantuan—namun ada kalanya saya memiliki acara atau janji lebih dulu sampai dengan butuh waktu sendiri tanpa ada gangguan sama sekali.

Entah kenapa sulit bagi saya untuk menolak karena nggak enakan yang berujung pada perasaan yang mengganjal, seperti ada perasaan bersalah dan selalu teringat sampai kepada overthinking yang berujung pada berpikir negatif—nanti dia ngomongin di belakang nggak, ya? Nanti dimusuhin nggak, ya? Dan lain sebagainya—Dan perasaan tersebut terus berulang sampai dengan saya betul-betul memberikan bantuan—meski terkadang dengan perasaan berat hati.

Bahkan jika teman kita tergolong orang yang menyebalkan, bantuan atau kebaikan yang kita lakukan justru akan dan bisa jadi dimanfaatkan. Sedikit-sedikit tergantung, sedikit-sedikit merengek meminta bantuan, padahal bisa saja dikerjakan sendiri.

Baca Juga:

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Saatnya Berhenti Menyuruh Orang Lain untuk Tambah Anak, Donatur Juga Bukan, tapi Ngaturnya Kelewatan!

Bagi orang yang nggak enakan, selain kesulitan dalam menolak ajakan atau permintaan pertolongan, ada waktu di mana mereka merasa nggak enakan saat salah ucap sewaktu mengobrol dengan orang lain. Seringkali merasa khawatir yang berlebihan, kepikiran sampai dengan tidak enak hati, terbawa mimpi, bahkan merasa tertekan karena ada dalam bayang-bayang rasa bersalah.

Akhirnya, secara perlahan saya menemukan formula agar perasaan nggak enakan ini berkurang bahkan dapat dihilangkan. Meski belum hilang seutuhnya, bagi saya cara ini terbilang efektif.

Pertama, saya biasakan berpikir bahwa saya juga punya hak untuk menolak—khususnya dalam beberapa hal—sebab membahagiakan banyak–apalagi semua–orang itu di luar kuasa saya. Kedua, ada beberapa masalah yang saya rasa bukan menjadi tanggung jawab saya, apalagi jika yang meminta bantuan setelah diberi pertolongan malah bermalas-malasan. Ketiga, soal khawatir membuat orang lain sakit hati karena salah ucap, yasudahlah. Toh, biar selembut dan sebaik apa pun saya menyampaikan sesuatu akan tetap ada saja pihak tersinggung. Jadi, dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkan jika memang secara tidak sengaja saya salah ucap.

Dengan cara tersebut, akhirnya saya dapat mengurangi nggak enakan sekaligus overthinking yang seringkali dirasakan—terkait memberikan pertolongan dan salah ucap. Meskipun begitu saya harus memberi penegasan juga bahwa, hal itu dilakukan tanpa maksud mengurangi atau bahkan tidak memberi pertolongan sama sekali kepada yang membutuhkan.

Hanya saja—bagi saya—tentu ada cara terbaik dalam proses saling tolong menolong. Salah satunya adalah dengan cara saling memahami apakah akan merepotkan atau tidak, lalu untuk yang diminta pertolongan, cobalah memahami yang sedang membutuhkan pertolongan. Barangkali kelak justru kondisi berbalik.

Toh, roda kehidupan selalu berputar, bukan?

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: bertetanggahidup bermasyarakatKeluarganggak enakanTeman
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Menjaga Pertemanan dengan Mendukung Bisnis, Bukan Minta Harga Teman Terooos!

23 Mei 2021
orang minang gegar budaya culture shock minangkabau mojok

5 Hal Baru yang Saya Temukan setelah Menikah dengan Orang Minang

26 Juli 2021
bahagia

Jadilah Bahagia Walau Tidak Terlahir Dari Keluarga Kaya, Nak

29 Juni 2019
Dari Kasus Charles & Keith Mbak Zoe Kita Belajar Harta yang Paling Berharga Memang Keluarga Terminal Mojok

Dari Kasus Tas Charles & Keith Mbak Zoe Kita Belajar, Harta yang Paling Berharga Memang Keluarga

19 Januari 2023
Stop Glorifikasi Bapak Rumah Tangga yang Mulai Bikin Bosan, Memang Apa yang Spesial?

Stop Glorifikasi Bapak Rumah Tangga yang Overrated, Memang Apanya sih yang Spesial?

16 November 2023
Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

7 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.