Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sejarah Gedebage, Daerah Pengangkutan Barang sejak Zaman Kolonial

Muhammad Afsal Fauzan S. oleh Muhammad Afsal Fauzan S.
2 Desember 2021
A A
Gedebage
Share on FacebookShare on Twitter

Main ke Bandung nggak asyik kalau nggak thrifting. Di daerah Gedebage ada Pasar Cimol yang biasa dikunjungi kaum milenial buat beli baju-baju keren nan murah. Gedebage merupakan kecamatan yang ada di Bandung, hasil dari pemekaran Kecamatan Rancasari. Tapi, tahu nggak sih sejarah daerah ini sampai bisa jadi seperti ini?

Seperti yang kita tahu, Gedebage pun jadi daerah dengan investasi yang lumayan besar di Bandung. Bahkan, banyak investor dari berbagai negara yang tertarik berinvestasi di tempat ini. Makanya kita bisa lihat banyak toko-toko bagus di daerah itu. Kok, bisa begitu, ya?

Setelah Priangan ditetapkan menjadi wilayah terbuka pada akhir abad ke-19, Pemerintah Kolonial mulai membangun jalur kereta api Jakarta-Surabaya. Tujuan pembangunan itu berlatar belakang ekonomi, sehingga bisa mengangkut hasil-hasil bumi di wilayah pedalaman pulau Jawa ke Batavia dengan lebih cepat.

Oke, kita mulai dari asal-usul nama Gedebage. Dari buku yang saya baca, ada dua pendapat soal arti nama daerah ini. Pertama, kata bage yang berasal dari kata bagage yang artinya bagasi atau tempat barang. Jadi, gedebage berarti bagasi yang berisi barang-barang besar.

Pendapat pertama itu bisa jadi benar. Soalnya stasiun kereta yang ada di sana memang dibuat khusus buat angkutan barang yang berukuran gede alias besar. Barang-barang yang diangkut adalah karung-karung berukuran besar yang berisi hasil perkebunan kina, kopi, dan pertanian rakyat lainnya dari wilayah Distrik Ujungberung Wetan.

Sampai sekarang, Stasiun Gedebage masih tetap menyandang fungsinya sebagai tempat mengangkut barang-barang besar beruta peti kemas. Dari pendapat yang pertama ini, kita sudah mulai paham, jadi sejak dulu daerah ini memang dijadikan tempat untuk mengangkut barang besar, sesuai dengan namanya.

Jangan beresin baca dulu, masih ada pendapat yang kedua. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kata bage dari menafsirkan kata dari bahasa Jawa yang berarti pohon asam. Soalnya, zaman dulu sebelum stasiun dibangun, di tempat itu ada pohon asam yang sangat besar.

Para pekerja pembangunan rel kereta api yang memang kebanyakan dari Jawa, Cirebon, dan wilayah pesisir utara lainnya, menamakan tempat tersebut dengan sebutan Gedehbage yang kemudian berubah menjadi Gedebage.

Baca Juga:

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

Buat saya pribadi, pendapat yang pertama lebih masuk akal. Sebab, Stasiun Gedebage yang dibangung pemerintah kolonial Belanda memang diperuntukkan untuk mengangkut barang-barang dari petani pribumi. Kalau hanya ada karena pohon asam yang besar, rasanya kurang ngena aja, gitu.

Apalagi Stasiun Gedebage memang menjadi salah satu stasiun paling tua di Bandung. Stasiun itu dibangun pada 10 November 1884. Setelah enam bulan sebelumnya, pada 17 Mei 1884 jalur kereta api Batavia-Bandung diresmikan.

Jadi, jangan aneh kalau kamu main ke Gedebage dengan sarana transportasi kereta api dan lihat banyak banget barang yang diangkut dan dikeluarkan dari gerbong kereta. Dari sejarah yang ada, hal itu menjadi kebiasaan dan membentuk Gedebage sebagai daerah pengangkutan barang.

Kalau kamu pengin ngerasain gimana rasanya hidup di era akhir abad-19, coba deh naik kereta api ke Gedebage. Itung-itung mengingat dan melihat jejak-jejak sejarah. Sambil nantinya berkunjung ke Pasar Cimol buat thrifting baju-baju keren.

Cuma saya sarankan buat kamu yang pengin main ke daerah ini di musim hujan gini buat hati-hati. Soalnya, daerah ini memang biasa menjadi langganan banjir ketika musim hujan tiba. Jadi, jangan lupa siapin jas hujan, payung, pelampung, dan sejenisnya.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2021 oleh

Tags: Bandunggedebagesejarah
Muhammad Afsal Fauzan S.

Muhammad Afsal Fauzan S.

Penulis, Digital Creator, Copywriter.

ArtikelTerkait

Mie Yamin Bandung vs Jogja, kuliner mana yang lebih enak_ (Unsplash)

Mie Yamin Bandung Superior Dibanding Jogja: Ribut Kuliner yang Efektif Memecah Bangsa

16 November 2022
Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Mitos Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki terminal mojok

Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki

8 Desember 2021
Kineruku: Tempat Favorit buat Skripsian Mahasiswa Bandung yang Terkenal Homey terminal mojok.co

Kineruku: Tempat Favorit buat Skripsian Mahasiswa Bandung yang Terkenal Homey

8 Juli 2021
Kawasan Braga Bandung dan Sekitarnya Itu Asyik buat Nongkrong, asal Nggak Ada Punglinya Aja

Kawasan Braga dan Sekitarnya Itu Asyik buat Nongkrong, asal Nggak Ada Punglinya Aja

16 Oktober 2023
Sejarah Gunung Manglayang yang Konon Disebut Pusaka Dewa terminal mojok

Sejarah Gunung Manglayang yang Konon Disebut Pusaka Dewa

1 Desember 2021
Meresapi Lagu-lagu Iksan Skuter yang Mewakili Aspirasi Anak Rantau terminal mojok.co

Bahasa-bahasa yang Perlu Dipelajari oleh Mahasiswa Jurusan Sejarah

12 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.