Kita terbiasa saling berbagi. Mulai dari kisah hidup, foto aib, hingga lagu “Baby” Justin Bieber yang viral saat saya masih SD, semuanya kita bagikan. Saya masih ingat ketika masih duduk di bangku SD saya sering berbagi lagu, video, dan lain-lain dengan bluetooth. Bluetooth memang menjadi andalan kita di jaman old namun, proses pengirimannya tidak selalu berjalan mulus. Di zaman yang serba cepat ini kemudian muncul aplikasi bernama SHAREit yang dapat mengirim data dengan sangat cepat.
Aplikasi SHAREit bisa mengirim data berukuran ratusan megabyte hanya dengan kisaran waktu dua sampai tiga menit saja, lebih cepat dari habisnya kambing guling di kondangan.
SHAREit adalah aplikasi dari perusahaan teknologi global di negara Singapura yaitu Smart Media4U Technology Pte. Ltd. Perusahaan ini awalnya bagian dari Lenovo saat awal dimulai. Namun, kemudian berdiri menjadi perusahaan sendiri dan memproduksi sebuah aplikasi yang bagus sekaligus bikin kesal yaitu SHAREit.
Memang aplikasi ini jadi primadona bagi saya saat saya memakainya selama beberapa bulan. Namun, sejak beberapa tahun belakangan ini tiba-tiba aplikasi ini berubah fungsi menjadi seperti YouTube versi lebih tidak berfaedah dan penuh dengan clickbait. Bayangkan saja, isi dari aplikasi tersebut adalah video-video konspirasi, horor, panas, dan tentu saja clickbait.
Nggak hanya itu, video-video yang disuguhkan di sana juga banyak sekali yang kesannya porno dan mesum. Thumbnail yang disuguhkan selalu berupa cewek seksi, cici-cici bening di TikTok, dan banyak hal yang berbau seksual. Padahal, setelah dibuka, ternyata isinya tidak sesuai thumbnail. Ada video yang judulnya “Inilah Video Gisel Tanpa Sensor SEBELUM DIHAPUS” namun isinya hanya mas-mas bernyanyi sambil bermain gitar dengan filter video hitam putih.
Menurut apa yang saya tahu, hal seperti ini bertentangan dengan etika bermedia karena apa yang disuguhkan di media tersebut berbau pornografi. Selain itu hal ini juga bisa disebut sebagai hyper reality karena konten yang dimuat di media tersebut tidak sesuai dengan aslinya. Berita-berita hoaks ini dapat mencemari nama baik seseorang, terutama artis-artis yang terkena kasus seperti Gisel.
Kita sebagai audiens yang mengonsumsi media jadi termakan oleh berita hoaks yang bertebaran layaknya sampah bungkus Chiki di jalan setelah perayaan tahun baru. Persepsi kita akan dunia akan diatur oleh media bodong sehingga kita tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Kekuatan media memang sangat besar dan kalau di Jurusan Ilmu Komunikasi, hal ini disebut sebagai agenda media. Lumayan kan, jadi tambah pintar.
Hal lain yang mengganggu saya dari aplikasi SHAREit adalah video-video yang tidak penting sama sekali. Ada satu video berjudul “Irish Bella Makin Seksi Setelah Melahirkan, Ammar Zoni Tak Kuat”. Ternyata isinya hanya berita bahwa setelah melahirkan, Irish Bella kembali berolahraga supaya bentuk badannya tetap bagus. Sungguh, konten video yang membagongkan!
Selain itu juga ada video berdurasi sekitar 1 menit yang memperlihatkan Mbak Syahrini yang sedang melakukan yoga dengan kaos ketat. Sudah, itu doang. Benar-benar tidak ada faedahnya sama sekali. Nambah ilmu nggak, nambah dosa iya.
Nggak hanya itu, di dalam aplikasi SHAREit terdapat iklan yang banyaknya melebihi ketombe serta notifikasi yang mencemari smartphone saya. Setiap hari selalu muncul notifikasi yang mengganggu iman dan memperlambat kinerja smartphone.
SHAREit seakan-akan menambahkan fitur-fitur hiburan ini untuk menambah jumlah penggunanya. Seakan-akan developer aplikasi ini ingin menjadikan SHAREit sebagai media sosial dan ikut bersaing dengan Instagram, YouTube, dan Facebook. Namun, menurut saya hal ini justru menyelewengkan tujuan utama dari nama aplikasi ini.
Sebenarnya, SHAREit sudah bagus sekali ketika fungsinya cukup sebagai media pemindah data. Tidak perlu ditambah embel-embel lainnya. Kalau begini kan malah membuat aplikasi ini terlihat seperti aplikasi yang penuh dengan sampah.
BACA JUGA Alasan Saya Ketagihan Nonton Aplikasi Bigo Live