Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Setelah Sempat Hijrah, Sekarang Saya Unhijrah dan Memutuskan Kembali Jadi Ahli Bid’ah

Anggi Purnamasari Yulianto oleh Anggi Purnamasari Yulianto
12 Juni 2020
A A
ahli bid'ah, Tren Hijrah yang Banyak Dipersoalkan Umat
Share on FacebookShare on Twitter

Alkisah ada seorang gadis desa merantau ke kota untuk mendapat gelar sarjana. Tiba di suatu masa, si gadis yang ilmu agamanya pas-pasan merasakan gejolak yang membara dalam dada. “Aku harus berubah!” batinnya. Tanpa ragu, si gadis bergegas menyabet gawainya, apalagi kalau bukan mau cari ilmu agama.

Mulailah dia mencari hukum anu, hukum itu. Lalu tak menunggu lama, bak power rangers, si gadis berubah seketika. Jadilah ia ramai diperbincangkan tetangga dan sanak saudara, Pakdhe-nya bertanya “dia nggak ikut aliran sesat to?”. Ya maklumlah kota perantauannya sempat ramai diperbincangkan soal aliran radikal yang dianut sekelompok penduduknya. Pantas saja sang Pakdhe curiga.

Nggak mau menutupi, sebenarnya itu kisah saya sendiri haha. Yap! Cerita lama yang saya simpan hingga saya memutuskan ingin berbagi. Tidak memilih yang lain, saya langsung menuju Terminal Mojok untuk menuliskankannya. Ya mau gimana, lha wong memang Mojok yang paling nyaman untuk bernyinyir ria.

Jadi begini, cerita-cerita macam begitu nyatanya tidak saya seorang diri yang alami. Buanyak! Bisa dibilang, rata-rata memang begitu. Sebenarnya bukan pakaian yang jadi permasalahannya. Masalahnya lebih ke soal pemahaman si empunya cerita.

Sebagaimana lazimnya penganut setia slogan “Kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah” saya sempat ikut-ikutan menyalahkan slametan lho. Bedanya, saya masih ikut menikmati sego berkatan. Lha namanya juga makanan hehehe.

Tidak puas di situ, saya juga ikut menyalahkan Qunut, nggak mau baca Usholli sampai mengharamkan musik. Gimana nggak ikutan, lha memang itu yang tertulis di situs-situs keagamaan yang saya temui. Percaya atau harus percaya, situs-situs macam itu yang ada di barisan atas di Google. Barangkali itu juga yang menyebabkan banyak kawula muda, ada juga yang tua ikut aliran ini. Biar cetho langsung sebut saja Salafi-Wahabi.

Kalau dipikir-pikir, slogan “Kembali pada Al Qur’an dan Sunnah” memang sekilas nampak begitu manis. Orang yang ilmu agamanya minim jelas kepincut, contohnya nggak usah jauh-jauh, saya sendiri!

Memang sudah jadi kesepakatan, kalau kitab suci Al-Qur’an dan Hadits adalah sumber dan dalil hukum yang musti diagungkan. Dalam menjalani hidup pun, kita berpedoman pada keduanya kan? Tapi apa iya orang awam seperti saya yang sedari SD langganan sekolah Negeri bisa langsung kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah hanya dengan modal membaca terjemahannya? Ya nggak to!

Baca Juga:

Derita Ditinggal Kekasih Berhijrah: Sudah Sakit Hati, Kena Cap Dajjal Pula

Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya

Coba bayangkan, kalau slogan ini dikoar-koarkan secara membabi buta ke seluruh penjuru dunia. Mau jadi apa kehidupan kita? Bayangkan kalau setiap ada persoalan, orang awam langsung merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits lalu mengamalkannya. Karena tidak menguasai bahasa Arab, langsung lah ia mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits sesuai dengan teks terjemahannya. Wow!

Sebagai contoh misalnya, ada laki-laki awam yang nggak kaya dan nggak juga rupawan ngebet pengen kawin lagi. Terus dia langsung buka Al-Qur’an dan membaca ayat yang membahas tentang poligami. Disebutkan bahwa laki-laki boleh memiliki lebih dari satu istri. Jelas bersorak-sorai lah dia. Langsung gas blar menghampiri wanita muda selingkuhanya lalu ke KUA.

