Rasa soto nggak nendang, rasa teh nggak karuan
Bagi saya, kurang afdal rasanya kalau makan soto nggak ditemani dengan teh. Memang, teh hanya berfungsi sebagai pelengkap, sebagai pembersih kerongkongan ketika selesai makan. Namun, tolonglah rasanya ya jangan terlalu ambyar. Teh seharga Rp3.000 kok nggak ada rasa tehnya sama sekali. Mohon maaf, rasanya seperti seduhan teh kemarin yang dihangatkan terus menerus.
Persoalan teh “nget-ngetan” memang jadi kejadian umum yang sering ditemukan ketika makan di warung-warung area weleri, tapi masak ya harganya sama dengan Teh Jumbo? Setelah selesai minum tehnya, rasanya hati jadi getir karena lidah jadi nggak karuan.
Soto Pak Sabar Weleri harganya kurang ramah di kantong warga
Sebenarnya, bukan hanya rasa dan harga tehnya saja yang saya permasalahkan. Harga makanan pelengkap soto di warung ini juga cukup mahal. empe dan perkedel seharga Rp2.000 dan aneka sate seharga Rp4.000-Rp5.000 tergantung jenisnya. Sekilas mungkin aman-aman saja di kantong kalian ya, tapi tidak bagi kantong warga Weleri. Asal tahu saja, di warung lain sate-satean semacam itu cukup dijual Rp2.000-an saja.
Kalau harga sotonya sih cukup terjangkau ya. Satu porsi soto kosongan seharga Rp8.000 saja, apabila ditambah nasi jadi Rp10.000. Tapi, kantong tetap akan jebol kalau kalian nggak bisa menahan diri ketika menambah pelengkap soto. Ya bayangkan saja, harga dua sate setara dengan satu porsi soto.
Satu hal lagi yang saya dan beberapa orang perhatikan adalah mas-mas penjualnya yang jarang senyum. Bagi saya pribadi, senyum dan ramah jadi salah satu standar pelayanan sebuah warung. Namanya melayani pelanggan, mbok ya senyum dikit aja. Biar pelanggannya nggak merasa terintimidasi gitu.
Nah, beberapa hal di atas membuat saya berpendapat bahwa Soto Pak Sabar Menanti ini overrated di Weleri. Menurut saya, masih ada beberapa rekomendasi soto lain yang lebih punya cita rasa yang khas dan kuat, terutama soal rasa kuahnya. Beberapa orang yang mampir ke Soto Pak Sabar mungkin nggak menilai dari rasanya, tapi dari kenyamanan tempatnya. Padahal, menurut saya, masih banyak warung-warung lain di Weleri yang memberi fasilitas tempat yang serupa.
Sekali lagi, ini soal perspektif pribadi saya yang sering mencicipi soto. Kalau kalian tidak setuju ya silakan. Kalau kalian nggak percaya silakan langsung mencoba mencicipinya di Weleri. Nggak usah marah-marah. Soal makanan itu selera kok.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Bakso President Malang Overrated, Banyak Bakso Lain yang Lebih Enak dan Murah
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.