Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sulitnya Mahasiswa Kelas Menengah yang Tak Pintar-pintar Amat Mendapatkan Beasiswa di Indonesia

R. Ahmad Rosyiddin B. oleh R. Ahmad Rosyiddin B.
8 Januari 2021
A A
Sulitnya Mahasiswa Kelas Menengah yang Tak Pintar-pintar Amat Mendapatkan Beasiswa di Indonesia Terminal Mojok middle class
Share on FacebookShare on Twitter

Sama seperti kebanyakan mahasiswa di Indonesia lainnya, saya sangat menginginkan bisa kuliah dengan bayaran yang murah. Oleh karena itu, beasiswa jadi salah satu jalan yang halal untuk mewujudkannya, di samping memilih jalan yang haram seperti merampok, memasang togel, dan ikut pasang nomor saat ada lotre.

Akan tetapi, persaingan untuk memperoleh beasiswa di Indonesia tidak bisa dibilang mudah. Setiap ada pengumuman pendaftaran beasiswa, baik dari kampus, yayasan, atau korporasi, orang-orang berbondong-bondong mendaftarkan diri demi mendapatkan bantuan pendidikan tersebut. Bagi saya, persoalan mendapatkan beasiswa ini semakin sulit jika SKTM menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan bantuan dana pendidikan itu.

Ya, dokumen berbentuk selembar kertas yang bisa didapatkan di kantor kelurahan ini tidak bisa didapatkan oleh sembarang orang. Hanya orang-orang terpilih yang memenuhi kriteria dari pemerintah saja yang bisa memilikinya. Bagi kami yang tidak masuk dalam kriteria tersebut, tentu ini menjadi batu penghalang untuk dapat melengkapi berkas pendaftaran berbagai macam beasiswa di luar sana.

Mungkin sampai sini, beberapa dari teman pembaca akan merasa tulisan ini hanya berisi keluhan dari orang yang kurang bersyukur atas kondisi perekonomian keluarganya yang masuk kategori “mapan” dari pemerintah, sehingga dianggap dapat membiayai kuliah dengan uang pribadi dan tidak memerlukan beasiswa sama sekali. Namun tunggu dulu, bisa jadi ini bukan persoalan pribadi, bagaimana jika ini adalah persoalan sistem yang bisa saja dapat kita ubah melalui kebijakan berskala makro?

Hari ini sudah banyak tawaran beasiswa di Indonesia yang diadakan oleh berbagai macam instansi di republik ini, mulai dari yang disponsori oleh pemerintah, perusahaan perbankan, asuransi, hingga usaha rokok kretek pun turut menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk program beasiswa mereka. Bahkan tak tanggung-tanggung, ada juga program beasiswa yang di dalamnya termasuk kontrak untuk langsung dapat bekerja di instansi tersebut jika sudah lulus dari bangku kuliah kelak.

Persoalan kini muncul saat banyak dari program beasiswa tersebut selalu mensyaratkan SKTM dan atau nilai tes yang tinggi sebagai syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi. Hal ini seolah menunjukkan bahwa hanya ada dua kelompok masyarakat di Indonesia yang dapat memperoleh beasiswa, yaitu kelompok kurang mampu yang memiliki SKTM serta kelompok manusia cerdas yang dapat memperoleh bantuan dana pendidikan tersebut.

Lantas, bagaimana nasib kami? Masyarakat kelas menengah, tak memiliki kepintaran di atas rata-rata pula. Mengajukan SKTM tidak bisa, ikut tes beasiswa pun tidak bisa memperoleh skor yang terbilang tinggi. Padahal rumah layak bukanlah jaminan, banyak dari kami yang kondisinya juga pas-pasan, punya banyak pengeluaran yang hampir sama besarnya dengan pemasukan bulanan orang tua. Hal ini menyebabkan kami juga ingin mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban keuangan keluarga.

Mungkin seharusnya Indonesia meniru sistem student loan yang diterapkan di negara barat seperti Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, tersedia opsi pembiayaan kuliah berupa kredit pendidikan yang dapat diakses semua orang. Bahkan, kini pinjaman kredit untuk pembiayaan kuliah sudah dapat diakses untuk mahasiswa asing yang bukan berkewarganegaraan Amerika Serikat.

