Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Simpang Lima Semarang, Saksi Bisu Lika-liku Prostitusi di Kota Lumpia

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
20 Juli 2023
A A
Simpang Lima Semarang, Saksi Bisu Lika-liku Prostitusi di Kota Lumpia

Simpang Lima Semarang, Saksi Bisu Lika-liku Prostitusi di Kota Lumpia (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang belum pernah mendengar soal eksistensi Simpang Lima di Kota Semarang? Di samping terkenal karena kelezatan bandeng presto serta kisah mistis Lawang Sewunya, Semarang juga tersohor dengan adanya alun-alun ikonik di pusat kota. Lapangan tersebut kerap dijadikan arena berbagai acara penting. Bahkan, konser musik sejumlah musisi ibu kota juga beberapa kali diselenggarakan di bundaran Simpang Lima Semarang tersebut.

Bagi yang belum tahu, Simpang Lima Semarang disebut demikian karena lapangan yang dikelilingi sederet gedung bertingkat itu merupakan titik temu dari lima jalan utama sekaligus yang menghubungkan beberapa jalur penting di Kota Atlas. Kelima jalan protokol tersebut meliputi Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, Jalan Pahlawan, dan Jalan Ahmad Dahlan. Maka tak heran kalau Simpang Lima digunakan sebagai titik acuan masyarakat untuk memperkirakan jarak tempuh serta estimasi waktu yang dibutuhkan guna menuju ke suatu tempat.

Simpang Lima Semarang kini juga menjadi salah satu jujugan kuliner dan wisata murah meriah di malam hari. Orang dapat dengan mudah menemukan jejeran warung tenda yang menjual seafood, roti bakar, pecel, sate taichan, nasi ayam, tahu gimbal, hingga es puter. Selain wisata kulineran, orang-orang dapat menaiki sepeda tandem berhiaskan kerlip lampu warna-warni sebagai hiburan sederhana di sini.

Simpang Lima Semarang menyimpan luka lama

Di balik semua gemerlap dan sukacita tersebut, nyatanya, Simpang Lima menyimpan luka lama. Jauh sebelum tertata apik seperti sekarang ini, image yang disandang oleh alun-alun yang juga punya nama lain Lapangan Pancasila itu cenderung berkonotasi negatif. Lebih-lebih apabila sinar matahari mulai temaram lalu digantikan gelapnya malam. Siapa sangka jika beberapa dasawarsa yang lalu, Simpang Lima Semarang menjadi saksi mata perjalanan panjang prostitusi di Kota Lumpia.

Ciblek, begitu orang menyebutnya. Bagi mereka yang sudah berumur atau cukup lama tinggal di Semarang, pasti sudah tahu arti kata ciblek. Bukan, Gaes, kata ciblek ini nggak merujuk pada sejenis burung kicauan bertubuh kecil yang dengan gampang ditemui di sekitar persawahan atau lebih populer disebut prenjak jawa. Bagi warga lama Kota Semarang, ciblek merupakan akronim dari “cilikan betah melek”. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, bunyinya menjadi “kecil-kecil kuat begadang”.

Sekilas, nggak ada yang salah dari panggilan ciblek tersebut. Ya, itu bila penamaannya nggak ditujukan kepada para penjaja seks perempuan yang beroperasi mengitari bundaran Simpang Lima. Mirisnya, mayoritas gadis malam yang setia menunggu pelanggannya di tenda warung teh poci di area tersebut adalah bocah berusia belia. Makanya mereka dipanggil dengan sapaan cilikan.

Ciblek dan tenda warung teh poci

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejumlah tenda wedangan yang menghiasi tepian bundaran kala itu nggak menjual teh legit dalam wadah poci. Mau dibilang kamuflase juga rasanya terlalu naif. Toh, hampir semua orang yang melewati kawasan Simpang Lima Semarang sudah paham apa yang sejatinya ditransaksikan di bawah remang-remang lampu tenda. Apalagi kalau bukan tawaran cinta semalam dari para perempuan muda dengan gaya menggoda. Yah, setidaknya antara teh poci dan kupu-kupu malam itu memiliki kesamaan: sama-sama menghangatkan tubuh.

