Wacana Bekasi gabung ke DKI Jakarta, sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan mantan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendy, mengaku lebih memilih gabung Jakarta, ketimbang menerima pinangan dari Provinsi Bogor Raya yang digagas oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.
Banyak pro dan kontra ketika membahas wacana tersebut, baik di tataran elite politik maupun di warga kelas bawah. Sebab wacana ini bukanlah hal yang sepele bagi Bekasi dan warganya.
Tapi, sebagai warga Kabupaten Bekasi, kalau disuruh memilih, saya lebih memilih Bekasi (kota dan kabupaten) gabung Jakarta, daripada harus tetap bersama Provinsi Jawa Barat, seperti sekarang ini. Saya yakin, banyak warga Bekasi yang setuju dengan pilihan saya ini.
Sebelum fans Ridwan Kamil garis keras atau warga Jawa Barat lain marah-marah, izinkan saya untuk menjabarkan beberapa alasan terkait pilihan saya tersebut. Tentu alasannya bukan karena nggak cinta Jawa Barat ya. Lantas alasannya apa saja?
#1 Sejarah
Sebenarnya, di masa lampau, Bekasi itu bagian dari Jakarta. Kira-kira sejak abad ke-16 hingga pertengahan tahun 1950. Dulu, Bekasi adalah bagian dari Kawedanan Jatinegara, yang merupakan bagian dari Jakarta. Kalau sekarang, Bekasi masuk provinsi Jawa Barat. Sedangkan Jatinegara tetap menjadi bagian dari Ibu Kota.
Maka, berdasarkan sejarah, Bekasi memiliki ikatan yang erat dengan Jakarta. Dan bisa saja, ikatannya memang lebih erat ketimbang dengan Jawa Barat, mengingat Bekasi baru gabung Jawa Barat pada 1950, sewaktu Indonesia masih federal. Pada waktu itu, nama daerahnya belum Jawa Barat, tapi Negeri Pasundan.
#2 Kultur
Secara kultur, Bekasi (terlihat) lebih erat dengan Jakarta, terlebih untuk Kota Bekasi. Kita bisa lihat bahwa banyak adat istiadatnya yang mirip Betawi. Bahasa yang dipakai pun banyak terpengaruh oleh Betawi. Kulinernya pun mirip. Kurang erat apa lagi coba?
#3 Punya sistem transportasi publik yang baik
Kalau mau daerahnya nyaman, harus memiliki sistem transportasi publik yang baik. Sebenarnya, bukan cuma baik saja, kalau bisa, tarifnya juga murah. Apakah mungkin? Banget, liat aja Jepang.
Sayangnya, Jawa Barat belum punya sistem transportasi publik yang baik. Berbeda dengan Jakarta, yang sudah memiliki sistem transportasi publik yang baik. Meski masih banyak kekurangan, tapi kita tidak bisa mungkiri kalau transportasi kota ini memang baik.
Yang jelas, Jakarta punya JakLingko. Buat yang belum tau, JakLingko adalah sistem transportasi terintegrasi, mulai dari rute, pembayaran dan manajemennya. Integrasinya bukan cuma melibatkan TransJakarta dan MRT saja, tapi melibatkan angkot dan LRT juga.
Bayangkan jika Bekasi gabung Jakarta, pasti sudah ada JakLingko. Sistem transportasi terintegrasi dengan harga terjangkau. Yakin nggak mau gabung?
#4 Merasa dianaktirikan
Jujur, saya merasa Bekasi dianaktirikan oleh Pemprov Jawa Barat. Fokus pembangunan dan perkembangan daerah dari Provinsi, rata-rata menyasar area Bandung Raya. Contoh yang paling anyar adalah pembangunan Masjid Al-Jabbar. Setelah itu, mau ada lagi pembangunan patung Soekarno di Bandung.
Kayanya Kang Emil lebih suka buat bangunan monumental gitu, daripada menyelesaikan permasalahan warga Jawa Barat yang sesungguhnya.
#5 Bakal punya pemimpin yang mentereng
Kira-kira sudah satu dekade, DKI Jakarta selalu punya pemimpin yang mentereng. Mulai dari zaman Jokowi, dilanjutkan oleh Ahok, sampai yang terakhir adalah Anies Baswedan.
Terlepas dari kritikan berbagai pihak dan para pendukung tokoh-tokoh tersebut, ketiga Gubernur itu, semuanya bisa bekerja. Minimal, kerjanya lebih nyata ketimbang Wali Kota Bekasi, yang pada akhir tahun 2021, kena OTT KPK.
#6 Mitra Jakarta dari dulu kala
Sejak lama, Bekasi terus-terusan menyangga dan bermitra dengan Jakarta. Contohnya, dalam hal sepele seperti sampah. Sejak 1989, Jakarta selalu membuang sampah di TPST Bantargebang. Tolong dong Pemda DKI, jangan cuma ngasih sampah, kasih juga kesempatan kami untuk jadi bagian dari Jakarta.
#7 Supaya nggak diledekin lagi
Kabarnya, kalau Bekasi gabung Jakarta, namanya bakal ganti jadi Jakarta Tenggara. Kalau sudah begitu, anak-anak Jakarta bakal kesulitan meledek Bekasi. Soalnya udah nggak dianggap planet lain, kek biasanya.
Begitu sekiranya beberapa alasan yang membuat saya setuju Bekasi gabung Jakarta. Saya kira sih, nggak ada ruginya juga kalau Jakarta menyetujui. Win-win solution banget ini.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Di Bekasi, Ramalan Cuaca Seakan Tak Berguna