Stadion Gajah Mada di Mojosari Mojokerto tampaknya belum memenuhi ekspektasi sebagai fasilitas publik yang ideal. Stadion yang diharapkan bisa menjadi pusat kegiatan olahraga dan komunitas justru menghadapi berbagai masalah yang membuatnya jauh dari harapan.
Salah satu masalah utama stadion ini adalah kondisinya yang masih terlihat kumuh. Sekilas, tampak bahwa stadion ini kurang mendapatkan perhatian dari segi pemeliharaan dan kebersihan. Area di sekeliling stadion dipenuhi dengan sampah dan kotoran, yang menciptakan kesan kurang terawat. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan standar yang diharapkan untuk sebuah tempat yang seharusnya menjadi pusat aktivitas olahraga dan rekreasi.
Selain masalah kebersihan, stadion ini juga menghadapi masalah aksesibilitas. Terletak cukup jauh dari tempat ibadah, Stadion Gajah Mada Mojosari Mojokerto tidak menyediakan akses yang memadai bagi pengunjung yang mungkin ingin melakukan kegiatan keagamaan sebelum atau setelah acara olahraga. Jarak yang jauh ini menambah ketidaknyamanan bagi pengunjung yang ingin memanfaatkan fasilitas stadion secara optimal.
Stadion Gajah Mada Mojosari di Mojokerto semrawut
Masalah lain yang signifikan adalah kehadiran pedagang gerobak yang terlalu banyak di sekitar stadion. Area sekitar stadion dipenuhi dengan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam makanan dan barang dagangan.
Walaupun keberadaan pedagang kaki lima dapat menambah kehidupan ekonomi lokal dan menawarkan berbagai pilihan makanan bagi pengunjung, namun kepadatan mereka sering kali menciptakan kesan semrawut dan mengurangi kenyamanan pengunjung. Keberadaan pedagang yang tidak tertata dengan baik ini mengganggu pengalaman pengunjung dan mengalihkan perhatian dari fungsi utama stadion sebagai tempat olahraga.
Yang lebih menyedihkan adalah kurangnya elemen keindahan di stadion ini. Jika sebuah stadion diharapkan menjadi tempat yang bisa menambah estetika kawasan, Stadion Gajah Mada Mojosari Mojokerto justru terlihat jauh dari aspek tersebut. Tidak ada unsur desain atau lanskap yang menonjol. Selain itu area di sekitar stadion tidak menawarkan pemandangan atau fitur visual yang menarik. Hal ini membuat stadion tampak tidak menarik dan kurang mengundang, baik bagi penduduk lokal maupun pengunjung dari luar kota.
Keberadaan pedagang kaki lima yang mendominasi area stadion mengurangi fungsi utama dari tempat tersebut. Fokus utama stadion seharusnya adalah untuk menyediakan fasilitas olahraga yang memadai dan menarik bagi masyarakat. Namun, kenyataannya, pusat olahraga ini lebih dikenal sebagai tempat yang penuh sesak dengan pedagang daripada sebagai arena olahraga yang mendukung kegiatan fisik dan olahraga secara serius. Ini membuat stadion tampak lebih sebagai pasar daripada sebagai pusat aktivitas olahraga.
Perlu segera dibenahi
Berbagai masalah ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk perbaikan dan pembenahan di Stadion Gajah Mada Mojosari Mojokerto. Pihak berwenang perlu mempertimbangkan beberapa langkah strategis untuk mengatasi isu-isu ini.
Pertama, perbaikan dan peningkatan fasilitas kebersihan harus menjadi prioritas utama. Meningkatkan rutin pemeliharaan dan pembersihan stadion akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan menarik bagi pengunjung.
Selain itu, perlu adanya perencanaan ulang mengenai tata letak pedagang kaki lima. Mengatur ulang area perdagangan atau bahkan menyediakan lokasi khusus bagi pedagang tersebut dapat membantu mengurangi kemacetan dan menciptakan suasana yang lebih teratur di sekitar stadion. Ini juga bisa meningkatkan pengalaman pengunjung dan memastikan bahwa stadion tetap menjadi pusat olahraga yang menyenangkan.
Ke depannya, stadion ini perlu ditata ulang untuk memenuhi ekspektasi masyarakat dan fungsi utamanya sebagai pusat olahraga. Dengan perbaikan yang tepat, Stadion Gajah Mada Mojosari Mojokerto memiliki potensi untuk menjadi fasilitas yang tidak hanya berfungsi dengan baik tetapi juga menyenangkan dan menarik. Meskipun saat ini jauh dari harapan, dengan upaya perbaikan dan perhatian yang tepat, stadion ini bisa menjadi tempat yang layak dan bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Penulis: Darsih Juwariah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Alun-Alun Mojokerto, Potret Tempat Publik yang Terabaikan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.