Semua Orang Harus Mengkritik Jokowi

mengkritik jokowi

mengkritik jokowi

Saya pikir sakit adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Indonesia saat ini. Kalau kata bang Pandji, sedang terjadi sesuatu yang aneh dengan Indonesia. Banyak sekali masalah yang bangsa kita alami saat ini. Terkatung-katung dan butuh untuk segera ditulung. Siapa yang bisa menolong? Pak Jokowi? Bukan. Bukan beliau, tapi kita. Hanya rakyat yang bisa menyelamatkan bangsa ini.

Sebentar, sebentar. Kalau kalian masih ada yang bingung dan bertanya-tanya memangnya ada apa sih sama Indonesia? Saya sarankan kalian ke luar sebentar dari gua-nya. Lalu tengok kanan-kiri, scroll lini masa atas-bawah—sampai menemukan berita-berita yang ramai dibicarakan belakangan ini. Ada masalah rasisme yang terjadi kepada orang Papua, ada masalah kebakaran hutan di Riau dan Kalimantan yang semakin parah, ada masalah pengesahan RUU PKS yang semakin terjal, dan tentu saja agenda pelemahan KPK dengan disetujuinya revisi UU KPK.

Jadi…gimana cara rakyat menyelamatkan negara dari masalah-masalah ini?

Bersuara!

Negara selalu bilang jika mereka adalah kepanjangan tangan dari rakyat, bahkan mengatas namakan suara rakyat karena suara-suara kita diberikan kepada mereka saat pemilu. Tapi selama ini, ketika rakyat bersuara, kok negara seakan-akan tidak pernah mendengarkan?

Kita harus berhenti melihat negara sebagai entitas yang budiman—yang bisa menyelesaikan semua masalah lalu membawa perubahan. Kita harus mengakui bahwa negara ini cukup kacau dan membutuhkan banyak sekali saran. Dan yang paling penting, Jokowi harus terus dikritik!

Kita butuh lebih banyak bersuara, kalau perlu, kita bikin kebisingan sekalian. Jangan biarkan para pejabat negara yang suka seenaknya itu tenang dengan segara keputusan yang sejatinya mengkhianati kepentingan rakyat. Bodo amat jika orang menilai kita cuman bisa berisik di sosial media.

Kita harus terus menerus mengkritik pemerintah, mengkritik Jokowi. Ini bukan soal kamu cebong-atau-kampret maka yang mengkritik Jokowi adalah kampret. Sudahlah, berhenti terus menerus memakai dikotomi itu lagi. Nggak guna.

Yang sebelumnya memilih Jokowi juga perlu mengkritik karena sebenarnya siapa sih yang kamu bela itu? Jokowi atau kepentingan rakyat? Tidak usahlah membela mati-matian idola kalian ini. Toh dengan mengkritik beliau, kalian jadi mengakui bahwa beliau juga manusia, selayaknya manusia, pasti banyak salahnya. Jangan mentang-mentang Anda pendukungnya, Anda iya-iya saja dengan kebijakan yang Jokowi buat padahal jelas-jelas kebijakan itu bertentangan dengan keinginan rakyat!

Pun yang tidak memilih Jokowi. Jangan sampai merasa jadi pihak yang paling bahagia dengan segala blunder yang dilakukannya. Kalian harus ingat bahwa kebijakan apa pun yang dibuat Jokowi, baik atau buruk, kalian juga akan kena dampaknya.

Juga untuk orang-orang yang golput. Jangan sampai merasa tidak memiliki beban dan jadi besar kepala karena sudah bisa memprediksi bahwa hal-hal buruk seperti ini akan terjadi. Orang-orang yang memutuskan untuk golput, khususnya yang golput karena ideologi dan memang tidak percaya kepada kedua kandidat calon presiden kemarin, saya yakin sekali bahwa suara kalian akan jadi suara yang tak kalah penting. Pemikiran progresif kalian itu dibutuhkan. Khususnya, untuk terus memastikan negara bisa berjalan sesuai relnya.

Mari berhenti terpecah-pecah dan berdebat di antara satu sama lain. Inilah saat yang paling tepat untuk bersatu dan melawan dengan bersuara. (*)

BACA JUGA Omong Kosong Soal Politik yang Tidak Ada Habisnya atau tulisan Muhammad Ikhdat Sakti Arief lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version