Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Suara Hati Muslimah yang Diberi Jilbab sejak Balita dan Kini Ingin Melepasnya

Yafi' Alfita oleh Yafi' Alfita
9 Oktober 2020
A A
dilema muslimah yang dipakaikan jilbab sejak balita ingin lepas jilbab tapi takut mojok.co

dilema muslimah yang dipakaikan jilbab sejak balita ingin lepas jilbab tapi takut mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini saya buat tepat pada hari ulang tahun saya ke-21. Saya menulisnya di malam hari. Ditemani suasana syahdu yang cocok untuk kemulan dan overthinking tentang apa saja yang telah saya jalani seumur hidup.

Setelah hidup selama 20 tahun, pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan seakan tiada putus. Pertanyaan-pertanyaan ini ada kalanya menimbulkan keputusasaan ketika saya berusaha menemukan jawabannya. Sebab, secara tidak langsung pertanyaan itu telah dijawab oleh orang tua saya bahkan sebelum saya bisa berbicara apalagi bertanya.

Salah satu pertanyaan yang tak hentinya mengusik saya adalah tentang sehelai kain yang telah dikenakan kepada saya sejak balita: jilbab. Kain ini, begitu orang melihatnya, mereka langsung bisa memindai sekian identitas saya. Orang yang memandang kain yang cemanthel di kepala saya akan langsung tahu bahwa saya seorang muslimah dan ibadah model apa yang saya kerjakan. Juga tentang hal yang boleh dan tidak boleh saya lakukan.

Seiring beranjak dewasa, hal-hal itu membuat saya tidak nyaman. Terlepas dari beragam kontroversi tentang hukum jilbab dalam Islam, mengenakannya masih menjadi misteri bagi saya. Sangat tidak mudah menjadi muslimah yang punya perasaan menyesal berjilbab.

Jilbab yang saya kenakan tak jarang membuat saya merasa bersalah pada kerabat yang telah menaruh harapan-harapan. Ada juga perasaan berdosa pada diri sendiri karena belum mampu memberanikan diri mengikuti hati kecil saya: melepaskan jilbab itu.

Jilbab adalah sesuatu yang kini terasa begitu berat. Kain ini baru saja terasa sebagai beban setelah 20 tahun saya kenakan. Namun, sudah telanjur dipakaikan oleh orang tua saya sejak balita, meskipun belakangan saya tidak menyetujuinya.

Mungkin ada yang berpikir, “Ya udah to, tinggal copot aja jilbabnya, kan gampang.”

Bagi saya perkara ini tidak mudah. Tidak sekadar menanggalkan kain di kepala. Saya tahu saya punya hak seutuhnya terhadap diri saya, namun keterlanjuran yang dilakukan orang tua ini menyulitkan saya. Saya terbebani bayangan, apa kata orang apabila saya menanggalkan jilbab di saat muslimah lain kini berbondong-bondong memakainya?

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

Saya bayangkan, mestinya ada banyak hal yang tidak perlu terjadi jika saja orang tua saya mau menunggu sampai saya bisa setuju atau tidak setuju dengan jilbab ini.

Ah, sudahlah. Akan tak habis-habis jika menyalahkan orang tua. Mungkin, adanya banyak sekali dalil untuk menghormati dan mengasihi orang tua karena Tuhan sudah tahu mereka bakal banyak salahnya. Sampai-sampai mengasihi saja harus disuruh dulu. Astaghfirullah, suudzon sekali saya ini.

Pengalaman saya dijilbabi secara paksa namun tidak sengaja ini membuat saya belajar satu-dua hal. Bahwa kalau kamu tidak melihat ada yang salah terhadap sesuatu, tidak berarti itu sepenuhnya benar.

Baru-baru ini saya membaca sebuah artikel di internet. Artikel ini juga membahas tren jilbabisasi pada balita. Berbeda dengan pendapat saya pribadi, penulisnya percaya diri mengatakan tidak ada yang salah dengan mengenakan jilbab pada anak. Toh, itu merupakan bentuk pengenalan ajaran agama Islam sejak dini. Alias… doktrinisasi tentu lebih mudah dilakukan ketika target tidak mengetahui apa-apa, bukan?

Kini yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah kamu bisa belajar bermain bola hanya karena memakai jersey Barcelona? Apakah kamu bisa menjadi koki hanya karena memakai celemek Chef Arnold?

Berangkat dari segala keresahan yang entah datangnya dari mana, setidaknya saya jadi tahu kejadian yang saya alami ini tidak perlu terjadi lagi kepada generasi muslim mendatang, di mana pun ia berada. Setidaknya kepada balita-balita yang ketika dewasa berpotensi tumbuh menjadi sosok overthinking seperti saya.

Namun, bagaimana orang tua dapat mengantisipasi hal itu sebelum mengambil keputusan yang salah?

Ya mana saya tahu. Saya kan ikan.

BACA JUGA Kerudung di Negeri Ini dan Tafsir yang Dilekatkan Pada Kami 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2020 oleh

Tags: balitaislamJilbabMuslimah
Yafi' Alfita

Yafi' Alfita

Generasi muda Indonesia yang suka install-uninstall Tinder, nggak tahu karena apa.

ArtikelTerkait

diusir dari masjid

Cerita Diusir dari Masjid dan Misteri Skenario Allah Swt

14 Oktober 2019
Israel Menjajah Palestina Tidak Dibenarkan Alkitab dan Yesus (Unsplash)

Menjadikan Alkitab sebagai Alasan Memaklumi Penjajahan Israel atas Palestina Bukti Yesus Sudah Tidak Ada di Hati Kamu

25 Oktober 2023
Mempelajari 6 Rukun Iman dalam Islam

Rukun Iman Ada 6, Wajib Dipelajari Umat Muslim

15 Januari 2023
Tempat Duduk Saat Tahlilan Bisa Digunakan untuk Memetakan Status Sosial Seseorang terminal mojok.co

Islam Ramah Itu Kayak Gimana Sih?

30 November 2019
bahasa jawa krama inggil syekh subakir jawa tumbal ki semar mojok

Sabda Palon, Sebuah Perjanjian Antara Syekh Subakir dengan Mbah Semar

24 Oktober 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma

13 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.