Sri Asih, Harapan Baru Film Superhero Indonesia

Sri Asih, Harapan Baru Film Superhero Indonesia Terminal Mojok

Sri Asih, Harapan Baru Film Superhero Indonesia (Shutterstock.com)

Sri Asih merupakan judul dari film superhero lokal Indonesia yang disutradarai oleh Upi Avianto dan direncanakan rilis pada tahun ini. Karya layar lebar tersebut merupakan hasil adaptasi dari karakter komik bernama sama yang diciptakan oleh R. A. Kosasih. Bagi kalian yang penasaran mengenai Sri Asih, kalian bisa terlebih dahulu melihat teaser trailer-nya yang baru pertama kali dirilis pada hari Rabu, 6 Juli 2022, kemarin.

Begitu tuntas menyaksikan media promosi tersebut, kesan pertama yang timbul di benak saya adalah rasa optimis yang semakin menggebu-gebu demi menyambut masa depan film superhero Indonesia. Saya yakin, film yang diproduksi oleh Screenplay Films dan Bumilangit Studios itu dapat menjadi harapan dan cahaya baru akan bersinarnya produk sinema bergenre tersebut di tanah air. Apa sajakah faktor-faktor yang membuat saya berani berpikiran seperti itu?

Upi x Joko Anwar

Ketika pertama kali mengetahui bahwa film Sri Asih disutradarai oleh Upi, saya langsung teringat akan film Wonder Woman yang dibintangi oleh Gal Gadot, di mana baik Sri Asih dan film tersebut sama-sama disutradarai oleh sutradara wanita. Lalu, ketika menyaksikan teaser trailer-nya, vibes yang saya rasakan pun kurang lebih serupa. Meski tentu saja perbedaan antara Sri Asih dan Wonder Woman tetap ada, misalnya saja tone Sri Asih yang sedikit lebih dark, khas film-film Joko Anwar.

Fyi, buat kalian yang belum tahu, Joko Anwar memang turut andil dalam pembuatan Sri Asih, tepatnya blio membantu Upi dalam menulis naskah film tersebut.

Kombinasi dari kedua sineas hebat tersebut menjadi hal pertama yang membuat saya menaruh ekpektasi besar terhadap film ini. Kita sudah tahu, baik Upi dan Joko Anwar, keduanya merupakan pencipta film berkualitas tinggi yang sudah banyak makan asam garam di dunia layar lebar. Tak percaya? Silakan tonton film-film mereka di masa lalu seperti Realita, Cinta dan Rock’n Roll (2006) dan My Stupid Boss (2016) yang dibuat oleh Upi, serta Pengabdi Setan (2017) dan Perempuan Tanah Jahanam (2019) yang diciptakan oleh Joko Anwar. Saya jamin, selesai menonton, kalian bakalan setuju dengan pernyataan saya tadi.

Kehadiran Pevita Pearce

Apa yang pertama kali muncul di pikiran kalian ketika mendengar nama Pevita Pearce? Saya yakin, kalian akan langsung membayangkan kecantikan parasnya yang memang jauh dari kata lumayan. Sesungguhnya, wanita kelahiran 6 Oktober 1992 itu tak hanya memiliki penampilan fisik yang memikat, tetapi juga kemampuan akting yang begitu mumpuni. Bila mengingat ke belakang, saya pernah menyaksikan beberapa film yang Pevita mainkan, yaitu 5 cm (2012) dan Buffalo Boys (2018).

Pada dua film tersebut, Pevita mampu memerankan dua tokoh yang begitu berlainan dari segi watak dengan sama baiknya. Dalam judul yang pertama, ia memerankan karakter bernama Dinda yang memiliki sikap manja. Lalu pada judul yang kedua, ia berperan sebagai Kiona, sosok yang tangguh dan mandiri—hampir mirip seperti Sri Asih.

Kemampuan Pevita dalam memerankan dua karakter dengan penokohan yang sangat berseberangan itu tentu dapat membuktikan bahwa Pevita merupakan aktris yang hebat dan tak hanya menjual tampang semata. Inilah yang membuat saya yakin ia bisa membawakan tokoh Sri Asih secara baik dan tentunya, badass.

Selain itu, melalui akun media sosialnya, Pevita Pearce juga beberapa kali mengunggah kegiatan fisiknya demi mendalami peran Sri Asih. Dalam teaser trailer Sri Asih pun kita sudah diperlihatkan dengan otot kekar dari sang aktris yang membuat saya semakin menyadari betapa kurusnya tubuh saya sekarang ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia akan betul-betul tampil total dan tidak setengah-setengah dalam film ini. Semoga saja segala persiapan matangnya itu berbanding lurus dan diganjar dengan hasil akhir yang memuaskan dari Sri Asih, baik dari segi ulasan maupun pendapatan.

Satu universe dengan Gundala

Bila kita berbicara mengenai film superhero di tanah air, maka dua judul yang melekat di ingatan saya adalah Gundala yang dirilis pada tahun 2019 lalu dan Satria Dewa: Gatotkaca yang baru tayang sebulan yang lalu, tepatnya pada 9 Juni 2022. Meski begitu, kedua film tersebut memiliki beberapa perbedaan.

Dari segi review, Gundala cenderung mendapatkan ulasan yang positif, sementara Satria Dewa: Gatotkaca justru harus menerima cukup banyak kritikan dari mayoritas penontonnya. Selain itu, perbedaan berikutnya adalah kedua film tersebut berada di universe atau semesta yang berbeda. Gundala berada di Bumilangit Cinematic Universe, sementara Satria Dewa: Gatotkaca berada di Satria Dewa Universe. Oleh sebab itu, untuk saat ini, kemungkinan mereka berdua untuk melakukan crossover masih cukup kecil. Walau bukan tak mungkin hal itu dapat terealisasikan di masa depan.

Satu hal yang pasti, Sri Asih berada di semesta yang sama dengan Gundala. Bahkan, tokoh itu sendiri telah menjadi cameo dan muncul di bagian akhir dari film prekuelnya tersebut. Oleh karena itu, berbeda dengan Gatotkaca, kemungkinan Sri Asih untuk melakukan interaksi dengan Gundala dan karakter-karakter pahlawan super lain dalam waktu dekat sangatlah memungkinkan untuk terjadi.

Jangan lupakan pula bahwa film-film lain di universe yang sama seperti Godam & Tira, Virgo And The Sparklings, serta Si Buta Dari Gua Hantu sudah resmi diumumkan akan diproduksi dan direncanakan untuk dirilis pada beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, tak usah terkejut jika pada film Sri Asih, penonton akan dikejutkan dengan kemunculan pahlawan lainnya yang pasti akan sukses menciptakan hype tersendiri. Hal inilah yang menjadi alasan ketiga mengapa saya begitu excited dengan Sri Asih.

Itulah ketiga faktor yang membuat saya begitu mengantisipasi Sri Asih yang bagi saya, dapat menjadi cahaya dan memberikan harapan baru bagi munculnya film-film superhero berkualitas di tanah air. Semoga saja ekpektasi saya yang begitu tinggi itu akan dijawab dengan hasil yang memukau ketika Sri Asih resmi diputar di seluruh bioskop Indonesia kelak.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Satria Dewa: Gatotkaca, Film Superhero Lokal yang Berisik.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version