Seni Hidup di Jatinangor

Unpad Hipotesa jatinangor

Sudah, jangan ke Jatinangor

Dia sudah ada yang punya

Begitulah sepenggal lirik lagu “Sudah Jangan ke Jatinangor” dari The Panas Dalam. Mendengarkan lagu tersebut tentunya akan membuat rindu orang-orang yang pernah atau memang sedang tinggal di Jatinangor. Lirik lagu yang penuh dengan arti cinta dan kekecewaan karena seseorang yang kita cinta sudah dimiliki oleh orang lain.

Jatinangor adalah sebuah kecamatan di kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Tempat ini sangat dekat dengan lokasi kejadian yang geger beberapa waktu ke belakang yaitu kisah hilangnya Kang Yana yang saat ini syukurnya sudah ketemu. Ya semoga saja kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Balik lagi ke topik.

Sudah tiga tahun lebih saya tinggal di tempat ini. Semata karena letak kampus saya memang ada di sini. Jadinya mau tidak mau saya harus menikmati tinggal di kecamatan ini. Sudah banyak suka duka yang saya alami di sini. Dan seperti kebanyakan orang, cerita ini ada sisi dukanya, jadi, baiknya lanjut saja.

Perlu kalian tahu, kawasan Jatinangor ini merupakan salah satu kawasan pendidikan. Di tempat ini ada beberapa kampus yang berjejer alias berdekatan satu sama lainnya. Mulai dari IKOPIN, IPDN, ITB Jatinangor, sampai Unpad. Saya berkuliah di salah satu kampus tersebut. Semoga saja tahun depan saya sudah bisa lulus dari kampus tersebut agar bisa melanjutkan perjuangan meskipun sebenarnya berat juga harus meninggalkan tempat yang penuh dengan kenangan ini.

Tidak semua orang tahu tentang kecamatan ini, yang kebanyakan orang tahu hanyalah Bandung. Banyak orang yang mengira kalau kecamatan ini bagian dari Bandung, padahal mah beda tempat. Bandung ya adanya di Bandung, sementara Jatinangor adanya di Sumedang. Tidak jarang memang orang yang kuliahnya di kecamatan ini sering menyebut kalau dirinya kuliah di Bandung. Sama seperti saya saat pertama kali menginjakan kaki di kampus saya. Ketika ada orang yang bertanya kuliah di mana, spontan saya akan menjawab kuliah di Bandung. Padahal mah di kecamatan.

Selama tiga tahun lebih hidup di kecamatan kecil yang penuh cerita ini, saya sudah beberapa kali mengunjungi tempat-tempat tersembunyi yang tidak banyak orang tahu. Dengan begitu saya bisa menjadi tour guide bagi para wisatawan yang berkunjung meskipun hampir mustahil ada orang yang ingin berlibur ke Jatinangor. Sebagai salah satu orang yang sudah kenal dengan tempat ini, saya akan memberitahu kalian bagaimana seni hidup di Jatinangor.

Pertama, selalu tanamkan pada diri bahwa Jatinangor itu bukan di Bandung alias suatu kecamatan yang ada di kabupaten Sumedang. Meskipun dekat dengan Bandung, tapi tetap saja bukan Bandung. Kalau kalian pasang instagram stories dengan hastag sedang ada di Bandung padahal lagi di Jatinangor, fix kalian akan diketawain sama orang-orang Jatinangor, terlebih lagi sama mahasiswa di sana.

Kedua, jangan bingung kalau kesusahan nyari mal. Satu-satunya mal yang ada di Jatinangor adalah Jatos alias Jatinangor Town Square. Semua orang Jatinangor pasti tahu apa dan di mana Jatos: tempat semua orang menghabiskan uang di awal bulan. Kalian yang cari tempat untuk nonton bioskop, Jatos ini adalah jawabannya. Ingat ya, Jatinangor itu Sumedang, bukan Bandung. Tetap pakai pedoman itu.

Ketiga, jangan lupa pakai masker. Lah bukannya sekarang wajib pakai masker, ya? Iya, sekarang semua orang memang wajib pakai masker untuk menghindari virus. Tapi sebelum virus melanda, warga Jatinangor terutama mahasiswa, pekerja, atau pejalan kaki tidak akan ketinggalan pakai masker kalau sedang ada di jalanan. Pasalnya daerah ini merupakan kawasan lintas provinsi. Semua kendaraan yang hendak lintas provinsi Jawa Barat pasti akan melewati Jatinangor. Mulai dari mobil bermuatan barang-barang berat seperti truk atau tronton sampai kendaraan pribadi. Polusi sudah menjadi makanan sehari-hari warga yang tinggal di sini.

Keempat, jangan bingung kalau weekend tempat ini malah sepi. Sudah saya singgung sebelumnya kalau kawasan ini adalah kawasan pendidikan yang banyak mahasiswanya. Dengan begitu banyak pula pendatangnya. Selain mahasiswa, banyak juga pendatang dari kalangan pekerja dan pedagang. Beberapa dari mereka memilih untuk pulang kampung di hari libur kecuali yang rumahnya memang jauh alias menyeberang samudera.

Kelima, Persib nu aing. Daerah ini memang bukan Bandung, tapi sangat dekat dengan Bandung. Bahkan beberapa orang sudah terbiasa menyebut kalau Jatinangor itu di Bandung. Dengan kedekatan tersebut, sudah tidak asing lagi kalau warga di sini merupakan Bobotoh alias pendukung Persib Bandung. Setiap Persib main, warga di sini selalu melakukan nobar alias nonton bareng. Setiap minggu saya selalu mendengar teriakan warga yang sedang mendukung Persib bermain.

Nah itulah seni hidup di Jatinangor. Bagaimana, kalian tertarik tinggal di sini?

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version