Mungkin di antara kalian, para gamer, tidak banyak yang mengenal gim berjudul Sleeping Dogs. Saya sendiri pertama kali memainkan gim ini pada 2013, saat main ke kosan teman. Saat itu, di kalangan mahasiswa, gim-gim seperti Pro Evolution Soccer 2013 atau Grand Theft Auto V jauh lebih populer untuk dimainkan. Saat pertama kali melihat gim ini, saya dibuat tertarik karena judulnya aneh. Sleeping Dogs kan artinya anjing tidur, ini developer gimnya niat bikin nggak sih? Judulnya aneh banget!
Singkatnya, yang dikembangkan oleh Square Enix ini adalah Grand Theft Auto versi Hongkong karena setingnya berada di Kota Hongkong. Seperti gim Grand Theft Auto yang sudah kita kenal, gim ini memungkinkan kita untuk berbuat sesukanya, mulai dari merampok toko, mencuri mobil, menghajar orang tak berdosa yang kita temui di jalan, hingga membunuh polisi sekalipun. Meskipun begitu, gim ini jauh lebih asyik daripada Grand Theft Auto.
Tokoh utama pada gim ini, Wei Shen adalah perwira Kepolisian Hongkong yang mencoba masuk ke dalam organisasi kriminal Sun On Yee, untuk mendapatkan informasi dari dalam. Sun On Yee sendiri adalah plesetan dari organisasi kriminal Hongkong sesungguhnya yang bernama Sun Yee On. Sebelum pindah ke San Fransisco dan kuliah di sana, Wei Shen ini menghabiskan masa kecil dan masa remajanya dengan para anggota Sun Yee On. Makanya, pas dia balik ke Hongkong, dia disuruh Kepolisian Hongkong untuk masuk ke dalam organisasi tersebut melalui teman lamanya tersebut. Sekilas, mirip dengan jalan cerita film The Raid 2 yang dibintangi oleh Iko Uwais.
Kalau kalian mengira gim Grand Theft Auto itu penuh kekerasan, cobain deh main gim ini. Gim ini jauh lebih sadis karena adegan perkelahiannya yang lebih brutal. Meskipun kita bisa menggunakan senjata api, fokus utama permainan ini adalah perkelahian yang dilakukan dengan tangan kosong. Kenapa begitu? Sebab Hongkong sama seperti Indonesia, di mana untuk mendapatkan senjata api itu susahnya minta ampun.
Di sini kita akan berkelahi dengan sangat brutal seperti yang dipertontonkan Iko Uwais dalam film The Raid 2. Bukan baku hantam biasa, seringkali kita diharuskan menggunakan benda-benda di sekitar kita untuk berkelahi. Seperti menggunakan kap mobil untuk menghajar kepala lawan atau menggunakan kunci inggris untuk menghajar lawan. Betul-betul sadis pokoknya pertarungannya!
Dengan gim yang bersetting di Kota Hongkong, saya seolah menonton film laga yang diperankan oleh Jackie Chan di tahun 90-an. Ada banyak adegan kejar-kejaran di gang sempit Kota Hongkong yang sangat kelam karena ada begitu banyak kesenjangan sosial yang terjadi di Kota Hongkong. Selain itu, ada banyak kasus perjudian, kasus prostitusi, kasus narkoba, human trafficking, yang melibatkan organisasi kriminal Sun On Yee yang sangat rapi karena melibatkan banyak pihak seperti oknum Kepolisian Hongkong dan para politisi Hongkong.
Sebagai polisi yang sedang menyamar, kita sebagai tokoh utama dibuat galau bukan main. Berusaha menyelesaikan tugas kita sebagai perwira Kepolisian Hongkong, tapi menjerumuskan teman masa kecil kita ke penjara, atau berusaha menyelamatkan teman masa kecil kita dari penjara tapi terancam hukuman berat dari Kepolisian Hongkong. Pilihan tersebut memang sulit, tapi kita melakukannya dengan taruhan nyawa, karena sebelumnya ada polisi yang ketahuan menyamar dan polisi tersebut dibunuh secara perlahan dan sadis oleh anggota Sun On Yee. Kalau kamu jadi Wei Shen, bakal gimana coba?
Meskipun jago banget berkelahi dengan tangan kosong meski dikeroyok banyak penjahat, Wei Shen masih manusia biasa. Dia harus memulihkan dirinya karena PTSD (post-traumatic stress disorder), setelah melihat kakak kandung, Mimi Shen bunuh diri. Mimi Shen bunuh diri setelah kecanduan heroin bertahun-tahun. Dia sampai terpaksa jadi PSK untuk sekadar bisa mengkonsumsi heroin.
Sejak awal, Kepolisian Hongkong ragu untuk menyuruhnya menyusup ke Sun On Yee karena khawatir Wei akan melalaikan tugasnya sebagai perwira polisi untuk dendam pada pelaku yang membuat Mimi Shen bunuh diri. Kepolisian Hongkong pun ragu dengan Wei Shen karena khawatir akan membelot dan berbalik jadi penjahat..
Makanya, gim ini sukses membuat emosi saya naik turun karena latar belakang Wei Shen yang penuh dengan kisah yang emosional. Belum lagi, ketika ada teman kita yang terbunuh pada gim ini, saya betul-betul merasa dendam pada pelakunya. Saya betul-betul berusaha membalaskan dendam Wei Shen tersebut seolah-olah itu teman saya di dunia nyata yang terbunuh. Semua ini tentu saja karena storyline apik yang telah ditulis oleh Square Enix.
Selain karena storyline yang apik, saya juga merekomendasikan gim ini karena gim ini ringan banget. Hanya bermodalkan laptop dengan RAM 2GB, dan prosesor minimal Core 2 Duo, serta kapasitas hard disk 15GB, kamu sudah bisa memainkan gim epik ini. Lupakan Grand Theft Auto V yang berat tersebut, dan mulailah memainkan Sleeping Dogs. Ceritanya jauh lebih rumit dan pertarungannya jauh lebih nyata.
BACA JUGA Sebaiknya ‘Fast and Furious’ Dirampungkan saja, Ketimbang Makin Ngaco dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.