Kemunculan PS 5 menerbitkan perdebatan lama: konsol permainan apa yang terbaik. Dan seperti biasa, perdebatan ini hanya berujung pada adu argumen tentang mana konsol permainan yang lebih unggul dari sisi kenangan serta muatan permainan. Emangnya nggak segan sama konsol Super Nintendo?
Ada yang bilang PS 2 adalah konsol terbaik. Sembari mengedepankan permainan yang penuh kenangan seperti GTA San Andreas atau Winning Eleven. Sisanya menyebut PS 1 (atau dikenal sebagai PS saja) sebagai konsol penuh kenangan. Golongan ini memandang bahwa PS1 adalah sumber dari kenangan para gamer yang kini menikmati kemajuan teknologi.
Membaca argumen di media sosial membuat saya tergelak. Seolah-olah ingin menertawakan para pemuja PS ini. Saya berpendapat, tidak ada yang mengalahkan kenangan dari konsol Super Nintendo!
Konsol dengan kaset permainan berbentuk kotak ini lebih menanamkan kenangan yang berdampak pada generasi gamer sesudahnya. Selain alasan kenangan masa lalu, saya memandang konsol Super Nintendo sebagai konsol penuh muatan filosofi. Muatan ini menjadi bekal yang baik bagi generasi 90-an ke bawah.
Siapa yang tidak mengenal Super Mario Bross, Pac Man, Tetris, Legend of Zelda, atau Super Contra? Jika Anda tidak mengenal game legendaris ini, saya pikir Anda terlalu sibuk dengan urusan dunia. Hingga hari ini, permainan tersebut masih terus di-remake menyesuaikan kemajuan teknologi dan selera pasar.
Bahkan keempat game tersebut menancapkan diri dalam sejarah permainan berbasis konsol. Super Mario Bross menjadi pelopor permainan petualangan berbasis lompat-tangkas. Pac Man dan Tetris menjadi pelopor permainan sederhana yang cocok mengisi waktu luang para PNS. Legend of Zelda juga menjadi pelopor permainan bergenre RPG.
Kenangan yang ditawarkan konsol Super Nintendo tidak hanya terbatas pada muatannya. Kenangan dari konsol lawas ini tetap terjaga oleh permainan hari ini yang meneruskan budaya dari Super Nintendo.
Selain kenangan perkara kepeloporan, Super Nintendo adalah jembatan dari budaya konsol di Indonesia. Pada tahun 90an, permainan serupa dikuasai oleh ding-dong. Jika Anda tidak mengalami era ini, ding-dong adalah sebutan untuk pusat permainan yang menggunakan koin Rp100 untuk mulai bermain.
Game center lawas ini tidak mudah diakses. Selain antre, tidak semua daerah memiliki privilege untuk memiliki pusat permainan ini. Bahkan, teman saya dari Tomia Wakatobi juga menyatakan hal serupa. Ding-dong adalah alien bagi masyarakat terpencil.
Namun, konsol Super Nintendo merebut pasar para gamer. Dengan keringkasannya serta harga yang tidak terlalu mahal, banyak orang bisa bermain permainan kesukaan bermodal TV rumah. Super Nintendo membuka jembatan bagi pecinta permainan berbasis teknologi untuk bersukacita di rumah.
Kita sudah bicara perihal kenangan dari Super Nintendo. Sekarang, saya ingin membuka mata Anda perihal superioritas konsol ini dari sudut pandang kuantitas game. Konsol sederhana ini jelas lebih superior daripada konsol hari ini yang pelit dalam urusan ragam permainan.
Jika Anda membeli permainan PS, biasanya Anda akan mendapat satu permainan saja. Memang, hari ini kita bisa membeli permainan dalam bentuk soft file melalui web yang disediakan. Tapi tetap saja, kita harus membeli satu per satu permainan yang kita inginkan. Kecuali ada bundling diskon.
Hal ini tidak akan Anda temukan saat membeli kaset Super Nintendo. Dalam satu kaset, Anda bisa mendapatkan puluhan permainan. Bahkan bisa tembus ratusan permainan dalam satu kaset. Beberapa kaset mempromosikan “999 in 1”, meskipun dulu saya tidak sempat menghitung satu per satu.
Memang, permainan yang disajikan cenderung tambal sulam. Maksud saya, ada beberapa permainan yang sama persis dalam konsep, hanya saja diganti visualnya. Tidak masalah, Super Nintendo tetap menguasai dari sisi kuantitas.
Tapi tidak ada yang lebih unggul dari unsur filosofis yang dimiliki konsol Super Nintendo. Konsol lawas ini memberikan banyak pelajaran yang memupuk generasi penikmatnya untuk kuat menjalani hidup. Sebelum membahas ini, saya persilahkan Anda menyiapkan kopi hangat. Kita akan bicara sesuatu yang dalam.
Fitur yang tidak dimiliki konsol Super Nintendo adalah save and load. Artinya, Anda tidak dapat menyimpan atau memuat kemajuan permainan Anda. Setelah konsol mati, Anda harus memulai permainan dari awal. Terkesan menyebalkan, tapi kaya nilai filosofis.
Seperti hidup, Anda tidak dapat menyimpan atau memuat kemajuan kehidupan Anda. Yang ada hanyalah terus “bermain” sampai akhir hidup Anda. Para pemain konsol ini tidak dibuai dengan kemudahan yang tidak realistis. Seperti menjalani hidup, para pemain tidak punya pilihan selain terus berjuang sampai memenangkan permainan.
Berbeda dengan konsol keluaran PS. Konsol ini mengajarkan mimpi yang tidak realistis dengan memberi kesempatan untuk mengulang permainan yang gagal.
Selain realistis dalam urusan simpan-unggah, permainannya juga demikian. Sebut saja Pac Man. Permainan yang terkenal karena karakter bulat kuning ini benar-benar menggambarkan kehidupan.
Pac Man adalah permainan tanpa ujung. Tidak ada penutup dari permainan satu ini. Setelah Anda memenangkan satu babak, Anda akan disuguhkan babak baru dengan tantangan yang meningkat. Tidak ada sorak sorai memenangkan permainan ini. Dan Pac Man adalah gambaran hidup yang paling realistis.
Kita tidak benar-benar memiliki capaian hidup terakhir. Yang ada, setelah kita memenangkan sebuah pencapaian, kita diajak untuk mengejar pencapaian baru yang kadang lebih berat. Tentu semua berakhir setelah hidup ini berakhir, seperti Pac Man.
Dengan argumen yang saya sampaikan, apakah Anda masih memandang konsol lain lebih unggul dari Super Nintendo? Konsol sederhana yang kini mulai punah ini jauh lebih superior daripada konsol lain yang diromantisasi berlebihan.
BACA JUGA Kita Harus Belajar dari Kegagalan Amerika dalam Pelarangan Minuman yang Mengandung Alkohol dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.