Stasiun Malang Kotabaru atau yang akrab disebut Stasiun Kotabaru saja oleh warga Malang adalah salah satu gerbang terfavorit untuk keluar masuk Kota Malang. Bagi saya, Stasiun Malang Kotabaru menjadi salah satu tempat paling sentimental di kota ini. Ia menjadi saksi pilunya momen perpisahan dengan orang tua saat saya merantau untuk pertama kalinya, bahagianya saat pulang, hingga kenangan diputusin pas lagi sayang-sayange di taman seberang stasiun. Yang jelas, stasiun ini punya makna khusus bagi banyak penumpang setia lainnya.
Daftar Isi
Sejarah Stasiun Malang Kotabaru
Penambahan Kotabaru di belakang stasiun yang satu ini bukanlah tanpa alasan. Sebab, stasiun yang terletak di Jalan Trunojoyo ini merupakan stasiun kedua yang didirikan di Kota Malang. Stasiun pertamanya diresmikan pada tahun 1896, yang kini dikenal dengan sebutan Stasiun Malang Kotalama.
Pembangunan stasiun kereta api di Kota Malang bertujuan untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi dari pedalaman Malang dan Blitar ke Surabaya. Setelah dari Surabaya, hasil bumi tersebut akan dikapalkan ke Eropa. Selain itu, Malang menjadi kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Banyak warga Eropa yang tertarik untuk menetap di Malang lantaran udaranya yang sejuk dan alamnya yang indah. Sehingga diperlukan akses transportasi yang memadai untuk mempermudah mobilitas penduduk maupun pasukan militer ke kota-kota di sekitar Malang.
Keberadaan jalur kereta api membuat Malang tumbuh semakin besar. Dilansir dari laman KAI, pada tahun 1914 status administratif Malang dinaikkan menjadi gemeente (kotapraja). Lalu meningkat lagi menjadi ibu kota Karesidenan Pasuruan. Akibatnya, tata kota Malang harus dibuat lebih modern agar memadai sebagai pusat pemerintahan. Proyek penataan Kota Malang ditangani oleh Ir. Thomas Karsten.
Sejalan dengan perubahan tata kota, muncul wacana memindahkan stasiun ke pusat kota. Konsep ini meniru bangunan stasiun di Eropa yang lokasinya strategis di pusat kota dan dikelilingi berbagai bangunan penting milik pemerintah untuk kemudahan akses. Stasiun yang semula ada di timur tel kereta api juga dipindah ke barat. Hal ini seturut dengan arah perkembangan Kota Malang yang cenderung pesat di sisi barat jalan kereta api. Stasiun baru ini rencananya akan dibangun beberapa ratus meter di utara stasiun lama.
Jadilah bangunan Stasiun Malang Kotabaru yang kita kenal saat ini yang terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Klojen. Bangunan ini diresmikan pada 1941. Relokasinya sempat mengalami kendala lantaran malaise (great depresion) yang melanda dunia pada kurun 1930-an.
Arsitektur fungsional di zaman perang
Jika diperhatikan, bangunan Stasiun Malang Kotabaru memang unik. Bangunan ini mengadaptasi langgam arsitektur kolonial modern yang dicirikan atap datar, bangunan berbentuk kubus, dan gavel horizontal. Tidak ketinggalan cat putih yang menjadi ciri khas bangunan era kolonial.
Pembangunan Stasiun Malangkotabaru banyak mempertimbangkan saran dari militer. Mengingat pembangunannya dilakukan di tengah isu akan meletusnya perang dunia kedua. Kerangka bangunan dibuat dari beton bertulang yang kokoh, dengan harapan konstruksi utama bangunan tidak mudah roboh saat terkena ledakan bom. Bagian atap bangunan utama stasiun dan atap peron juga dibuat dari beton yang memberikan perlindungan dari bom bakar.
Beberapa bangunan dinas yang krusial di stasiun yang melindungi alat persinyalan, telegraf, pengatur rel, dan berbagai alat komunikasi penting lainnya juga dibuat dari beton. Dilengkapi dengan pintu dan jendela baja yang kedap dari gas beracun. Sehingga petugas stasiun bisa berlindung di sana jika sewaktu-waktu ada serangan.
Keunikan lainnya adalah keberadaan terowongan penyeberangan orang (TPO) yang menghubungkan antarperon. Pada masa itu sangat jarang stasiun di Indonesia yang dilengkapi TPO, barangkali baru ada di Stasiun Pasar Senen.
Terowongan penyeberangan ini dibangun di bawah tanah menggunakan konstruksi beton yang tebal. Terowongan ini dirancang agar memadai sebagai tempat perlindungan dari serangan udara. Sehingga bisa difungsikan juga sebagai bunker.
Wajah baru Stasiun Malang Kotabaru
Sejak Mei 2021 lalu bangunan baru Stasiun Malang Kotabaru resmi dioperasikan. Bangunan baru atau pintu timur ini berhadapan langsung dengan kompleks militer. Pintu timur ini difungsikan melayani perjalanan kereta api jarak jauh. Jadi buat kalian yang mau beli tiket go show, reschedule, refund tiket, atau pemberangkatan kereta jarak jauh bisa langsung menuju pintu timur saja. Sebab pintu barat (bangunan lama) hanya melayani persoalan kereta lokal Dhoho Penataran.
Mengingat padatnya perjalanan yang dilayani Stasiun Malang Kotabaru, memang tidak memungkinkan lagi untuk terus-terus menggunakan bangunan lama di sisi barat. Tempat parkirnya sempit, malah harus memakan banyak badan jalan. Selain itu ruang tunggu penumpang juga terlalu penuh sesak saat musim-musim liburan. Pokoknya sangat tidak nyaman, deh.
Sekarang segala keluhan itu teratasi dengan adanya gedung baru yang lebih luas dan nyaman. Tempat parkirnya bisa memuat lebih banyak kendaraan dan nggak akan bikin macet jalan umum. Kemudian penumpang bisa menunggu kereta tanpa berdesakan.
Bangunan baru ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menarik, serba bersih, dan serba rapi. Dari tempat makan, kios oleh-oleh, tempat bermain anak, serta kamar mandi yang bersih. Eskalatornya juga dibuat tanpa tangga, biar mempermudah penumpang yang membawa bawaan berat. Antara bangunan stasiun yang lama dan baru dihubungkan dengan sky bridge. Bangunan yang semakin glow up membuat stasiun baru ini terasa seperti bandara.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.