Second Account, Tempat Paling Merdeka di Media Sosial

Second Account, Tempat Paling Merdeka di Media Sosial

Second Account, Tempat Paling Merdeka di Media Sosial (Pixabay.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri. Dulu, merdeka dikaitkan dengan perlawanan dengan penjajahan, kini, kemerdekaan selalu tentang kebebasan untuk berekspresi. Dan tempat paling merdeka untuk berekspresi adalah second account media sosial.

Mungkin ada di antara pembaca artikel ini yang tidak paham apa itu second account. Jadi, biarlah saya terangkan sedikit. Sedikit aja.

Second account, literally, maksudnya ya akun kedua media sosial kita. Bisa Twitter, Instagram, Facebook, atau LinkedIn. Eh, ngapaen punya second account LinkedIn… pokoknya itulah. Tujuan dibuatnya second account ya biar lebih bebas dalam berekspresi. Biasanya, akun tersebut diprivat, dan hanya orang-orang tertentu (non-judgemental) yang diberi akses.

Hubungan antara second account dan “kemerdekaan” seseorang memang pernah saya saksikan sendiri. Jadi, saya mempunyai seorang kawan yang di kehidupan nyatanya cenderung pendiam. Di akun IG-nya yang pertama pun, ia cenderung “tidak mencolok”. Tapi di second account, dia lebih bebas dalam berekspresi. Yang jelas, berbeda jauh dengan first account-nya.

Selain menjadi lahan untuk merasa “merdeka” dan terbebas dari semua “suara mengganggu” berupa opini orang-orang, second account juga dapat menjadi “topeng” bagi kita untuk mengikuti gerak-gerak seseorang di dunia digital. Sejatinya, hal ini sudah menjadi rahasia umum yang diketahui oleh sebagian besar orang. Banyak orang yang memutuskan untuk membuat akun kedua murni hanya karena satu tujuan: mem-follow seseorang yang rasanya “kurang enak” jika di-follow menggunakan first account. Siapakah seseorang tersebut? Ya, biasanya, sih, mantan atau gebetan, ya. Hehehe.

Lagi-lagi, kata “merdeka” sangat tepat untuk mendeskripsikan second account. Dalam konteks ini, kita sering merasa tidak bebas untuk mengikuti akun tertentu menggunakan akun pertama kita. Alasannya? Ya, balik lagi ke yang saya sebutkan di awal; bisa karena malu, jaim, dan sebagainya.

Oleh karena itu, second account pun hadir sebagai solusi terbaik bagi permasalahan tersebut. Di sana, kita bisa leluasa memberi like dan komentar terhadap posting-an orang lain, menyaksikan Instastory-nya, men-stalking-nya, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang terlalu berisiko bila dilakukan menggunakan first account. Kita seakan mempunyai “topeng” yang melindungi identitas kita.

Pada intinya, second account memang terbukti menjadi tempat terbaik bagi setiap individu untuk merasa “merdeka”. Mau posting foto selfie tapi belum pede menguggahnya di akun pertama? Ya, unggah saja di akun kedua. Mau iseng main gitar sambil cover lagu tapi takut dikasih komentar jelek oleh mutual kita di first account? Ya, unggah saja di akun kedua. Mau nonton Instastory mantan tapi jaim kalau dilakukan di akun pertama? Ya, kepoin aja lewat akun keduamu.

Mau ngata-ngatain negara? Pakai second… eh jangan deh. 

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Lewat Akun Alter, Gen Z Mencari Teman, Cinta, Popularitas, dan Perang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version