Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Semua (Memang) Salah Pemerintah

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
26 Agustus 2024
A A
Semua (Memang) Salah Pemerintah

Semua (Memang) Salah Pemerintah

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tidak sedang mengajak Anda sekalian untuk membenci, tapi kalau Anda mau berpikir sebentar saja dan tidak denial, saya yakin kalian setuju bahwa pemerintah tidak hadir untuk masyarakat. Ini semua bisa dilihat dari banyaknya masalah yang mudah ditemukan di tengah masyarakat, yang sebenarnya tanggung jawab pemerintah.

Sebagai contoh, penerangan jalan aja deh. Itu masalah yang amat klasik dan jelas dialami seluruh warga Indonesia dari Sabang-Merauke. Efek penerangan jalan yang buruk itu antara lain tindak kriminalitas dan kecelakaan. Tapi coba liat, kalau ada orang kena sabet di jalan yang gelap, atau kecelakaan di jalan yang gelap, kita nggak pernah menuding pemerintah, malah nyalahin korbannya.

Padahal, yang berwenang tentang pengadaan penerangan jalan itu ya pemerintah. Kalau pemerintahnya becus mah, nggak ada jalan yang gelap. Nggak ada ceritanya orang jatuh karena nggak bisa lihat lubang jalanan karena gelap. Orang-orang nggak perlu modif lampu motornya ganti biled kalau penerangan jalan yang ada itu mumpuni.

Itu baru perkara lampu jalan, “dosa” pemerintah masih banyak lagi.

Semua memang salah pemerintah

Menyalahkan pemerintah memang sepintas terkesan seperti perilaku pecundang. Bisanya mengeluh, tak mau mencari solusi. Sepintas. Padahal, kenyataannya, menyalahkan pemerintahan adalah hal yang amat, sangat, lumrah.

Pemerintah, siapa pun itu, apa pun jabatannya, memang dibayar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat dan melayani rakyat. Bahkan kita nggak perlu juga menyiapkan solusi. Kritik masyarakat terhadap kinerja pemerintah itu tak harus disertai solusi, kenapa? Ya karena mereka dibayar untuk mencari solusi itu. Kalau nggak mau, ya metu wae, rampung, enak tenan joh gajine gede tapi ra nyambut gawe.

Jadi kalau kalian melihat banyak konten menyalahkan pemerintah, jangan disinisin. Memang seperti itu seharusnya. Soalnya mereka mendapat mandat untuk melakukan tugasnya, dan dibayar untuk itu.

Masih bingung?

Baca Juga:

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

Mobil Dinas Pejabat Itu Memang Harus Mahal, kalau Bisa, Pilih yang Paling Mahal Sekalian

Gini. Kalian pernah komplain ke, misalnya, CS Shopee karena paketan nggak nyampe-nyampe? Nah, sebenernya kalian bisa juga komplain jika KTP-mu nggak kelar-kelar, sama halnya kayak kamu komplain paket yang nggak sampe-sampe. Pada dasarnya, ya memang kayak gitu kerjanya.

Jadi jangan lah kalian maki-maki kurir paket karena telat, tapi malah memuja-muja pemerintah yang nggak memperbaiki jalan rusak di daerah kalian. Keliru iki. Wong rakyat ini majikan aslinya kok.

Logika remuk

Orang-orang yang ada di pemerintahan ini, kan gajinya dari rakyat, dari kita bayar pajak. Tapi, kapan hari lalu, saya lihat konten yang amat mbajing, isinya kira-kira bilang orang yang banyak nuntut itu bayar pajaknya nggak seberapa, tapi nuntutnya nggak kira-kira. Lha ini mah kalau saya dengar langsung di depan muka, jelas tak pisuhi.

Ha ndasmu nek logikane ngono. Segala yang ada di kehidupan kita ini sudah kena pajak. Tuku kopi, beli rokok, belanja, dan sebagainya, itu kena pajak. Beli diamond Mobile Legends aja kena pajak, padahal tukune mung seuprit. Bisa-bisane bilang rakyat bayar pajak nggak seberapa.

