Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Semurah Apa sih Negeri Kita sampai Bali Isinya Bule Semua?

Halim Mohammad oleh Halim Mohammad
12 Desember 2023
A A
Bagi Saya, Pesisir Utara Buleleng Bali Istimewa, Bukti Nyata Bhinneka Tunggal Ika bule

Bagi Saya, Pesisir Utara Buleleng Bali Istimewa, Bukti Nyata Bhinneka Tunggal Ika (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pertama kali menginjakkan kaki di Bali, saya dibuat kaget bukan main karena baru kali ini saya melihat bule sebanyak dan semembeludak ini. Sambil mondar-mandir nyari hostel murah yang sudah saya pesan di sebuah aplikasi, saya terus bertanya-tanya dalam hati, ini beneran di Indonesia gak, sih? Kok malah saya yang ngerasa asing?

Plot twist-nya, hostel yang saya pesan pun isinya bule semua, kecuali saya dan si resepsionis, pastinya. Tentu hal itu bikin saya sedikit membatin, karena modal bahasa Inggris yang hampir seluruhnya saya dapat dari rutinnya menonton film-film barat sama sekali belum teruji.

Memang bukan rahasia umum lagi kalau Bali merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal bahkan di kalangan wisatawan internasional. Dari dulu sampai sekarang, mereka yang datang ke Bali biasanya tidak menghabiskan masa liburan di satu daerah saja, tapi berkeliling dari satu tempat ke tempat lain selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.

Dulu saya sempat mengira kalau Bali hanyalah tentang pantai dan kebudayaan. Tapi sekarang saya sepakat jika Bali memang paket lengkap untuk dijadikan tujuan wisata. Hampir semua daerahnya menawarkan hal menakjubkan dengan pengalaman yang berbeda-beda. Dari mulai pantai sampai kebudayaannya yang beragam, spot diving dan hiking dengan view mengagumkan, sampai nuansa pesawahan yang saking indahnya bikin mata berkaca-kaca padahal sudah biasa saya temukan di Pulau Jawa.

Tapi yakin cuma hal itu saja yang bikin bule-bule betah?

Jumlah penduduk Bali sebanding dengan jumlah bule yang datang

Keheranan saya ternyata didukung oleh sebuah fakta yang nggak kalah mengejutkan. Bayangin, lebih dari 400 ribu bule datang ke Bali setiap bulannya, bahkan sempat menyentuh angka 540 ribu pada Juli kemarin. Kalau diakumulasiin, dari bulan Januari sampai Oktober tahun ini saja jumlah bule yang datang ke Bali hampir menyentuh angka 4,4 juta. Jumlah yang emang bener-bener gila, mengingat penduduk Bali saat ini pun hanya sekitar 4,4 juta jiwa.

Ya, mending, sih kalau tinggalnya cuma beberapa hari. Tapi faktanya, nggak sedikit tuh yang sengaja memperpanjang visa dan tinggal berminggu-minggu di hostel murah. Bahkan salah satu kenalan saya di Kuta sudah tinggal di Bali hampir 2 bulan dan sekarang malah ngajar surfing dari siang sampai petang.

Australia konsisten menjadi penyumbang bule nomor satu

Selama 3 kali saya pindah hostel, sebenarnya Bule yang saya temui itu kebanyakan berasal dari Eropa: Jerman, Italia, Belanda, Inggris, sampai Belgia. Tapi ternyata, lebih dari 25% wisatawan asing itu asalnya dari Australia, dan hampir selalu konsisten setiap tahunnya. Jadi, kalau misalnya jumlah rata-rata bule yang datang ke Bali tiap bulannya 400 ribu, sudah bisa ditebak kalau 100 ribu sekiannya itu adalah orang Australia.

Baca Juga:

Fakta Kerja di Bali Tidak Seindah Kata Orang

Sudah Saatnya Banyuwangi Pindah Ibu Kota, agar Pembangunan Kota Ini Merata dan Tidak di Situ-situ Aja

Secara geografis, letak Australia ini memang cukup dekat dengan pulau Bali jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sehingga cukup masuk akal kalau negara tersebut menyumbang wisatawan terbanyak. Walaupun sejujurnya saya sedikit heran, karena selama 7 hari di Bali saya gak pernah sekali pun ngobrol atau sehostel sama orang Australia. Padahal saya termasuk orang yang aktif bersosialisasi dan gak menetap di satu daerah saja. Apa orang-orang Australia emang nggak mau tinggal di hostel under 100 ribuan yang sekamarnya bisa sampai 8 orang? Atau mereka memang lebih prefer menghabiskan waktu dengan sesama orang Australia di daerah-daerah tertentu saja?

Auto jadi sultan dadakan!

