Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Selalu Ada Pihak yang Nelangsa di Acara Buka Bersama

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
25 April 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Percaya atau nggak, bukber atau buka bareng, bagi para handai tolan pecinta solidaritas semu, belakangan menjelma bak budaya atau setidaknya ya kesepakatan nggak tertulis. Kesepakatan yang setiap bulan puasa, acara ini selalu ada. Dan sialnya, dalam lingkungan saya, acara seperti ini selalu terlaksana.

Urusan penting nggak pentingnya bukber sih saya punya tarafnya tersendiri. Masuk kategori penting itu ya buka bersama keluarga, kerabat kantor, kelas yang masih aktif, sampai kolega pekerjaan. Wes, sebangsa itu, tok.

Semisal bukber alumni SMP, SD, TK, itu ya istilahnya reuni, temu kangen. Niatnya sih baik, menyambung silaturahmi. Namun, di lingkungan saya, reuni yang berbulu domba ini selalu menimbulkan konflik setelah acaranya terlaksana. Anehnya, tiap tahun selalu terlaksana. Pitikih.

Bukber model beginian, pasti ada satu orang yang ditumbalkan untuk jadi tuan rumah dan dihisap uang, tempat, dan tenaganya untuk menjadi tuan rumah bukber. Jyaaan, itu sudah nggak masuk akal sehat saya. Apakah tradisi busuk seperti ini ada? Sayangnya, masih banyak.

Masalahnya begini, semisal buka bersama diadakan di tempat yang netral, bayar sendiri atau ada HTM-nya, blas itu nggak masalah. Yang ditumbalkan, anehnya bukan salah satu dari panitia. Biasanya nih ya, bukber alumni itu selalu memakan tumbal salah satu anak yang dulunya terasingkan di sekolah. Ini menyeramkan.

Ha jadi panitia pasti enak cuma tinggal ongkang-ongkang kaki dan bikin list, “Yang mau ikut bukber, isi list, Lurd!” Lha yang kebagian jadi tuan rumah di acara bukber ini yang biasanya tersenyum kecut pada bagian akhir. Budaya menindas skala bajingan seperti ini, bahkan terus berlanjut sampai bulan yang suci.

SMP saya ini solid, tapi solidnya ini gur omong tok alias kayak silit. Mereka kumpul setiap bulan puasa, mengatasnamakan solidaritas, bergiliran dari rumah ke rumah. Acaranya gratis dan dibuat satu angkatan. Edyan, jika yang ketempatan anaknya Hary Tanoe we ya nggak masalah, semisal orang yang ketempatan itu sedang nggak punya uang lebih, ya ajur.

Pun kalau semisal beneran anaknya Hary Tanoe pun itu harus ada etika dan logika berpikir paling dasar. Apakah panitia yang menyelenggarakan punya otak, itu harus dirombak ulang. Mana ada sih sebuah “solidaritas” yang datang setiap satu tahun, tiba-tiba ngerepotin orang yang ketempatan bukber? Wah, aneh.

Baca Juga:

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

Tolong Jangan Paksakan Joget Velocity dalam Agenda Buka Bersama, Plis Banget!

Tindas menindas seperti ini, banyak menimbulkan kerugian bagi si empunya rumah. Kerugian berupa apa? Saya punya hasil observasinya.

Pertama, uang. Yang bikin hati saya kembang-kempis itu ketika si pemilik rumah bilang, “Padahal aku sama temen-temen SMP nggak deket-deket amat.” Demi Kerang Ajaib Ulululu, bener juga, ya. Semisal membakar uang untuk bukber keluarga, mungkin itu bukan problem. Lha ini sudah datangnya setahun sekali, nggak tahu malu pula.

Kita nggak pernah tahu kondisi keuangan seseorang bagaimana. Semisal ketika SMP anak orang tajir melintir, ya belum tentu sekarang masih tajir. Dunia maha mbolak-mbalik, kecuali para panitia yang nggak punya otak karena dunianya ya hanya mbolak dan mbolak. Nggak pernah mbalik.

Kedua, waktu. Jelas, tiap orang punya kesibukannya masing-masing. Ketika rumahnya kedatangan tamu yang cukup banyak, mobilitas satu hari di keluarga itu bakal mandek. Mandeknya pun karena hal yang nggak penting-penting amat, yakni ngeladeni alumni SMP yang bahkan wajahnya dan namanya sudah lupa.

Lagian apa susahnya sih booking satu tempat buat memuaskan dahaga solidaritas semu kalian? Sudah kuliah tapi otaknya masih kayak anak SMP. Ah, anak SMP sudah bisa mikir dan merasa kok. Sudah punya rasa pekewuh.

Ketiga, tempat. Ini rumah, Bung. Rumah buat tinggal. Sebesar apa pun, itu ya buat kepentingan yang lebih wahid seperti pengajian atau ketempatan ronda, bukan meladeni hasrat kalian mau buka bersama. Ada tempat yang harus dirombak, meja dan kursi dipindah-pindahkan. Semrawut hanya untuk menuntaskan rasa ingin kumpul kalian.

Toh saya masih percaya dengan konsep reuni. Yang mengadakan dan menyelenggarakan, biasanya mereka yang sudah sukses atau setidaknya sudah mapan. Mereka yang kuliah di kampus-kampus ternama. Yang kebetulan kurang beruntung belum dapat kuliah, ya hanya menjadi boneka dahaga afeksi kalian dengan dalih reuni di acara buka bersama. Anehnya, guna mengenyangkan afeksi si panitia, selalu ada orang yang dikorbankan.

Selamat buka bersama. Setidaknya ya jangan hanya buka puasanya yang sama-sama, tapi juga tanggung rasa repotnya menyelenggarakan cara ini dengan bersama-sama.

BACA JUGA Tidak Ada Ajakan Buka Bersama Hari Ini dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Desember 2021 oleh

Tags: Buka BersamaRamadanReuni
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam Mojok.co

Warak Ngendog, Mainan “Aneh” di Pasar Malam Semarang yang Ternyata Punya Filosofi Mendalam

12 Oktober 2025
pukis bikang tadarus takjil ramadan mojok

Pukis dan Bikang, Menu Berbuka dan Tadarus yang Tak Dianggap. #TakjilanTerminal19

22 April 2021
ramadan

Tipologi Aktivitas Anak-Anak di Bulan Ramadan

17 Mei 2019
5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan Terminal Mojok.co

5 Kebiasaan Unik Orang Madura Saking Antusiasnya Sambut Ramadan

6 April 2022
pesantren ramadan

Manfaat Pesantren dan Spirit Ramadan ala Santri Kilatan

15 April 2024
ngabuburit

Ngabuburit di Pasar Ramadan yang Menggerus Perasaan

17 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.