Manual brew, seenak apa pun itu, tak akan bisa mengalahkan segarnya kopi saset. Sebab, ya, tak ada kopi fancy di warmindo
“Kopi itu digiling, bukan digunting!”
Ucapan itu sempat populer di kalangan anak kopi tahun 2016-an ketika era Third Wave Coffee sedang melanda sepenjuru negeri. Tujuannya adalah menyindir orang-orang yang menikmati kopi saset, karena dianggap tidak menghargai rasa kopi asli. Pada masa itu, pokoknya siapa saja yang minum kopi saset nggak layak dianggap sebagai penikmat kopi. Untuk menikmati kopi itu ya harus minum yang berasal dari roasted beans, digiling dengan grinder, dan diseduh pake alat-alat kopi.
Minum kopi saset dianggap kuno. Pokoknya kopi saset itu bukan kopi, soalnya diambil dari biji kopi yang kualitasnya rendah. Padahal nggak tau aja, kalo perusahaan kopi saset itu berjasa besar bagi petani karena mau menampung kopi-kopi grade bawah. Ah, nggak mau lebih jauh membahas soalnya ini, nanti kena rujak lagi kayak pas saya bahas soal proses pasca panen eksperimental.
Secanggih apa pun lidahmu soal kopi, es Good Day Caribbean tetep yang paling seger
Harus diakui bahwa saya termasuk golongan yang pernah memandang rendah penikmat kopi saset. Biasa, namanya juga FOMO karena emang lagi cakep-cakepnya kopi manual brew pada masa itu. Gimana nggak memandang rendah, soalnya saya bisa merasakan berbagai notes unik dari secangkir kopi yang diseduh pake alat V60. Berbagai notes rasa itu mana bisa didapatkan dari kopi sasetan? Lidah saya sudah canggih dalam menikmati kopi. Masa mau downgrade dan minum yang rasanya cuma manis itu? Ogah lah. Kopi kok pake gula!
Misal pulang kampung dan ngumpul sama anak-anak karangtaruna, pas disuguhi kopi sasetan, jelas saya tolak. Sungguh merendahkan lidah canggih saya soal kopi. Ya, kurang lebih kayak gitulah betapa ekstrem dulu saya soal kopi-kopian.
Pada masa itu kayaknya lupa, kalo sebelum ada geger third wave coffee yang dimulai gegara film Filosofi Kopi, es Good Day Caribbean itu udah enak banget. Yang bisa ngalahin Es Good Day palingan cuma es Torabika Cappuccino, soalnya cakep aja bisa berbusa gitu kalo ngaduknya bener. Giliran FOMO kopi manual brew, aneh aja gitu apa yang dulunya udah enak banget di lidah, mendadak nggak doyan minum.
Baca halaman selanjutnya: Kemunculan para pendekar kopi…