Eh sebagaimana pepatah sepandai-pandainya bangkai disimpan, akan tercium baunya juga. Si laki-laki ketahuan punya istri kedua. Gelas, piring, manci, sampai TV dibanting sama istri pertama. Lalu si laki-laki dengan entengnya berkata “Jangan marah bunda, poligami itu sunnah. Coba bunda baca Al-Qur’an deh”. Karena sang istri sama-sama awamnya, dia nerimo begitu saja. Akhirnya istri pertama hidup makan ati sampai akhir hayatnya.

Itu salah satu bahaya slogan “Kembali pada Al Qur’an dan Sunnah” yang dibangga-banggakan penganutnya. Apa pun perilaku bahkan bisnis dan dagangan mereka yang paling sunnah deh. Selain memakai celana cingkrang sunnah misal juga warung es cendol dawet seger sunnah. Tapi jangan ngarep ada ‘tak gintang-gintang’ nya soalnya musik haram.

Nah karena mereka yang paling sunnah maka di luar aliran mereka adalah ahlul bid’ah. Tahlilan bid’ah, ziarah kubur bid’ah, maulidan bid’ah, sholawatan bid’ah dan tentunya menurut mereka pelaku bid’ah pantas masuk neraka.

Di situ pentingnya memiliki guru yang ilmunya bersambung sanadnya kepada Rasulullah SAW. Tidak modal ngaji di internet saja. Gurulah yang akan menunjukkan pada kitab-kitab tafsir dan fiqih para ‘Ulama. Bukankah kitab-kitab fiqih para ‘ulama juga merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits Nabi? Nggak usah sok yes deh, mau menafsiri ayat Al-Qur’an atau hadits pakai akal sendiri.

Misal di contoh soal poligami tadi, hukum poligami bisa jadi sunnah, makruh, bahkan haram. Nah soal itu, ‘Ulama telah menjelaskannya. Toh hukum asal poligami itu boleh dalam Islam, bukan sunah. Jadi para laki-laki nggak usah ngoyo ngumpulin duit buat ikut seminar poligami ya!

Nah kalau soal kenapa saya berhenti menekuni aliran berslogan “Kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah”, karena saya rasa kok hidup saya jadi kaku amat. Nggak ada asyik-asyiknya gitu. Mana saya jadi gampang nyalahin orang, ini sesat itu sesat, kalau gitu saya jadi ngerasa paling bener dong?

Faktor nggak betah dan tentunya atas petunjuk dari Allah SWT, kembalilah saya pada Ahlussunnah wal jama’ah an-Nahdliyah. Kembali pada organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar yang dianut mbah saya, bapak saya, ibu saya, pakdhe saya, paklik saya, dan seluruh keluarga besar dan tetangga saya. Akhirnya saya kembali jadi orang yang aliran Salafi-Wahabi sebut sebagai ahlul bid’ah.

Ternyata jadi ahli bid’ah lebih menyenangkan lho. Eh tapi jangan salah, meski ahli bid’ah, saya ahli bid’ah yang baik. Sebagaimana kaidah Imam Syafi’i bahwa bid’ah itu ada dua, bisa jadi baik, juga bisa saja sesat. Nggak seperti kata Salafi-Wahabi kalau semua bid’ah itu sesat. Setelah menjadi pelaku bid’ah yang baik atau dikenal juga dengan bid’ah hasanah, hidup saya jadi makin harmonis dan berwarna. Ah beruntungnya saya.

BACA JUGA Pengalaman Saya Hijrah sampai Berniqab dan Alasan Berhenti Menggunakannya dan tulisan Anggi Purnamasari Yulianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Juni 2020 oleh

Tags: ahli bid'ahhijrahsalafi-wahabi
Anggi Purnamasari Yulianto

Anggi Purnamasari Yulianto

Perempuan cerewet yang sering dikira pendiam

ArtikelTerkait

ahli bid'ah, Tren Hijrah yang Banyak Dipersoalkan Umat

Tren Hijrah yang Banyak Dipersoalkan Umat

17 Desember 2019
kebebasan berpendapat

Kebebasan Berpendapat di Media Sosial Bagian 2: Bodo Amat adalah Cara Bermedia Sosial Paling Benar

22 Oktober 2019
rekomendasi bacaan buku islami ramadan bagus recommended terbaik hijrah surga kisah sufi abu nawas kalis mardiasih esty dyah imaniar rusdi mathari mojok

Rekomendasi Bacaan Ramadan yang Ditulis dengan Ringan dan Enak Dibaca

2 Mei 2020
Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya terminal mojok.co

Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya

27 Februari 2021
nikah muda

Kenapa sih Harus Nikah Muda?

4 September 2019
ngaji

Nyantri Langsung vs Ngaji YouTube

11 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.