Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Kalau Solo itu kota yang tenang, maka Grand Mall adalah wujud paling tenangnya. Di tengah gegap gempita mal-mal kekinian yang lampunya menyala sampai ke langit, Solo Grand Mall berdiri dengan elegan dan adem ayem. Nggak banyak gaya, nggak banyak promo, tapi selalu ada. Kayak mantan yang nggak terlalu menyakitkan, tapi keingat terus karena masih suka nongol di explore Instagram.

Solo Grand Mall ini letaknya strategis, deket kampus, deket jalan besar, tapi pengunjungnya? Kayak pengunjung acara seminar: datang, liat-liat, terus pulang tanpa beli apa-apa. Bukan karena pelit, tapi karena emang pilihan tokonya nggak banyak. Yang buka cuma deretan depan, sisanya? Tutup permanen atau ganti fungsi jadi gudang sepatu dari zaman Megatron masih musuhan sama Optimus Prime.

Masuk ke Grand Mall itu rasanya kayak masuk ke dunia paralel. Lantainya glossy tapi sepi, suasananya kayak perpustakaan. Kalau kamu bersin di sana, bisa kedengeran sampe lantai tiga. Ini mall, tapi vibe-nya kayak rumah nenek di desa: sejuk, tenang, dan penuh kenangan yang sedikit usang.

Saking sepinya, saya pernah keliling satu lantai tanpa berpapasan dengan manusia lain. Yang saya temuin cuma boneka manekin yang udah kehilangan sebelah tangannya. Aura mistisnya dapet. Ini mall atau lokasi syuting film horor?

Yang rame cuma dua tempat: bioskop sama parkiran. Tapi jangan tertipu parkiran yang penuh itu. Bukan karena pengunjungnya banyak. Parkiran penuh karena di dalam Grand Mall ada kantor perusahaan outsourcing yang isinya pegawai semua. Motornya banyak, tapi jarang yang ke dalam mall buat belanja. Mereka kerja, bukan shopping. Jadi suasana mal tetap sepi, tapi parkiran padat merayap. Ironi ruang komersial.

Bioskop di Solo Grand Mall masih bertahan, gagah, tapi…

Bioskop di Solo Grand Mall masih bertahan karena murah. Tiket nonton di sini kayak harga tiket nostalgia: bersahabat, ramah dompet, dan nggak bikin jantung deg-degan kayak lihat tagihan e-wallet. Makanya pelajar dan mahasiswa banyak yang ke sini. Bioskop Grand Mall itu kayak pacar lama yang nggak bisa move on: nggak sempurna, tapi selalu bisa diandalkan buat hiburan murah meriah.

Tapi di luar itu, Grand Mall memang terkesan monoton. Dekorasi dalamnya nggak berubah-ubah. Musik latar belakangnya masih pakai lagu-lagu tahun 2000-an yang diputer loop dari pagi sampai malem. Kalo kamu ngabisin satu hari di sini, kemungkinan besar kamu akan hafal urutan playlist-nya.

Saya pernah ke food court-nya yang berada di lantai atas. Waktu itu sempat ramai karena murah dan banyak pilihan, tapi eh, beberapa waktu lalu sempat kebakaran. Panik? Ya nggak. Ini Solo, Bos. Slow living is life. Kebakaran? Tenang. Nanti juga padam. Dan emang beneran, sekarang udah aman lagi dan buka seperti biasa. Tapi semangat pengunjungnya belum balik kayak dulu.

Ada satu hal yang selalu bikin saya salut. Meski sepi, Solo Grand Mall ini nggak menyerah. Dia tetap buka, tetap nyala, tetap tegar. Seolah-olah bilang ke dunia, “Aku tahu aku nggak seramai mereka, tapi aku tetap ada buat kalian yang butuh tempat merenung sambil ngadem gratis.” Mulia banget, kan?

Tempat paling bersahabat

Solo Grand Mall adalah bukti nyata bahwa nggak semua yang tenang itu kalah. Dia ada di tengah kota, tapi tetap berdiri dengan kesederhanaan. Nggak nyari sensasi, nggak ngoyo saingan sama mall-mall baru yang isinya barang branded dan tenant yang pakai nama kebarat-baratan. Grand Mall tetap jadi tempat orang nonton murah, nongkrong hemat, dan mencari sinyal wifi gratis tanpa perlu beli apa-apa.

Jadi kalau kamu lagi di Solo, bingung mau healing tapi saldo pas-pasan, mampirlah ke Grand Mall. Siapa tahu kamu bisa nemu ketenangan, bukan di dompet, tapi di hati yang udah terlalu capek dibandingin sama hidup orang lain.

Karena kadang, tempat yang kelihatan sepi justru menyimpan cerita paling banyak.

Penulis: Putri Ardila
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Solo Grand Mall (SGM), Mall Pertama di Solo yang Masih Eksis Hingga Sekarang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version