Bulan Februari adalah masa-masa ter-menegang-kan yang mungkin dirasakan oleh pelamar CPNS. Pasalnya, mayoritas pelamar CPNS melaksanakan tes SKD bulan ini. Karena menjadi PNS menjadi impian semua orang (eh masak semua orang sih?), maka pelamar akan belajar mati-matian agar lolos tahap ini. Pasalnya, kalau nggak lolos SKD nggak bisa lanjut SKB. Kalau sudah gugur di SKD ya otomatis peluang jadi PNS akan sirna.
Membayangkan memiliki tunjangan yang lumayan, mampu mengabdikan diri untuk negeri, dicintai mertua, gaji yang dibawa mati, eh maksud saya, meskipun sudah meninggal PNS tetap mendapat gaji (pensiun dan tunjangan lain. CMIIW), menjadi sebuah cita-cita yang mulia, bukan? Siapa sih yang nggak pengin?
Ada beberapa teman saya yang setelah selesai SKD dan tidak lolos passing grade mengalami semacam kesedihan, dari yang mulai pasang wajah murung, tidak nafsu makan, mengangis, bahkan ada seorang teman saya yang notabennya laki-laki, bilang ia ingin sendiri dulu aka tidak mau diganggu (ya, meski nggak ada masalah juga sih kalau laki-laki merasakan sedih dan kecewa). Jadi kebayang sendiri kan, bagaimana sakit hati dan sedihnya para pelamar CPNS yang kadung sinau ngoyo dan khusyuk berdoa, tapi takdir belum berkata iya. Sebegitu sakitkan tidak lolos SKD?
Oke, selesai cerita SKD, saya mau cerita yang terjadi bulan Januari lalu dan ini perihal saya. Jakarta masih seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu menjadi tempat pagelaran konser, terutama untuk artis atau band internasional. Awal bulan Januari, melalui media sosial Twitter, saya tahu akan didakan konser band favorit saya, ONE OK ROCK. Mungkin sebagian orang masih awam dengan band ini. Tapi bagi saya, darah yang mengalir dalam diri saya sudah bercampur dengan musik mereka (EDAN, LEBAY BANGET AKU!)
Saya melihat harga tiket, harga termurah adalah 500 ribu excludes 15% Goverment Tax + 5% Admin Fee. Jadi kalau dihitung, harga termurah 600 ribu. Wah, mumpung tahun ini sudah bekerja, bisalah saya meluangkan uang untuk nonton band favorit saya.
Singkat cerita, tiket bisa dibeli pada tanggal 20 Januari jam 10.00 WIB dan konser dilaksanakan 30 Mei 2020. Ndelalah pada hari tiket dibuka saya bekerja, jam 10.00 kurang saya sudah memegang hape dan nggak tahu kenapa saya merasa deg-degan. Jam 10 tepat, tiket sudah bisa di-booking, saya sempat bertanya lewat WhatsApp teman saya, karena kita niatnya nonton berdua, jadi saya tanya email dan NIK-nya. Belum sampai 10 menit, tiket sudah ter-booking semua, dan hanya tersisa premium tribune yang harganya 2.400k. Seketika mata saya pedih, dada saya sesak. Iya, gara-gara nggak kebagian tiket. Untuk menghindari nangis di tempat kerja, saya pergi ke kamar mandi dan nangis sesenggukan di sana. Kalian yang ngidol pasti tahu rasanya nggak kebagian tiket.
Padahal saya sangat berharap sekali bisa menonton konser ini, saya sudah membayangkan setiap hari saya akan senyum-senyum sendiri, karena mau live ketemu sama Taka dan kawan-kawan. Lha ndelalah kok belum jodoh ketemu. Efek dari kehabisan tiket ini, saya tidak hanya sekedar menangis, tapi saya menjadi tidak fokus bekerja, sedikit kurang nafsu makan, dan kadang saya menyesal, nggak tahu kenapa. Pokoknya menyesal.
Karena banyak yang mengeluhkan tidak kebagian tiket. Maka promotor pun sepakat untuk menggelar konser selama 2 hari, 30 Mei dan 31 Mei. Setelah mengalami kegagalan di tahap awal, saya sudah bersiap-siap untuk war tiket yang kedua. Sudah bisa booking, saya lega. Tinggal bayar, batin saya. Karena saya tidak punya m-banking dan sedang bekerja, saya sepakat dengan teman bahwa dia yang akan transfer. Di sini yang lebih nyesek sih, sudah transfer via smartphone tapi tidak ada konfirmasi berhasil atau tidaknya transaksi. Setelah saya ulang lagi mau booking, ternyata tiket sudah full booked semua. Kecewa untuk kedua kalinya. Dan jangan tanya rasanya kayak gimana! AMBYAR~
Kalau ada yang bilang, “Lah kan cuma kehabisan tiket, jangan dibandingin sama yang nggak lolos SKD dong. SKD kan buat masa depan, pertarungan hidup dan mati.” Lho lho lho, dikira bertemu dengan idol kita itu tidak berpengaruh terhadap hidup dan mati seseorang? Pernah dengar tidak kasus yang idolnya bunuh diri dan si penggemar juga ikutan bunuh diri? Ada korelasi yang erat ya antara penggemar dengan idol mereka. Seperti ketika Chester bunuh diri, seketika juga banyak yang mentakwilkan diri mereka kehilangan separuh jiwa mereka, termasuk saya!
Tapi ya namanya manusia, beda-beda penyebab dan cara bersedih. Manusiawi apabila kita sering merasa takdir tidak sesuai dengan keinginan kita. Tapi seburuk apa pun itu, sesakit-sakitnya tidak lolos SKD ataupun tidak kebagian tiket, sepertinya lebih sakit apabila mendengar mantan yang dulu pernah kita putuskan, selangkah lagi akan menjadi PNS. Itu rasanya, hmmm~
BACA JUGA “Konser untuk Republik” Itu Solusi Omong Kosong atau tulisan Rinawati lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.