Uang 2 ribu emang kecil, tapi ya tetap saja nggak ikhlas
Uang dua ribu memang kecil. Cuman, kita nggak sepatutnya mengeluarkan uang ke orang yang tidak melakukan kinerjanya secara maksimal. Pekerja itu kan dibayar karena melakukan pekerjaannya. Itulah dasar konsep gaji: kamu bekerja, kamu dibayar. Nah, tukang parkir ya harusnya gitu. Mereka menata motor, bantu kita keluar dari parkiran. Mudah kan?
Ya memang mudah, tapi lebih mudah untuk tidak bekerja wqwqwqwqwq.
Masalah ini menurut saya emang udah seharusnya segera diatasi. Walau sebenarnya perkara parkir ini udah diatur, tetep saja masih banyak yang liar. Kita nggak pernah tahu parkiran itu legal atau tidak, tapi kita tetap membayar parkir di situ. Pun, kita masih nggak dapet jasa yang maksimal dari uang yang kita keluarkan. Kayaknya sih uang parkir itu nggak bisa lagi disebut uang parkir, tapi bayar biaya masuk.
Retribusi mah jelas, uangnya masuk ke negara. Parkir?
Jadi ya, saya nggak bisa ikhlas mengeluarkan uang kepada tukang parkir. Apalagi jika saya nggak mendapat jasa yang sesuai. Beda cerita kalau beneran dibantu parkir, tentu saya tak masalah. Cuman, ya, jika kudu mengeluk-elukannya, bentar dulu. Rasanya bakal aneh. Ini kayak kita sedang memuji pemain bola yang mengoper ke kawannya. Alias, aneh!
Penulis: Tri Andini
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut