Perjuangan terakhir sebagai seorang mahasiswa setelah berusaha keras di bangku kuliah selama bertahun-tahun adalah menyusun skripsi. Sayangnya skripsi sering diidentikkan sebagai momok yang menakutkan. Banyak mahasiswa yang tersendat di fase ini, hingga butuh waktu lama untuk bisa menyelesaikannya, bahkan hingga tahunan.
Bila di dalam kelas selama perkuliahan, mahasiswa hanya perlu duduk manis, mendengarkan apa yang disampaikan oleh dosen, lalu mempelajari dan pada akhirnya akan diuji berdasarkan bahan atau materi yang diberikan. Maka dalam menyusun skripsi, mahasiswa sejak awal sudah dituntut untuk berusaha sendiri mulai dari pemilihan judul.
Dengan bekal pengalaman nol sama sekali, sudah pasti kebingungan akan menjadi tagihan awal yang harus dibayar tuntas. Belum lagi dosen pembimbing biasanya tidak hanya meminta satu judul. Kadang dosen meminta minimal tiga judul yang kelak akan dia pilih untuk kita kerjakan.
Lolos dari judul, tantangan selanjutnya adalah membuat proposal penelitian. Masalah muncul lagi di sini, yang mana kita harus mencari sendiri objek penelitian. Objek penelitian bisa orang, instansi atau perusahaan. Metodologi pengambilan sampel serta tata cara penelitian adalah paket yang tidak bisa dihindari.
Apabila sudah mendapat lokasi penelitian, maka langkah berikutnya adalah meminta izin, membuat kuisioner atau daftar pertanyaan dan menyusun kesimpulan. Setelah semuanya selesai kita kembali menyusunnya dalam bab per bab. Yang paling mengesalkan adalah betapa tulisan yang telah kita ketik siang malam, dengan mudahnya dicorat-coret sana sini oleh dosen.
Inilah yang membuat semangat seorang mahasiswa yang pada awalnya menggebu-gebu jadi patah arang. Apalagi jika harus bolak-balik menghadap dosen pembimbing karena apa yang kita tulis selalu disalahkan.
Hal seperti itu juga saya alami ketika hendak menyusun skripsi. Untuk menghindarinya, pertama-tama adalah mencari senior yang bisa dijadikan role model atau contoh sukses menyelesaikan skripsi dalam waktu singkat.
Dengan sedikit sekali senior yang saya kenal, maka yang bisa ditanya adalah teman-teman kost yang lebih dulu kuliah. Sayangnya ternyata teman-teman kost saya, juga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menyelesaikan skripsi. Rata-rata mereka membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Sedangkan target saya maksimal tidak boleh lebih dari satu semester.
Melihat fenomena seperti ini, saat hendak memulai sudah muncul perasaan malas untuk menyelesaikannya. Itulah kenapa seminar-seminar tentang kiat menjadi sukses dan kayawaktu singkat begitu laris peminat. Tak lain dan tak bukan karena mereka yang hendak memulai belum mengetahui jalan yang benar.
Untungnya saya mencoba berpikir terbalik. Kalau tidak dapat contoh orang yang sukses skripsian dalam waktu singkat untuk ditiru caranya, kenapa saya tidak mencari orang yang lama skripsian? Ada salah satu teman kos yang sudah lulus akan tetapi masih tinggal di kosan karena sedang mencari pekerjaan. Ia menyelesaikan skripsi lebih dari dua tahun.
Segera saja, saya adukan permasalahan mengenai kesulitan dalam menyelesaikan skripsi secara cepat. Lalu dia memberikan sebuah rahasia atau tips yang singkat padat dan jelas yaitu mengetik tiap hari!
Ketika saya tanyakan apakah ada tips lainnya, ia menjawab tidak ada. Sebelumnya saya berpikir pasti ada cara yang revolusioner dan tak terbayangkan. Akan tetapi cara yang dapat terlihat begitu simpel, yaitu hanya perlu mengetik tiap hari tanpa terlewat.
Lalu pertanyaan saya berlanjut, apa korelasinya mengetik setiap hari dengan selesai skripsi dengan cepat. Bukankah bisa juga misalnya mengetik setiap minggu dari pagi sampai sore atau bahkan sampai malam alias sistem borongan. Bagaimana apabila dalam salah satu harinya kita tidak mengetahui apa yang hendak diketik?
Lalu ia menjawab, awalnya dia berpikiran menunda satu hari dalam menulis dengan tujuan mencari inspirasi. Ternyata penundaan ini melenakan. Dari yang awalnya tidak mengetik satu hari, bertambah menjadi tiga hari, makin bertambah. Pada akhirnya selama satu tahun skripsi tersebut tidak disentuh sama sekali.
Itulah kenapa harus mengetik setiap hari. Fungsinya adalah untuk membangun keterikatan dan tanggung jawab sehingga semangat tetap terjaga. Jika sedang tidak ada ide, tetaplah membuka layar komputer, cukup perbaiki penulisan, tata bahasa atau tanda baca. Yang penting jari kita tidak pernah jauh sehari pun dari keyboard.
Dan benar saja, ketika saya memulai menyusun barang panas ini pada awal Desember, ternyata pada pertengahan Januari, skripsi tersebut sudah selesai. Target bisa selesai dalam satu semester bisa diselesaikan lebih cepat di luar perkiraan.
Selama kita tetap konsisten dan tidak mencari alasan, maka mengerjakan tugas akhir ini jadi tidak begitu sulit. Bagaimana pun, skripsi yang bagus adalah skripsi yang selesai.
BACA JUGA Membandingkan Burger King dan McDonald’s Tidaklah Sulit: Jelas Lebih Enak Burger King, Lah! atau tulisan Suryo Kuncoro lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.