Lagian, nggak ada hukumnya yang bayar pajak lebih gede lebih punya hak untuk menuntut pemerintah. Remuk betul logikamu, sini tak kasih kanebo, sana cuci muka.

Kasta pejabat

Yang terjadi hari-hari ini itu memang mengerikan. Pejabat punya kasta tersendiri, tak tersentuh, dan “memandang rendah” manusia lain. Sek, untuk ini kalian mungkin protes, tapi saya kasih contohnya biar kalian paham.

Kalian pernah nggak, sedang mengurus sesuatu, dan butuh tanda tangan orang-orang penting. Katakanlah, pak RT atau kepala sekolah. Kalian susah nggak mintanya? Prosedurnya panjang nggak? Nah, itu maksud saya.

Minta tanda tangan atau ketemu buat ngurus sesuatu aja susah, apalagi mengkritik. Ya itu cerminan yang terjadi antara rakyat dan pemerintah sekarang. Tugasnya apa, realitasnya apa. Kebalik-balik. Malah kita kerap diminta untuk tunduk, untuk hormat membungkuk, pada mereka-mereka yang harusnya jadi pelayan rakyat. 

Kita bikin KTP kadang dipersulit. Ngurus balik nama STNK begitu susah. Itu baru beberapa contoh bahwa pemerintah tidak hadir untuk masyarakat. Sekalinya hadir, tidak melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.

Menyalahkan pemerintah itu sah-sah saja

Inti yang mau saya sampaikan adalah, menyalahkan pemerintah itu sah, dan boleh-boleh saja. Benar, kita memang harus mengusahakan nasib kita sendiri, tapi tak berarti pemerintah cuci tangan dan bisa berleha-leha.

Rakyat jelas tak bisa memperbaiki jalan rusak, mengganti lampu jalan yang mati, memberantas stunting, memberantas klitih, menghilangkan korupsi di pemerintahan, dan masih banyak lainnya, sendirian. Itu tugas pemerintah, dan pegawainya memang dibayar untuk itu.

Jadi jika ada orang yang membela pemerintah dengan mengatakan rakyat malas dan rewel, biarkan saja, atau cerahkan mereka. Tapi jika ada petinggi pemerintahan yang bilang seperti itu… ah saya tak tahu harus bilang apa.

Hanya saja, terlalu banyak contoh apa yang rakyat bisa dilakukan ketika mereka muak dan akhirnya bersatu. Pemerintah kita tentu tahu betul tentang ini, sebab, mereka sedang melihat ini, sekarang ini.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bapak Saya Firaun, tapi Nggak Mengobrak-abrik Sistem agar Saya Bisa Dapet Pekerjaan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2024 oleh

Tags: kewajibanpemerintahrakyattugas
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Gorr Adalah Kita, Orang-orang Tertindas yang Ingin Melawan

Gorr Adalah Kita, Orang-orang Tertindas yang Ingin Melawan

30 Juni 2022
Nasib Anarko: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga pula terminal mojok.co

5 Usulan untuk Pemerintah Perihal Membimbing Anarko

23 Desember 2020
Sudah Saatnya Pemerintah Berhenti Main Duta-dutaan duta

Sudah Saatnya Pemerintah Berhenti Main Duta-dutaan

2 Oktober 2023
5 Fakta Unik Terkait Kampus STPMD "APMD" Jogja, Kampusnya Calon Pejabat

5 Fakta Unik Terkait Kampus STPMD “APMD” Jogja, Kampusnya Calon Pejabat

10 September 2023
Magang di Kantor Pemerintahan Memang Nggak Keren, Dapet Tugas Aja Belum Tentu, apalagi Dapat Ilmu

Magang di Kantor Pemerintahan Memang Nggak Keren, Dapet Tugas Aja Belum Tentu, apalagi Dapat Ilmu

24 November 2023
Konser Coldplay Cuma Sehari di Jakarta, Harusnya Pemerintah Sadar Diri dan Berbenah xyloband

Konser Coldplay Cuma Sehari di Jakarta, Harusnya Pemerintah Sadar Diri dan Berbenah

11 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa Mojok.co

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

11 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.