Hati-hati kalau turun dari KRL di Stasiun Manggarai Jakarta. Banyak penipu berkedok bisnis di sana.
Jakarta itu seperti mantan gebetan yang nggak pernah bikin nyaman, tapi selalu bikin penasaran untuk ditemui kembali. Sebagai anak Bandung yang kelewat nyaman dengan ritme hidup santai dan udara yang cukup bersahabat, tiap main ke Jakarta rasanya kayak dilempar ke dunia lain. Dunia lain dengan kehidupan lebih cepat, lebih keras, lebih panas, dan tentunya penuh dengan kejutan.
Salah satu kejutan paling absurd yang pernah saya alami datang dari tempat yang tak disangka, yakni Stasiun Manggarai. Waktu itu entah kali keberapa saya menginjakkan kaki di ibu kota Jakarta yang katanya kejamnya melebihi ibu tiri.
Begitu turun dari KRL di Stasiun Manggarai, perasaan saya sudah mulai nggak enak. Betul saja ada kejadian random yang saya alami saat tengah menunggu teman di sana.
Daftar Isi
Jakarta dan wajah randomnya yang selalu ada di setiap sudut kota
Saya paham kalau Jakarta itu kota maju. Kota ini menjadi tujuan banyak orang dari berbabagi penjuru. Tapi kenapa ya dari semua kota yang pernah saya singgahi, cuma Jakarta yang bikin saya bisa bertemu manusia-manusia yang sulit ditebak. Dari yang tiba-tiba minta tethering internet, yang duduk sambil teleponan dan nangis sesenggukan, sampai yang berdiri rapi dan tiba-tiba mengajak ngobrol seolah sudah kenal 10 tahun. Sialnya, saya dapat orang yang ketiga…
Didatangi orang tak dikenal di Stasiun Manggarai yang langsung SKSD
Hari itu saya baru sampai di Stasiun Manggarai Jakarta. Saya memutuskan untuk beristirahan di sebuah taman kecil sambil menikmati odeng Lawson yang rasanya pedes banget sepedes omongan tetangga. Kebetulan saya juga menunggu teman dari Depok yang akan melanjutkan perjalanan bersama ke daerah Pantai Indah Kapuk (PIK).
Saat sedang asyik makan, tiba-tiba ada laki-laki tak dikenal yang nimbrung. Dia memakai kemeja rapi dan tersenyum sumringah pada saya. Orang itu menyapa dan bertanya pada saya dari mana dan tujuan saya ke Jakarta. Dalam hati saya langsung waspada, “Waduh, kayaknya ini bukan sekadar basa-basi.”
Tetapi dasar anak rantau yang sok ramah, saya menjawab pertanyaan orang tersebut seadanya. Orang itu pun bertanya-tanya lebih lanjut soal kerjaan, tujuan ke Jakarta, dan parahnya, dia sempat menyinggung gaji saya. Dia bertanya berapa gaji saya, cukup atau nggak, dsb.
Dari pertanyaannya, awalnya saya mengira dia agen asuransi. Tetapi ternyata dia lebih mengerikan dari itu…
Tawaran gaji fantastis dari dunia yang tak saya kenal: MLM
Setelah sesi basa-basi yang terlalu panjang dan bikin saya males, laki-laki yang saya jumpai di Stasiun Manggarai Jakarta itu pun akhirnya buka kartu. Dia menjelaskan pekerjaannya yang katanya bisa menghasilkan belasan juta rupiah per bulan tanpa harus kerja kantoran.
Saat itu saya mbatin, “Aduh, ketemu lagi sama gaya-gaya ini.” Benar saja, ujung-ujungnya dia menawarkan saya pekerjaan itu. Dia juga berusaha meyakinkan saya untuk ikut langsung dan melihat kantor tempat dia bekerja yang katanya nggak jauh dari Stasiun Manggarai.
Tentu saja saya menolak. Selain karena saya sudah ada janji bertemu teman, tawaran pekerjaan dengan gaji fantastis itu terlihat nggak realistis. Akhirnya orang itu menawarkan saya untuk menyimpan kontak WhatsApp-nya, katanya barangkali saya mau bertanya lebih lanjut. Seketika saya pamit dengan sopan, pura-pura ditelepon teman.
Begitu saya ceritakan kepada teman soal laki-laki yang menawarkan pekerjaan dengan gaji fantastis itu teman saya bilang, “Oh, itu mah MLM. Banyak banget yang nawarin kayak gitu di stasiun. Stasiun Manggarai malah sarang mereka!”
Datang ke Jakarta bikin orang Bandung kayak saya belajar satu hal: nggak semua hal yang terlihat rapi dan meyakinkan itu aman. Kalau ada orang rapi tiba-tiba muncul, senyam-senyum, menyapa ramah, lalu mengajak bisnis, hati-hati. Jangan sampai tertipu mulut manis mereka.
Penulis: Ruslan Abdul Munir
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bagi “Anker” Lawas, Stasiun KRL Manggarai Bukanlah Stasiun Neraka.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.