Baca Juga:

Sisi Gelap Jadi Penerima Beasiswa Luar Negeri

Mahasiswa Kelas Menengah: Tidak Miskin Menurut Data, Tetap Sengsara Menurut Realitas

Walaupun sistem student loan ini sekarang menyimpan banyak persoalan, seperti yang sempat disinggung oleh calon Wakil Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat pada pemilu AS 2019 lalu, Barnie Sanders, yang menyatakan bahwa hampir 70% warga Amerika Serikat masih memiliki utang student loan yang belum dibayar. Namun, bukan berarti kita tidak dapat menerapkan sistem serupa student loan ini di Indonesia.

Wacana student loan sebenarnya sudah pernah disinggung oleh Presiden Jokowi pada 2018 lalu di sebuah acara bersama para pimpinan usaha perbankan di Indonesia. Hal ini pun mendapat respon positif dari Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kala itu.

Jika kita melihat penerapan student loan di Amerika Serikat sebagai contoh, penerapan kredit dana pendidikan ini memberikan dampak positif bagi angka partisipasi masyarakat untuk bersekolah ke perguruan tinggi. Pada awal penerapannya di tahun 1950, tercatat angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Amerika Serikat hanya ada di kisaran belasan persen saja, namun angka ini meningkat drastis menjadi sekitar 90% pada tahun 2011 yang sudah tentu karena adanya pengaruh dari program student loan ini.

Saya kira ini adalah opsi kebijakan yang bagus, walau tentu memerlukan penyesuaian di sana sini. Melalui kebijakan ini, pemerintah dapat memastikan kesempatan berkuliah menjadi sama bagi setiap kelompok masyarakat tanpa terkecuali, termasuk kelas menengah yang tidak begitu pintar seperti saya dan banyak orang lainnya di luar sana. Namun di satu sisi, pemerintah juga harus menjaga agar mahasiswa di Indonesia tidak tercekik jeratan utang dari para kapitalis begitu mereka menjadi sarjana, jika saja program student loan ini diserahkan pada sektor swasta.

Sekian tulisan saya, semoga tidak menyurutkan semangat teman-teman kelas menengah lainnya dalam berburu beasiswa. Kalau misalkan student loan ini diterapkan di Indonesia, kira-kira kamu bakal daftar nggak?

BACA JUGA Sudah Saatnya Menghilangkan Nilai Akademis sebagai Syarat Beasiswa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2021 oleh

Tags: beasiswabeasiswa pemerintahpenerima beasiswa
R. Ahmad Rosyiddin B.

R. Ahmad Rosyiddin B.

Mahasiswa semester akhir yang lagi sibuk skripsian sambil ngurus beberapa organisasi

ArtikelTerkait

20 Istilah Penting untuk Kalian yang Ingin Kuliah di Luar Negeri Mojok.co

20 Istilah Penting untuk Kalian yang Ingin Kuliah di Luar Negeri

12 November 2023
Gagal Masuk Unair dan Berujung Kuliah di UINSA: Tidak Menyesal, toh Hidup Masih Baik-baik Aja Mojok.co

Gagal Masuk Unair dan Berujung Kuliah di UINSA: Tidak Menyesal, toh Hidup Masih Baik-baik Aja

11 Mei 2024
6 Beasiswa yang Sebaiknya Dihindari Mahasiswa karena Berpotensi Menjebak

6 Beasiswa yang Sebaiknya Dihindari Mahasiswa karena Berpotensi Menjebak

28 Agustus 2025
LOA mati listrik negara bekas jajahan inggris brexit kerajaan inggris london jerman mojok

Tips Mudah agar Dapat LOA di Negeri Ratu Elizabeth Tanpa TOEFL/IELTS

14 September 2021
6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang sehingga Gagal Tembus Beasiswa LPDP

6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang sehingga Gagal Tembus Beasiswa LPDP

24 Juli 2024
Cerita Saya Berhasil Lolos Beasiswa S2 Pemerintah Turki setelah Gagal 3 Kali Berturut-turut

Cerita Saya Berhasil Lolos Beasiswa S2 Pemerintah Turki setelah Gagal 3 Kali Berturut-turut

13 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.