Sedang Mempersiapkan TOEFL ITP? Baca Buku Ini

Sedang Mempersiapkan TOEFL ITP? Baca Buku Ini

Sedang Mempersiapkan TOEFL ITP? Baca Buku Ini (pixabay.com)

Pertengahan 2020 lalu, saya mengikuti tes TOEFL ITP di salah satu tempat kursus bahasa Inggris di Cinere, Depok. Sedikit jauh dari rumah saya di Tangsel karena saat itu sedang awal PSBB dan tempat ini satu-satunya yang membuka tes offline. Skor yang saya dapat cukup memuaskan. Setidaknya bisa dipakai untuk mendaftar LPDP program doktor dalam negeri. 

Bukan pengalaman atau hasil tes yang mau saya bahas di sini, melainkan persiapan dalam menghadapi tes bahasa Inggris ini. 

Sebelumnya, kita bahas sedikit tentang TOEFL ITP. 

TOEFL ITP (Institutional Testing Program) merupakan tes yang ditujukan untuk keperluan lembaga atau perusahaan. Tes ini juga bisa digunakan untuk syarat beasiswa dalam negeri dan beberapa negara di Asia. 

ITP sendiri dikerjakan di lembaran kertas, mirip-mirip ujian sekolah. Ada tiga bagian di dalamnya: listening (dengan CD), structure and written expression, dan reading. 

Level dan tingkat kesulitan TOEFL ITP ada di bawah TOEFL IBT dan IELTS. Keduanya merupakan tes resmi yang diterima di seluruh institusi dan universitas dunia, termasuk negara-negara dengan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Pembeda besar keduanya ada di ujian speaking dan writing yang tidak ada di TOEFL ITP. 

Jadi, bisa dibilang ITP merupakan tes yang paling mudah karena hanya membutuhkan pemahaman grammar dan listening yang baik. Apalagi, pola soalnya tidak banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya. 

Saya sendiri menyiapkan diri kurang lebih tiga bulan sebelum tes dengan membaca satu buku dari Longman Preparation Course for the TOEFL Test: The Paper Test

Buku ini khusus saya sarankan untuk TOEFL ITP karena isinya tidak bertele-tele dan hanya membahas hal-hal yang keluar di ujian. Di dalamnya juga ada beberapa trik yang bisa dipakai kalau kamu sudah mentok saat sedang menjawab soal.

Biar lebih jelas lagi, ini poin-poin penting kenapa buku ini saya rekomendasikan. 

#1 Pembahasan bukunya bertumpu pada soal ketimbang penjelasan

Buku ini lebih mirip kisi-kisi daripada penjelasan detail tentang apa yang bakal kamu hadapi saat tes nanti. Oleh karena mengarah ke kisi-kisi, kamu akan bertemu soal-soal yang persis dengan tes aslinya. Dan, proses belajarmu akan bertumpu pada soal-soal tersebut. 

Bisa dibilang hampir 90 persen isi buku ini berisi soal ketimbang pembahasannya. Namun menurut saya, justru format ini lebih efisien dan membuat saya cepat paham.

Dalam tes structure and written expression, misalnya. Di awal, kamu akan diajari cara menjawab soal satu klausa (seperti kalimat “traffic was backed up for miles on the freeway”). Buku Longman ini membagi cara menjawabnya dalam lima skill (memperhatikan subjek-verba, memperhatikan preposisi objek, dan seterusnya). 

Tiap skill punya sepuluh soal. Dan setiap menyelesaikan lima skill, kamu akan dihadiahi dua tipe soal. Yang pertama adalah lima skill yang baru kamu pelajari, dan yang kedua adalah semua skill yang kamu pelajari dari awal sampai titik itu. 

Tingkat kesulitan soal akan meningkat dari nomor satu hingga terakhir. Saya sendiri selalu melihat kunci jawabannya setiap menyelesaikan soal. Kalau pun ada yang salah, saya pelajari kembali soal tersebut dari penjelasan buku ini dan bisa pula dari sumber lain di internet. 

#2 Ada tabel penilaian prediksi skor

Lewat buku TOEFL Longman ini, kamu juga bisa mendapatkan prediksi skor TOEFL sendiri. Tabel scoring information ini bisa kamu isi sendiri setelah mengerjakan semua pre-test, post-test, dan complete test. 

Tentunya fitur ini bagus untuk menentukan target skormu dan apakah kamu sudah siap untuk mengikuti tes sesungguhnya. 

#3 Diagnostic charts

Kalau mau jujur, ini sudah yang kedua kalinya saya khatam buku ini sebelum memutuskan ikut tes TOEFL. Yang pertama hanya di bagian structure grammar, dan yang kedua barulah keseluruhan bukunya. 

Setidaknya bagian diagnostic charts di akhir buku bisa menjadi semacam jalan pintas kalau kamu tidak ingin atau tak punya waktu membacanya berkali-kali. 

Sederhananya, diagnostic charts bisa menunjukkan skill apa saja yang mesti kamu pelajari ulang. Sama seperti scoring information, bagan ini baru dapat diisi kalau kamu sudah menyelesaikan semua pre-test, post-test, dan complete test. 

#4 Ada trik yang bisa dipakai kalau lagi kepepet

Bab appendix merupakan bagian menarik lainnya dari buku ini. Soal-soal di halaman utama biasanya akan memintamu untuk mengecek dan mengerjakan appendix, yang juga terdiri dari soal-soal. 

Appendix sendiri memberi pemahaman lebih jauh soal skill yang sedang kamu pelajari. Ada bagian appendix yang menurut saya wajib dikerjakan, seperti bentuk kata kerja pasif (formation of the passive). Sebagian lainnya juga ada yang bisa kamu lewati, misalnya idiom. 

Namun, tidak ada salahnya kamu menamatkan bagian ini supaya persiapanmu lebih matang lagi. Appendix word parts, terutama, cukup bagus bagi kamu yang kosa katanya nggak terlalu banyak. 

Bagian tersebut berisi beberapa pecahan kata yang bisa memberi petunjuk. Contohnya “dis-” yang membalikkan makna asli jika disambungkan dengan kata seperti “like”. Atau juga pecahan kata “cred-” dalam “credit” dan “credo” yang punya arti tindakan memercayai. 

Anggaplah appendix sebagai sub-quest dalam video game. Bagian ini tidak harus dilakukan, tetapi menawarkan reward yang membantumu dalam menghadapi tugas utama, yaitu tes TOEFL nanti. 

Selain mempelajari buku ini, kamu juga harus sering-sering membaca sumber berbahasa Inggris. Kalau bukan buku, cobalah menonton film atau series dengan subtitle bahasa Inggris. Itu sangat membantu saya dalam menambah pemahaman soal susunan kalimat bahasa Inggris serta kosakata dan idiomnya. 

Penulis: Arofah Hafizh Al’farisi
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version