Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax setelah AirAsia

Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax

Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax (MarcelX42 via Wikimedia Commons)

Maskapai LCC terbaik nomor dua di dunia setelah AirAsia, Scoot, bikin saya jatuh hati pada penerbangan pertama.

Ada banyak sekali maskapai low cost carrier (pesawat bertarif rendah) di dunia ini. Saking banyaknya, jarang ada yang mengingat semua namanya. Memang cukup susah bagi maskapai LCC untuk diingat oleh penumpangnya, sebab pada umumnya pelayanannya standar saja, tapi harganya murah. Oleh karena itu, tak banyak orang yang setia dengan satu maskapai LCC. Maskapai mana yang sedang memberikan diskon dan tiket paling murah, itulah yang akan dipilih.

Akan tetapi saya memiliki pengalaman yang berbeda dengan Scoot. Meskipun termasuk kategori maskapai LCC, maskapai dari Singapura ini cukup melekat di hati saya sejak pertemuan pertama. Kesan pertama yang baik membuat saya jatuh hati dan beberapa kali memilih pesawat Scoot jika mau ke Singapura.

Pertama kali naik Scoot dari Taipei ke Singapura

Saya pertama kali naik pesawat Scoot bukan karena pilihan sendiri, tapi karena dipilihkan Traveloka. Ceritanya waktu itu saya membeli tiket promo Traveloka dari Osaka (Jepang) ke Surabaya. Dalam tiket murah tersebut, ternyata saya harus beberapa kali transit menggunakan maskapai berbeda.

Rutenya seperti ini: dari Bandara Kansai (Osaka) menuju Bandara Taoyuan (Taipei) menggunakan Peach Airlines. Kemudian dari Bandara Taoyuan (Taipei) ke Bandara Changi (Singapura) menggunakan Scoot. Dari Changi ke Surabaya saya menggunakan Scoot lagi, tapi dengan pesawat yang berbeda.

Ribet, ya? Tapi begitulah cara saya bepergian ke luar negeri dengan pesawat murah. Kalau cuma oper pesawat sih biasa. Saya dulu juga sering tidur di Bandara Changi.

Maskapai Scoot solutif

Lantaran saya transit di Taipei menggunakan pesawat yang berbeda, saya harus melewati imigrasi bandara Taipei menggunakan pesawat yang berbeda. Saya harus melewati imigrasi bandara dengan membawa visa transit RRC. Saya sudah mempersiapkan hal tersebut. Secara dokumen sebenarnya nggak ada masalah, yang jadi masalah justru waktu transit 5 jam di bandara Taipei ternyata nggak cukup.

Sebenarnya 5 jam waktu yang lama, tapi hari itu cuaca di Kansai buruk dan pesawat Peach Airlines terpaksa mundur dari jadwal yang seharusnya. Akhirnya kami sampai di Taipei molor hingga 3 jam dari jadwal yang ditetapkan.

Masalah bertambah besar karena antrean imigrasi di Bandara Taoyuan panjang banget. Antrean BLT di kantor pos kalah panjang. Padahal ada 7 pintu imigrasi yang dibuka; 5 pintu melayani paspor RRC, 2 pintu melayani paspor luar negeri. Tapi tetap saja waktu 2 jam nggak akan cukup untuk melewati imigrasi.

Akhirnya saya menghubungi customer service pesawat Scoot via telepon dan menceritakan kondisi yang saya alami. Singkat cerita, pihak Scoot menginformasikan jika saya tetap bisa naik pesawat karena tiket saya di-reschedule ke penerbangan Scoot berikutnya. Kabarnya ada lebih dari 5 warga negara Singapura yang mengalami masalah seperti saya: terjebak antrean imigrasi.

Saya perlu mengapresiasi Scoot. Meski bukan pemegang paspor Singapura, saya masih diperhatikan dan nggak ditinggal begitu saja. Meskipun saya harus menelepon pihak maskapai berkali-kali, tapi pihak maskapai benar-benar solutif.

Kalau saya naik maskapai kelas satu seperti Singapore Airlines sih wajar diperhatikan sampai seperti itu, tapi ini saya naik maskapai LCC, lho! Pengalaman naik pesawat Scoot inilah yang membuat saya mengingat maskapai ini dengan positif.

Fyi, Scoot adalah anak perusahaan Singapore Airlines. Biasanya, maskapai LCC yang satu grup dengan maskapai kelas satu kualitas LCC-nya juga bagus. Contohnya Citilink (anak perusahaan Garuda) dan Peach Airlines (anak perusahaan ANA Airlines).