Saya jadi ingat kalau saya punya seorang teman yang kuliah sambal kerja di Australia. Kita terakhir ketemu Juni tahun ini saat dia pulang ke Indonesia buat cabut gigi bungsu karena biaya cabut gigi di Australia mencapai 53 juta untuk 3 gigi (dokter menyarankan langsung cabut 3 gigi untuk meminimalisir gangguan syaraf). Sementara di Indonesia hanya sekitar 6 juta, itu pun karena terjadi komplikasi.

Biaya hidup di sana memang tergolong tinggi, sih. Normalnya harus menghabiskan 15-20 jutaan untuk seluruh keperluan bulanan. Dari transportasi, makan, tempat tinggal sampai pajak-pajaknya. Namun jumlah tersebut bisa dibilang sepadan karena upah minimumnya saja sebesar 23 dolar per jam atau setara dengan 237.000 rupiah. Ini per jam, loh. Per jam! Jadi kalau jam kerja di sana per minggunya 38 jam, dalam kurun waktu seminggu saja sudah bisa menghasilkan 9 juta atau sekitar 36 jutaan per bulannya. Apa kabar negeri kita yang rata-rata UMR-nya cuma di angka 2,7 juta?

Ini baru Australia. Belum termasuk negara-negara lain yang upah miminumnya jauh lebih besar.

Mereka bisa hidup di Bali dalam waktu yang lama. Kita? Boro-boro ke luar negeri, Bali aja susah

Dengan demikian, sudah bisa dipastikan kalau mereka auto kaya raya selama tinggal di Indonesia. Belum lagi kalau kerjaannya bisa di kerjain di mana saja seperti beberapa orang yang sempat sehostel dengan saya. Bahkan beberapa saat lalu saya sempat melihat konten di Instagram tentang seorang pria asal Spanyol yang sudah tinggal di Bali selama kurang lebih 7 tahun dan masih bekerja sebagai desainer interior di Spanyol. Ya, gimana nggak betah coba, tinggalnya di Bali, tapi gajinya gaji luar negeri.

Video itu juga mengingatkan saya pada kasus Kristen Grey yang sempat viral 2021 silam. Masih ingat? Perempuan asal Amerika yang sudah menetap di Bali selama satu tahun itu menjadi perbincangan setelah bercuit tentang enaknya tinggal di Bali karena murah dan nyaman bagi para pendatang. Kemudian diketahui kalau ia juga telah menulis dan memasarkan sebuah e-book berjudul Our Bali Life is Yours yang berisi ajakan terhadap orang luar untuk datang dan menetap di Bali.

Itu baru beberapa contoh. Kita nggak pernah tahu ada berapa banyak yang seperti mereka di Pulau Dewata atau bahkan di seluruh penjuru Indonesia. Mungkin selain pesona alam dan kebudayaannya, memang semurah itulah negeri kita di mata mereka. Wajar kalau kadang-kadang saya ngerasa cemburu dan iba pada diri sendiri. Mereka bisa tinggal berlama-lama di negeri kita, sementara gaji kita cukup buat apa kalau tinggal di negeri mereka?

Penulis: Halim Mohammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menguak Alasan Betapa Mengerikannya Cara Bule Mengendarai Motor di Bali

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Desember 2023 oleh

Tags: balibiaya hidup di balibulegaji australia
Halim Mohammad

Halim Mohammad

Masih bercita-cita jadi Power Ranger Hijau sampai sekarang.

ArtikelTerkait

Kerobokan, Kelurahan di Bali yang Ramah Perantau Mojok.co

Kerobokan, Kelurahan di Bali yang Ramah Perantau

26 September 2024
Orang Bali Sulit Menikmati Wisata di Tanah Kelahirannya Sendiri kuliah di bali

Kuliah di Bali Itu Enak Banget, Jelas Lebih Enak ketimbang Kuliah di Jogja dan Kota Lain!

10 Agustus 2024
obituari penyair umbu landu paranggi oleh sigit susanto terminal mojok.co

Umbu Landu Paranggi Berjaket Tentara dan Ia Memakai Pet ala Che Guevara

10 April 2021
Driver Ojol dan Taksol di Bali Amat Pantas Diberi Bintang 5, Pelayanannya Top Banget, Wajib Ditiru Driver Kota Lain

Driver Ojol dan Taksol di Bali Amat Pantas Diberi Bintang 5, Pelayanannya Top Banget, Wajib Ditiru Driver Kota Lain

10 September 2024
Tradisi Unik Pemakaman di Desa Trunyan Bali terminal mojok

Mengintip Tradisi Unik Pemakaman di Desa Trunyan Bali

19 September 2021
Desa Penglipuran di Bali Berhasil Mematahkan Omong Kosong (Unsplash.com)

Desa Penglipuran di Bali Mematahkan Omong Kosong Pauline Hanson, Senator Australia

10 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.