Bingung mau ngopi di mana di Kediri
Keluhan yang tidak jarang kami rasakan setelah pindah ke Kediri adalah susah nyari tempat ngopi. Pilihannya sedikit dan konsep tempatnya itu-itu saja di daerah kabupaten atau kota. Kalau nggak lesehan ya coffee shop tema kerikil dan unfinished.
Belum lagi pulangnya harus berpapasan dengan kaum jamet yang suka balap liar. Jangankan kalau cuma balapan, mereka suka sorak-sorak gak jelas tiap orang lain lewat yang tentu saja bikin kami sakit telinga.
Nggak cuma itu, culture shock yang kami rasakan di pedesaan kabupaten adalah setelah maghrib sudah sepi banget. Bahkan nyaris sudah tak ada lagi orang berseliweran atau sekadar bertamu di rumah orang.
Ugal-ugalan adalah “budaya”
Satu lagi sisi gelap Kabupaten Kediri yang bikin kami nggak nyaman adalah banyak kendaraan plat AG yang berkendara dengan ugal-ugalan. Tak jarang pas di jalan sering menemui orang-orang yang nggak disiplin banget dalam berlalu lintas. Mulai dari nerobos lampu merah, hingga menyalip kendaraan secara brutal.
Meskipun belum sepenuhnya berdamai dengan sisi gelap hidup di pedesaan Kabupaten Kediri itu, kami tetap memilih Kediri sebagai tempat pulang. Yah, meski mengisi hari-hari memaksa diri berdamai dengan perasaan bosan, saya lumayan yakin, seiring berjalannya waktu, kami menjadi nyaman. Semoga.
Penulis: Nurlailatul Hidayah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kediri, Kota di Jawa Timur yang Menyimpan Kisah Cinta Paling Tragis dan Abadi dalam Sejarah