Sering Ganti Ban Motor Nggak Bikin Pusing Lagi dengan Cara Ini

Sering Ganti Ban Motor Nggak Bikin Pusing Lagi dengan Cara Ini (Unsplash.com)

Sering Ganti Ban Motor Nggak Bikin Pusing Lagi dengan Cara Ini (Unsplash.com)

“Tips ini saya dapat ketika menambal ban motor di kawasan Umbulharjo, dekat XT Square, Kota Yogyakarta. Dijamin simpel, tapi berdampak besar.”

Sebagai seorang anak kos, berhemat adalah cita-cita besar saya. Sayangnya, cita-cita ini tidak selalu mulus karena berbagai alasan. Jajan dan belanja online menjadi alasan terbesar. Selain itu, perawatan motor juga menjadi pengeluaran rutin yang nominalnya sulit saya takar. Misalnya, tiba-tiba harus ganti ban motor.

Motor memang mempunyai peran penting bagi saya. Motor matik itu sudah setia menemani saya sejak masuk kuliah 8 tahun yang lalu. Sampai hari ini, motor uzur itu masih selalu ada untuk saya. Ia bahkan bisa “membimbing” saya sampai lulus dan bekerja di kota yang konon dicintai oleh banyak orang ini.

Sayangnya, selama 8 tahun menjadi pemiliknya, saya tidak selalu paham kondisi kendaraan. Mulai dari perawatan CVT, menentukan oli paling ideal untuk motor tua, sampai membaca kondisi ban motor. Oleh sebab itu, ketika servis rutin, saya kerap terlalu banyak mengambil tabungan. Saya jadi gampang percaya harus ganti ini dan itu.

Sudah jalan Tuhan

Namun rupanya Tuhan masih sayang pada hambanya yang rajin berdoa dan punya cita-cita untuk menabung ini. Tadi malam, tiba-tiba ban motor saya bocor ketika pulang kerja. Sial betul karena saya ingat kalau ban motor saya ini terlalu sering bocor. Ini saja belum genap 1 bulan. Sudah bocor lagi.

Makanya, lantaran malas harus menambal ban motor, saya berencana untuk menggantinya saja. Memang lebih cepat, meskipun artinya saya harus merelakan uang Rp100 ribu di dompet amblas begitu saja.

Dari jalan Dr. Soepomo, 5 menit berkendara dengan kondisi ban bocor saya masuk ke Jalan Veteran, Pandeyan, Kota Jogja. Di sana, saya menemukan bengkel bernama “Obah Mamah”. Sebuah nama yang menyimpan makna.

Malaikat bertopi di sebuah bengkel tambal ban

Pemilik bengkel yang terlihat sangat suka mengenakan topi itu menyambut saya dengan ramah. Dia langsung paham kalau ban motor saya bocor. Ketika dia sibuk memeriksa ban tersebut, saya langsung menumpahkan berbagai keluhan, termasuk bocornya tabungan karena ban bocor.

“Ganti saja, Pak. Sudah bocor berkali-kali. Padahal baru ganti bulan kemarin,” kata saya.

“Iya, Mas. Boleh. Mau pakai merek apa?”

“Kalau ganti baru, yang bagus merek apa, Pak?”

“Bisa pakai Federal, Pak. Ini standar.”

Saya mengiyakan saja saran dari si bapak. Wong saya nggak terlalu paham merek ban motor. Sebelum mengganti ban, tentu harus dibongkar dulu. Dan sewaktu membongkar, si bapak kaget melihat kondisi ban motor saya.

“Wah, pantas saja kalau belum 1 bulan sering bocor. Ini sudah tipis semua, berarti bukan beli baru, ya?”

“Baru, sih, Pak. Kayaknya. Baru diukir maksudnya,” jawab saya jadi malu.

“Ya sudah, besok lagi jangan beli ban motor yang diukir lagi. Itu ban lama yang dijadikan kayak baru. Sama saja sudah tipis.”

Cara menabung demi ban motor

Si bapak mewanti-wanti saya untuk tidak lagi membeli ban motor “hasil sulap” seperti itu. Yah, maafkan saya. Namanya juga lagi berusaha hemat. Ketika si bapak sibuk membuka bungkus ban motor yang baru, saya membuka obrolan lagi.

Nama bapak itu Paridi. Usianya baru 44 tahun dan sangat suka mengenakan topi berwarna hijau army. Saya mengobrol banyak dengan beliau. Ya soal kuliah, pekerjaan, sampai sepeda motor. Dan, malam itu, saya diberi tips menabung supaya aman kalau ban motor tiba-tiba bocor.

Tips menabung ini merupakan ide Pak Paridi sendiri. Menurutnya, jok motor itu bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Tidak terbatas untuk menyimpan jas hujan atau alat bengkel saja. Salah satu kegunaan jok motor adalah sebagai tempat untuk menabung!

Pak Paridi menegaskan bahwa yang ditabung tidak perlu uang ribuan atau ratusan ribu. Cukup uang koin lima ratusan atau seribu. Simpan di bawah jok biar selalu kamu ingat.

“Coba saja, Mas. Pokoknya langsung simpan di jok. Nanti kalau mau ganti ban motor pasti bisa terbantu dari uang yang kamu simpan di sana,” tegas Pak Paridi.

Berdasarkan pengalaman sendiri

Pak Paridi sendiri sudah lama menggunakan cara ini untuk mengakali pengeluaran terkait motor, salah satunya beli ban motor. Jadi, setiap perjalanan, beliau akan merasa aman karena ada uang di dalam jok. Memang, butuh kesabaran sampai kamu merasa aman. 

Sebagai anak kos, ini ide yang sangat menarik. Pasalnya, saya cukup sering mendapatkan kembalian Rp500 atau Rp1.000. Uang yang terkumpul, misalnya sampai Rp10.000, biasanya langsung ludes untuk jajan tahu bulat sepulang kerja.

Setia sama uang koin

Tips lain dari Pak Paridi adalah jangan menukar uang koin di jok dengan uang kertas. Alasannya, sih, klasik, yaitu uang kertas akan memicu orang untuk menggunakannya sehingga hasil nabung untuk beli ban motor bakal cepat habis. Ya sepele, tapi sangat masuk akal.

“Semisal udah seratus ribu, kalau ditukar uang kertas seratus ribuan nanti mesti dipakai,” katanya memberi peringatan.

“Saya juga dulu mengalami sendiri. Uang di jok bisa untuk servis. Pernah juga bisa buat beli ban motor dari recehan. Ingat, meskipun belum banyak, setidaknya tabungan di jok bisa membantu.” 

Life hack dari Pak Paridi sangat menarik. Mengingat biaya untuk kendaraan itu cukup besar, menabung akan selalu menjadi solusi. Berkat kreativitas beliau, saya jadi tercerahkan. Yah, gimana, ya. Buat anak kos seperti saya dan kamu, mendapatkan tips untuk hemat itu berkah.

Penulis: Nurul Diva Kautsar

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Para Montir di Bengkel Motor Seharusnya Bersyukur Masih Ada Orang Goblok seperti Saya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version