Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Sebagus Itu…. Memang Sebagus Apa, Sih?

Gilang Oktaviana Putra oleh Gilang Oktaviana Putra
22 Agustus 2019
A A
sebagus itu

sebagus itu

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak cara buat mengisi waktu luang, salah satunya adalah dengan menonton film. Nonton film jadi hiburan yang murah dan menyenangkan jika kita bisa menemukan film yang tepat. Sebagai orang yang hanya suka nonton film satu sampai dua kali dalam satu bulan, memilih film apa yang mau ditonton bukan hal mudah buat saya. Saya biasa memilih film yang memberikan kesan kuat setelah menontonnya, tujuannya biar saya cukup nonton satu kali saja.

Sebelum memutuskan mau nonton film yang mana, saya biasanya mencari dulu rekomendasi film di website dan media sosial. Setelah menemukan beberapa film yang menurut saya menarik, baru cari review filmnya. Waktu mencari review film di media sosial, saya sering menemukan kalimat “ternyata film A sebagus itu” dan kalimat lain yang berisikan frasa “sebagus itu, semenarik itu, sesedih itu, seunik itu” dan sejenisnya. Jujur, hal pertama yang muncul di dalam pikiran saat melihat kalimat seperti itu bukanlah jawaban yang sedang saya cari, tapi pertanyaan lain: “sebagus apa filmnya? Apa maksud dari kata bagus yang mereka tulis?”

Entah apakah orang-orang yang sering menggunakan frasa “sebagus itu” dan sejenisnya sadar atau nggak bahwa mereka sudah membuat orang lain kebingungan karena kebiasaan mereka yang satu ini. Maksudnya, kalau memang ingin memberikan testimoni terhadap sesuatu, apalagi yang bisa dinikmati banyak orang seperti film atau lagu, kenapa nggak dibuat dengan jelas dan rinci? Bukan malah membuat orang lain bingung dengan memberi kesimpulan menggunakan frasa “sebagus itu.” Ukuran bagus, sedih, menarik, dan lainnya sangat subjektif sekali. Bagus menurutmu belum tentu bagus menurut saya dan orang lain.

Selain itu, secara bahasa, kalimat dengan frasa “sebagus itu” tanpa keterangan tambahan yang menjelaskan kata “bagus” adalah kalimat yang maknanya ambigu, nggak jelas. Coba bandingkan dua kalimat ini:
“nggak nyesel nonton film Endgame, sebagus itu buat ditonton.”
“nggak nyesel nonton film Endgame. Gelutnya seru, sedihnya dapet, endingnya juga nggak ngegantung. Sebagus itu buat ditonton”
Kalimat kedua lebih mampu menjelaskan maksud dari “film endgame bagus” daripada kalimat pertama, dan juga Kok seperti ini saja gak mengerti gitu loh. Buat apa coba belajar Bahasa Indonesia sejak kecil kalau membuat kalimat yang gak ambigu saja sulit buat dilakukan?

Maaf saja, tapi menurut saya kamu gak memberikan informasi apapun pada orang lain saat kamu menggunakan kesimpulan “sebagus itu” dan sejenisnya dalam kalimatmu. Apa kamu berharap orang lain buat langsung mengerti hanya dengan kesimpulan “sebagus itu” yang bahkan gak ada penjelasannya sama sekali? Apa kamu pikir orang lain punya isi kepala yang sama denganmu?

Hey tolong ya—dalam konteks memberikan testimoni pada sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang—frasa “sebagus itu” bisa saja membuat orang lain kecewa. Berbekal komentar semacam itu yang banyak saya temukan di media sosial, saya ikut nonton film Aladdin bareng teman-teman, dan ternyata buat saya filmnya biasa aja bahkan di bawah ekspektasi saya. Kok bisa-bisanya orang lain banyak yang bilang film ini bagus buat ditonton?

Pertanyaan selanjutnya, kenapa orang-orang senang sekali langsung lompat ke kesimpulan tanpa memerhatikan penjelasan yang justru adalah bagian paling penting dari sebuah komentar testimoni? Apa sekarang sudah ada kesepakatan sehingga kata “bagus, indah, sedih” dan sejenisnya dapat dipahami tanpa harus menjelaskannya lebih dulu? Setahu saya sampai sekarang belum ada yang seperti itu. Kalaupun ada, tolong beritahu saya biar nanti saya ada pegangan ketika mencari review film, lagu, atau buku di media sosial lagi.

Lewat tulisan ini, saya menyarankan orang-orang yang suka nulis “sebagus itu”—seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya—buat kembali ke jalan yang benar dan membiasakan melengkapi kalimat yang memuat frasa “sebagus itu” dengan menjelaskan apa yang kalian maksud sebagai “bagus” di sana. Cukup tambahkan beberapa kata agar kalimatnya punya makna yang lebih jelas lagi. Saya juga berharap tulisan ini sebagus itu agar bisa jadi bahan pertimbangan buat kita semua. hehe (*)

Baca Juga:

Review Elvis: Menyorot Sisi Kelam Sang King of Rock and Roll

Review Death on The Nile: kok Kayak Sinetron?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

 

Terakhir diperbarui pada 31 Januari 2022 oleh

Tags: film aladdinReview Filmsebagus ituTren Masa Kini
Gilang Oktaviana Putra

Gilang Oktaviana Putra

Penjaga toko buku daring di ige, suka ngoceh di twitter, dan pengin jadi kucing.

ArtikelTerkait

ootd

Tipe-Tipe Peserta Jalan Sehat Dilihat dari OOTD-nya

16 Agustus 2019
eksploitasi

Benarkah Kpopers Sering Jadi Objek Eksploitasi?

11 Oktober 2019
Klasemen Zodiak Paling Ndakik Berdasarkan Tanggal Lahir Tokoh Anime ramalan zodiak

Fakta Santuy Ramalan Zodiak: Dari yang Katanya Mirip Hingga Hanya Tertarik

2 Oktober 2019
Quarantine Tales, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi terminal mojok.co

‘Quarantine Tales’, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi

30 Desember 2020
film india

Memangnya Kenapa Kalau Saya Suka Menonton Film India?

8 Agustus 2019
caper

Ketika Benda-Benda di Sekitar Kita Beralih Fungsi Jadi Properti Aksi Caper di Medsos

27 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.