Pemandangan ini tentu sangat ironis meski saat itu orang hanya lewat tanpa menggubris. Pasalnya, bisnis berbau seksualitas tersebut dilangsungkan di tempat yang boleh dikata hanya berjarak selemparan batu dari tempat ibadah, Masjid Raya Baiturrahman. Mustahil bila pihak yang berwenang sama sekali nggak tahu akan adanya praktek prostitusi ini. Terang-terangan dilakukan tepat di tengah keramaian kota, lho.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Entah apa yang menjadikan para ciblek nekat menekuni dunia malam. Mereka yang semestinya masih mengenyam bangku sekolah, justru terjun sebagai pemuas syahwat para lelaki hidung belang. Alasan finansial itu pasti. Akan tetapi, bukankah ada pilihan pekerjaan lain yang lebih terpuji? Polemik ini lantas menimbulkan berbagai spekulasi dan opini.

Beberapa pihak berpendapat jika ada sekumpulan orang dewasa yang memanipulasi para ciblek demi kepentingan pribadi. Iming-iming kemudahan mendapatkan cuan menjadi daya tarik utama. Lembaran rupiah tampaknya cukup untuk menepis kekhawatiran para penjaja seks belia tentang bahaya yang mengintai. Tak hanya hubungannya dengan penyakit menular seksual, tetapi bisa pula akan kekerasan yang diberikan oleh pelanggan. Bagaimanapun kecil kemungkinan bagi tubuh kecil mereka melawan sosok yang lebih besar dan kuat.

Menata kembali Simpang Lima Semarang

Untungnya, sisi kelam Kota Semarang kini tak lagi terlihat. Setidaknya, secara kasat mata. Terhitung sejak tahun 2008, perdagangan lendir dalam naungan tenda mereda. Pemerintah daerah mulai menata kembali citra Semarang supaya menjadi baik di mata publik. Namun, benarkah para ciblek sungguh-sungguh menyerah setelah tempat jual-beli mereka diusik?

Oh, tentu saja nggak! Transaksi seks tentu akan selalu ada selama manusia memiliki hasrat. Citra Simpang Lima Semarang saat ini memang jauh lebih baik berkat campur tangan pemerintah dan masyarakat. Akan tetapi, keberadaannya sebagai saksi bisu sejarah kelam Semarang tak dapat dilenyapkan. Begitupun setali tiga uang dengan keberadaan para ciblek yang mungkin sudah beralih metode transaksi. Open BO via media sosial, misalnya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pembangunan Underground City Simpang Lima Semarang: Yakin Bisa Lolos dari Banjir?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Juli 2023 oleh

Tags: ciblekpilihan redaksiprostitusiSemarangsimpang lima semarang
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

UIN Walisongo Semarang Universitas Terbaik di Jawa Tengah (Unsplash)

UIN Walisongo Semarang: Universitas Terbaik di Jawa Tengah Dilihat dari Letak dan Cabang Kampusnya

24 Oktober 2023
9 Hal Menarik tentang Ninja di Jepang Terminal Mojok

9 Hal Menarik tentang Ninja di Jepang

7 Maret 2022
4 Menu Solaria yang Gagal, Sebaiknya Dihindari Pembeli daripada Menyesal Mojok.co

4 Menu Solaria yang Gagal, Sebaiknya Dihindari Pembeli daripada Menyesal

6 Juni 2025
Menilik Romantisnya Candi Plaosan Klaten dan Kemeriahan Festival Candi Kembar

Menilik Romantisnya Candi Plaosan Klaten dan Kemeriahan Festival Candi Kembar

12 September 2024
Semarang Sesak oleh Spanduk Narsis Pejabat Daerah (Unsplash)

Fenomena Narsisme Pejabat Daerah di Semarang: Spanduk dan Baliho yang Bikin Saya Jengah

22 September 2023
Indonesia Banjir Barang Palsu? Jangan Maksa Punya Balenciaga kalau Baru Bisa Beli Dagadu mojok.co

Indonesia Banjir Barang Palsu? Jangan Maksa Punya Balenciaga kalau Baru Bisa Beli Dagadu

25 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.