Ketika mendengar bahwa salah seorang temanmu merupakan anak PNS, bagaimana tanggapanmu? Sebagian besar, bentuk jawaban mereka adalah, anjay, sangar ngene, rek. Dan istilah-istilah serupa yang seakan memandang status ini sebagai sesuatu yang begitu spesial.
Tentu saja, pamor dari bidang pekerjaan satu ini memang cukup tinggi. Upah yang stabil dari pekerjaan yang dilakoni, membuat ASN dipandang sebagai alternatif profesi yang paling aman. Hal inilah yang membentuk spekulasi bahwa semua anak PNS memiliki kehidupan super asik.
Namun, apakah benar demikian?
Menurut teman saya yang 20 tahun hidup dengan predikat tersebut, tidak juga. Ia bahkan kesal, karena status ini menjadi halangan nomor 1 untuknya ketika mencoba mengajukan beasiswa. Maksudnya, toh, ya, itu pekerjaan orang tuanya. Kita ini hanya anaknya, yang kebetulan menjadi keturunan langsung dan tercatat dalam kartu keluarga.
Kenyataannya, tak semua PNS itu bergaji fantastis. Dibilang miskin tidak, tapi membiayai anak kuliah ya ngap-ngapan. Suka atau tidak, itu realitasnya.
Daftar Isi
Asumsi orang-orang terhadap anak PNS yang tak adil
Meskipun kelihatannya sepele, dilabeli sebagai seorang anak PNS nyatanya menjadi beban tersendiri bagi sebagian orang yang menyandangnya. Sering kali, anak-anak dengan status ini seakan dipandang lain. Sebagian besar berpikir bahwa kehidupannya pasti sangat asik, lantaran dipenuhi dengan segala kecukupan.
Anak PNS kerap dianggap hidup mapan, nggak perlu bingung soal finansial. Begitulah gagasan yang ada di imaji orang-orang. Sebenarnya, mereka pun tidak suka dilabeli oleh profesi orang tua. Tapi, data diri yang tercantum di biodata selalu berhasil mengungkapkan realitasnya.
Hal-hal inilah yang membuat beberapa orang, termasuk kawan saya, cenderung lebih senang apabila menyembunyikan fakta ini. Bukan apa-apa, ia tidak suka dianggap ‘lebih’ hanya karena status yang tidak ia peroleh sendiri.
Lucu sih sematan ini sebenarnya.
Selain itu, tidak semua spekulasi masyarakat itu benar adanya. PNS tuh, pegawai negeri. Bukan pemilik usaha besar atau pebisnis yang pendapatannya bisa mencetak nominal yang fantastis. Masih banyak tuntutan upah PNS daerah yang nyatanya tidak bisa dianggap sejahtera sama sekali.
Penghalang beasiswa
Salah satu yang membuat kawan saya sangat kesal, adalah status anak PNS yang dia sandang membuatnya harus mengikhlaskan slot awardee beasiswa.
Bagaimana tidak, ia berkali-kali gagal ketika mencoba mengajukan beasiswa. Mulai dari beasiswa LPK, beasiswa yang diberikan pemerintah, hingga universitas, jajaran persyaratan yang ada di bagian atas berbunyi: Bukan anak yang orangtuanya berprofesi sebagai PNS/TNI/POLRI. Jangankan membaca hingga akhir, asanya telah dipatahkan ketika bersua dengan aksara baris pertama di buku panduan pendaftaran.
Anak-anak PNS sering kali terjebak dalam asumsi yang justru menghalangi mereka untuk mendapatkan kesempatan yang seharusnya dapat mereka miliki. Padahal kan, mereka juga ingin membantu meringankan beban orang tuanya. Uang pangkal untuk kuliah yang dikeluarkan setiap semester itu bukan jumlah yang sedikit. Dengan bantuan yang ditawarkan berbagai instansi dengan membuka kesempatan beasiswa, setidaknya mereka bisa memberikan andil untuk pembayaran masa studinya.
Pendapatan yang tak bisa dipukul rata
Tapi kan, PNS tuh dapet gaji tiap bulan. Ya, nggak salah sih. Tapi, upah bulanan yang stabil tidak selalu menggambarkan nominal yang fantastis, bukan?
Tidak semua PNS memiliki gaji dua digit. Kebanyakan malah tidak. Berdasarkan eselon masing-masing, upahnya tentu saja bervariasi. Apabila dihitung-hitung, keluarga dengan kepala rumah tangga berprofesi PNS dengan 2 anak yang bersekolah di SMA swasta, misalnya, pasti serba pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun tetap mendapat tunjangan, biaya pendidikan anak tentu akan menjadi aspek tersendiri yang membutuhkan persiapan matang. Makanya, syarat anak PNS tidak boleh daftar beasiswa ini bermasalah. Kalau Anda PNS Kemensultan, beda cerita. Tapi kalau PNS biasa di daerah, golongan rendah, yang tentunya tunjangannya jauh dari kata mewah, apa ya masih dilarang daftar?
Memang, ini terdengar agak aneh. PNS kok sambat biaya pendidikan. Tapi, kawan, lihat biaya pendidikan masa kini. Kalau kamu anggap itu wajar, yang salah adalah isi kepalamu. Siapa pun, anak PNS sekalipun, pasti ngeri melihat biaya sebesar itu. Jadi, masihkah kalian setuju dengan syarat beasiswa yang bermasalah?
Penulis: Chusnul Awalia Rahmah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 8 Kali Ditolak Beasiswa, Mahasiswa Anak PNS Miskin asal Jogja Rela Kerja Nyablon Demi Bisa Sarjana