Pramugari di pesawat Scoot sat-set

Jangan bayangkan pramugari di pesawat Scoot seramah Citilink, ya. Percayalah, pramugari ramah banget hanya umum di maskapai Indonesia. Kalau maskapai luar negeri keramahannya biasa saja.

Bagi orang yang biasa terbang dengan maskapai lokal pasti akan beranggapan pramugari Scoot nggak ramah. Tapi kalau kita bandingkan dengan maskapai LCC luar negeri lainnya, ya standarnya memang begitu. Para pramugari ini nggak harus senyum terus layaknya pramugari Citilink dan kasir Indomaret.

Kelebihan pramugari di pesawat Scoot yang saya naiki adalah mereka sat-set. Mereka cekatan dan langsung menawari penumpang untuk mengangkat koper ke kabin pesawat.

Scoot sendiri menerima penghargaan maskapai LCC nomor dua terbaik di dunia versi SkyTrax selama 3 tahun berturut-turut. Artinya, maskapai yang memiliki warna kuning ngejreng ini memang memiliki kualitas layanan yang baik, hanya kalah sedikit dari AirAsia yang menjadi LCC nomor satu di dunia.

Jadwal tepat waktu

Saya beberapa kali naik pesawat Scoot dari Surabaya ke Singapura dan hampir semuanya berangkat sesuai jadwal. Kalaupun terlambat biasanya nggak lebih dari 15 menit. Keterlambatannya masih masuk akal, apalagi bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan jam karet.

Harga tiket murah dengan rute yang beragam

Harga tiket Scoot juga murah, apalagi kalau tujuan wisata kalian ke Singapura. Terbang dari Surabaya ke Singapura naik pesawat Scoot hanya Rp900 ribuan. Harga tersebut bahkan lebih murah dari tiket Citilink Surabaya ke Halim Perdanakusuma Jakarta.

Selain murah, Scoot juga memiliki pilihan rute penerbangan yang banyak. Hampir semua rute penerbangan Singapore Airlines di seluruh dunia juga dilewati oleh Scoot. Di Indonesia, maskapai asal Singapura ini sudah masuk di delapan kota, yaitu Surabaya, Jogja, Jakarta, Lombok, Semarang, Makassar, Balikpapan, dan Manado.

Sejak dua tahun lalu, pesawat ini juga menyediakan rute langsung ke Jeju Korea Selatan via Singapura. Jeju adalah pulau di Korea Selatan yang menerapkan bebas visa. Bagi pencinta drakor yang bingung  ngurus visa, bisa banget nih ke Korea naik pesawat Scoot dengan tujuan Jeju.

Fasilitas kabin cukup memadai

Selain layanan WiFi dan entertainment layaknya LCC lainnya, Scoot juga menyediakan fasilitas Scoot in Silent bagi kalian yang nggak suka suasana pesawat berisik. Dalam Scoot in Silent, penumpang yang boleh memesan kursi harus di atas 12 tahun. Kalau kalian tipe orang yang nggak suka mendengarkan bayi menangis di dalam kabin pesawat, bisa banget memesan Scoot in Silent ini.

Bertemu Pokemon kalau beruntung

Jika beruntung, kalian juga bisa mendapatkan pesawat bernuansa Pokemon. Scoot memiliki pesawat jet Pikachu TR. Pesawat yang dimodifikasi dengan nuansa Pikachu ini lengkap dengan menu makanan ala Pikachu dan awak kabin yang berseragam Pikachu. Penggemar Pokemon pasti girang, sih.

Kekurangan Scoot

Nggak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk Scoot. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, setidaknya ada dua catatan buruk saya untuk Scoot.

Pertama, harga makanan di pesawat ini lebih mahal dibandingkan LCC lain seperti AirAsia. Mungkin karena standarnya dollar Singapura, ya. Masa air mineral harganya 3 SGD (Rp36.000), di Indonesia uang segitu dapat air mineral satu kardus.

Kedua, kabin pesawat terlihat usang. Beberapa pesawat Scoot memang bekas digunakan Singapore Airlines. Pesawatnya sih masih layak terbang dan kursinya cukup nyaman, tapi warnanya terlihat kusam dengan jendela yang kadang butek. Jadi nggak estetik kalau mau foto awan, kan? Hehehe.

Akan tetapi selain dua masalah remeh tersebut, selebihnya sih maskapai satu ini oke-oke saja. Setidaknya berdasarkan pengalaman pribadi saya, ya.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Keuntungan Naik Pesawat Citilink Jakarta-Surabaya yang Nggak Disadari Penumpang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version